Menteri Sosial Tri Rismaharini menjalin persahabatan dengan Redaksi ”Kompas” sejak lama.
Oleh
Tri Agung Kristanto
·2 menit baca
Menteri Sosial Tri Rismaharini, yang pernah menjadi Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, selama ini dikenal sebagai sosok pemberani, apalagi saat harus menegakkan kebijakan. Namun, saat mendatangi gedung Kompas Gramedia di Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (28/6/2022), ia mengakui mengalami situasi yang diwarnai ketakutan. Waswas....
”Saya ini membaca harian Kompas sejak kecil, sejak SD (sekolah dasar),” ujar Risma. Ia datang bersamaan dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-57 Kompas. Ayahnya yang mendorong Risma untuk membaca surat kabar, yang terbit pertama kali pada 28 Juni 1965 ini, untuk menambah wawasannya.
Perkenalan Risma dengan koran ini berlanjut hingga dewasa, bahkan menjadi persahabatan, khususnya dengan redaksi di Surabaya. Walakin, dia mengaku sebenarnya tak berani mendatangi Redaksi Kompas di Jakarta. ”Saya semula akan datang ke Kompas Surabaya saja. Namun, setelah bertemu dengan sejumlah teman Kompas, akhirnya saya beranikan datang ke sini,” ujarnya lagi.
Menurut Risma, banyak tokoh datang ke Kompas dan banyak di antara mereka yang kemudian menjadi ”seseorang” di negeri ini. ”Saya takut kalau datang ke sini, nanti dikira masih mau jadi apa-apa. Saya sudah tidak ingin apa-apa lagi. Kompas ini sudah sangat dekat dengan saya,” ungkapnya. Bahkan, saat Jalan Gubeng, Surabaya, tahun 2018 ambles, Risma pun berkantor di kantor Redaksi Kompas yang berada di jalan itu sehingga bisa dengan saksama melakukan pengawasan.
Risma menambahkan, pengaruh surat kabar sampai saat ini belum bisa tergantikan, termasuk sebagai referensi. Oleh sebab itu, ia selain menyampaikan ucapan selamat ulang tahun, juga berharap Kompas terus mengembangkan jurnalisme yang berkualitas sehingga bisa membantu bangsa ini berkembang baik. Kompas tetap menjadi penunjuk arah kebaikan.
Walaupun semula tak berani datang, setelah hadir, seperti biasa, Risma bisa berlama-lama bersama sahabatnya.