Pembuat animasi Upin Ipin sengaja menyematkan nilai-nilai keteladanan dalam ceritanya agar mampu diserap oleh anak-anak. Melalui Upin Ipin, penonton Indonesia dan Malaysia diharapkan bisa bersatu.
Oleh
FAJAR RAMADHAN
·2 menit baca
Pendiri Les' Copaque Production Sdn Bhd, Burhanuddin Md Radzi, sengaja menyisipkan nilai-nilai keteladanan dalam cerita animasi Upin Ipin agar dapat diserap oleh penonton anak-anak. Sebelum Upin Ipin muncul pada 2007, Burhanuddin mengaku resah dengan tayangan animasi yang minim dengan nilai keteladanan.
”Kalau dilihat dari cerita Upin Ipin, semua pengajaran dan nasihat jadi satu. Semua dibuat sedemikian rupa agar anak-anak belajar secara tidak langsung,” katanya saat ditemui di Studio Les' Copaque di Shah Alam, Malaysia, Rabu (29/6/2022).
Animasi Upin Ipin juga kerap menampilkan permainan-permainan tradisional yang kini kian ditinggalkan. Burhanuddin berharap, melalui penayangan tersebut, permainan tradisional yang menjadi salah satu produk kebudayaan nusantara dapat lestari.
”Anak-anak akan bertanya tentang permainan itu kepada orangtuanya. Orangtua akan bertanya dari mana si anak tahu. Dari Upin Ipin, kita akan tarik orangtua supaya ikut menonton,” tambah pria yang pernah mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.
Lewat tayangan Upin Ipin, Burhanuddin juga ingin mempersatukan penonton asal Indonesia dan Malaysia. Terlebih, saat ini Indonesia menjadi negara dengan jumlah peminat Upin Ipin terbanyak. Alasan ini yang membuat Burhanuddin membuat karakter Susanti, kawan Upin dan Ipin asal Indonesia.
”Ada yang bilang Upin Ipin ini mau menjajah Indonesia karena anak-anak Indonesia sekarang mulai ikut berbahasa Melayu. Sebenarnya bukan. Upin Ipin ingin merekatkan Indonesia dan Malaysia,” tegasnya.