Orang-orang mengambil baja dari Cilegon, pas balik ke Cilegon, bajanya sudah jadi cangkul. Saya lalu berpikir, masak orang Cilegon sendiri malah tidak bisa bikin.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·2 menit baca
Wali Kota Cilegon Helldy Agustian gemas melihat banyak petani menggunakan cangkul impor. Itu juga terjadi di kalangan petani dari Kota Cilegon, Banten.
”Orang-orang mengambil baja dari Cilegon, pas balik (ke Cilegon) sudah jadi cangkul. Saya lalu berpikir, masak orang Cilegon sendiri malah tidak bisa bikin?” ujarnya.
Helldy lalu memutar otak. Ia mengundang Krakatau Steel untuk berdiskusi terkait produksi cangkul lokal dengan bahan-bahan lokal. Mereka pun sepakat memproduksi cangkul dengan tenaga kerja lokal.
Dengan melibatkan ratusan orang dari Persatuan Pencak Silat Indonesia Cilegon, cangkul-cangkul lokal mulai diproduksi secara massal pada 2021. Sejak saat itu, promosi cangkul yang diberi nama Cangkul Merah Putih Karya Wong Cilegon tersebut terus digencarkan.
Sudah dua kali Helldy membawa puluhan cangkul lengkap dengan gagangnya ke luar daerah sebagai upaya memperkenalkan produk lokal Cilegon itu. Salah satunya dalam acara City Leaders Community-Kompas Collaboration Forum (KCF) di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (3/9/3022). Dalam acara yang diselenggarakan harian Kompas bekerja sama dengan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia itu, Helldy membawa 80 cangkul untuk dipromosikan. Cangkul itu dibagikan kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, Kepala LKPP Abdullah Azwar Anas, dan para wali kota yang hadir.
”Cangkulnya lebih tebal dan lebih kuat dibanding cangkul impor. Dari segi harga juga tergolong murah. Untuk cangkul khusus pabrik Rp 50.000 per buah, lengkap dengan gagangnya. Sementara itu, untuk cangkul khusus pertanian dan suvenir masing-masing Rp 60.000 dan Rp 75.000 per buah,” tuturnya.