Selama pandemi Covid-19, band rock Seringai tidak naik panggung dan menolak tawaran konser virtual. Kemunculan pertama mereka pada Sabtu (30/7/2022) langsung berisik dan berisi protes.
Oleh
HERLAMBANG JALUARDI
·2 menit baca
Band rock Seringai memutus libur ”manggung” dengan tampil di acara Smooth Session di Taman Hutan Kota Gelora Bung Karno, Jakarta pada Sabtu (30/7/2022). Ini adalah panggung pertama mereka dalam kurun waktu 32 bulan, atau dua tahun delapan bulan—libur terpanjang kuartet asal Jakarta ini. Mereka tetap berisik dan melontarkan kritik.
”Selama pandemi kami enggak ambil job (konser) streaming, sampai akhirnya kere,” kata vokalis Arian 13 dari atas panggung. Mereka memang berulang kali menyatakan belum mau tampil secara virtual karena tidak merasa nyaman dengan format sedemikian. Tapi ujaran ”sampai kere” agaknya candaan belaka karena dagangan CD dan kaus mereka laris manis.
Di festival yang dikelola Plainsong Live ini, Arian, Ricky Siahaan (gitar), Sammy Bramantyo (bas), dan Edy Khemod (drum) membawakan 13 lagu, sebagian besar lagu langganan seperti ”Berhenti di 15”, ”Tragedi”, ”Program Party Seringai”, ”Serigala Militia”, dan ”Akselerasi Maksimum” yang turut menampilkan gitaris Prisia Rianzi. Selain itu, Arian juga berduet dengan Danilla di lagu ”Ishtarkult” yang baru pertama kali dibawakan di panggung sejak dirilis empat tahun silam.
Hampir tiga tahun tak berpentas, penampilan Seringai tetap membara, meski agak-agak grogi ketika dijumpai di belakang panggung. Produksi suara mereka berisik sekali, melebihi 100 desibel, yang sempat membuat gitaris Ricky tak percaya mereka pernah sebising itu.
Sebelum menutup pertunjukan dengan lagu ”Selamanya”, Seringai memainkan ”Omong Kosong”. Mereka melayangkan protes terhadap Kementerian Komunikasi dan Informatika terkait pemblokiran layanan sistem elektronik. Protesnya terpampang besar di layar. Berisik dan berisi adalah perjumpaan yang asyik bagi penggemar yang menunggu lama.