Jalan kaki mengandung filosofi untuk selalu berpikir positif dan optimistis. Untuk maju kita harus melihat ke depan dan tidak terikat dengan masa lalu.
Oleh
SUTTA DHARMASAPUTRA
·2 menit baca
Kebanyakan orang pasti bersikap pesimistis saat berhadapan dengan krisis kesehatan dan krisis ekonomi. Berikutnya, mereka tidak berani melangkah ke depan dengan gembira, tetapi malah berdiam diri dan menyesali apa yang telah terjadi.
Tidak demikian halnya dengan Franky Oesman Widjaja, Board Member of Sinarmas. Putra dari pendiri Sinarmas Group, Eka Tjipta Wijaya, ini merasa pandemi Covid-19 justru memberi pelajaran banyak dan berharga kepada dirinya.
Dua tahun pandemi justru membuat dirinya lebih memperhatikan kesehatan. ”Saya rutin jalan kaki 45 menit per hari, lima kali seminggu,” kata Franky dalam bincang-bincang santai sebelum acara diskusi bertema ”The Game Changer in Tech and Digital Sectors” di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (12/7/2022).
Jalan kaki, menurut Franky, juga mengajarkan filosofi untuk selalu berpikir positif dan optimistis. Saat jalan kaki kita akan bisa maju ke depan jika salah satu kaki melangkah ke depan, tetapi di saat bersamaan kita juga harus melepaskan salah satu kaki kita yang di belakang. Untuk maju, kita harus melihat ke depan dan tidak terikat dengan masa lalu.
Selain optimistis, Franky juga memiliki visi yang jauh ke depan. Franky yang juga Chairman and CEO Smartfren Telecom itu bercerita bahwa sejak 14 tahun lalu, dirinya sudah berinvestasi untuk pengembangan dunia digital. Investasi yang dilakukan pun ternyata tidak tanggung-tanggung. ”Totality kurang lebih 4,5 miliar dollar AS sampai 5 miliar dollar AS,” ujarnya.
Berarti sekitar Rp 75 triliun, ya, Pak? ”Yah, tapi, kan, ada yang masih kurs lama,” ujarnya sambil tersenyum merendah.
Franky pun optimistis kemajuan bisnis dunia digital ini akan terus eskalatif. Investasi besar itu pun akan segera kembali dan bahkan menjadi papan atas di grupnya dua sampai tiga tahun mendatang.