Maya Hasan dan Keajaiban Suara

Saat umurnya separuh abad, tahun ini, Maya Hasan tak menyangka semakin menggeluti dunia penyembuhan. Ia meyakini tubuh ibarat dokter dengan kemampuan menyembuhkan semakin mujarab jika diiringi gelombang suara yang tepat.

KOMPAS/DWI BAYU RADIUS

Maya Hasan

Maya Hasan tak jemu-jemunya belajar meski telah diakui sebagai harpis yang mumpuni. Beranjak dari sekadar penghibur, ia telah menjadi praktisi pemulihan kesehatan dengan musiknya. Beragam keluhan klien diredakan memakai gelombang suara untuk memperbaiki sel-sel.

”Awalnya, saya bawa harpa ke rumah sakit untuk menenangkan pasien-pasien,” ujarnya di Jakarta, Rabu (2/11/2022). Maya juga bermain musik untuk meredakan migrain teman-temannya. Ia sungguh takjub menyaksikan keampuhan medium tersebut yang diistilahkannya keajaiban suara.

”Ternyata, nyerinya hilang. Saya garuk-garuk kepala. Bingung. Saya enggak ngerti sampai belajar kuantum dan bioresonansi,” katanya. Suara alam yang menyehatkan kerap teredam dengan rutinitas kekinian, berikut kebisingan mesin-mesinnya.

”Jadi, suara itu yang dipaparkan lagi. Saya sekolah tahun 2000. Dapat sertifikat internasional dari Amerika Serikat dan terus belajar,” ujarnya. Respons tubuh yang amat positif memotivasi Maya membuka Grotto di Jakarta Selatan pada tahun 2020.

”Saya praktik juga. Grotto kalau diterjemahkan bebas artinya gua air dan tempat berlindung. Bahasa Italia,” kata Maya. Ia meyakini tubuh ibarat dokter dengan kemampuan menyembuhkan semakin mujarab jika diiringi gelombang suara yang tepat.

Maya pun menuntaskan shooting beberapa film saat pandemi. Ketika umurnya tepat separuh abad, tahun ini, ia tak menyangka kian menggeluti dunia sinema dan penyembuhan. ”Lumayan juga tantangannya menerima konsumen waktu pandemi lagi tinggi. Wah, segala pencegahan dilakukan,” ujarnya.