Ibnu Jamil sebenarnya sudah meyaksikan ”Before, Now & Then” saat menghadiri festival film Jerman, Berlinale, awal tahun 2022. Saat menonton film yang disutradarai Kamila Andini itu untuk kedua kalinya, ia malah terharu.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
Ibnu Jamil sungguh tak menyangka bakal begitu terharu menyaksikan Before, Now & Then (Nana). Ia tak sadar menitikkan air mata saat penayangan khusus film tersebut.
”Kali ini, saya sebenarnya nonton kedua kali. Pertama, waktu Berlinale (festival film di Jerman), awal tahun 2022,” kata Ibnu, yang memerankan tokoh Raden Icang dalam film itu, di Jakarta, Kamis (18/8/2022). Saat itu, ia malah takjub dengan kepiawaian Kamila Andini yang menyutradarai Before, Now & Then.
”Andini bisa mentransfer energi yang luar biasa. Keras, tapi adegannya lembut. Tadi, istri saya juga nangis pas adegan emosional,” katanya.
Ibnu paling sedih saat menyimak senandung Nana (Happy Salma) dengan bahasa Sunda yang sedang membelai anaknya sambil tersedu-sedu. ”Perjuangan perempuan yang enggan menyimpan rahasia hidupnya. Negara saat itu juga sedang tidak stabil. Pemberontakan masih terjadi di sana sini,” ujarnya. Icang, prajurit yang sangat misterius dan sempat menghilang, tak dijelaskan pula asal-usulnya.
Menurut Ibnu, penonton film itu akan memahami karakternya sebagai Icang dengan penilaian masing-masing. Icang punya kontribusi terhadap hidup Nana ke depan.
Ibnu yang berdarah Betawi berusaha keras mengatasi kesulitan memainkan karakter Icang karena semua dialognya menggunakan bahasa Sunda. Pemain-pemain lainnya pun berdialog dengan bahasa yang sama. Karena itu, ia menganggap semua adegannya susah.
”Kalau saya main sinetron yang biasanya komedi, cuma pakai logat (Sunda). Paling, kalau ngomong Sunda, alah kumaha ieu (bagaimana ini),” katanya sambil tertawa.
Ibnu mengikuti sesi latihan berbahasa Sunda dengan pelatih. Dialog film yang berlatar tahun 1960-an itu juga berbeda dengan sekarang.