Banyak orang mengingat Nafsiah Mboi juga sebagai sosok yang mengajak masyarakat untuk tidak menstigma orang dengan HIV/AIDS dan membantu mereka bergaya hidup aman.
Oleh
Ninuk M Pambudy
·2 menit baca
Banyak cerita menarik di balik kehidupan Nafsiah Mboi, Menteri Kesehatan RI 2012-2014. Mulai dari saat ketika bertemu dengan Ben Mboi yang kemudian menjadi suaminya selama 50 tahun hingga perjalanan kariernya yang tidak kunjung putus meski usianya akan 82 tahun pada 14 Juli 2022.
”Hati penuh syukur karena dikelilingi sahabat dan keluarga dalam hidup saya dan telah ikut bersenandung dalam nyanyian kehidupan saya,” kata perempuan kelahiran Sengkang, Sulawesi Selatan, 14 Juli 1940, bernama asli Andi Nafsiah Walinono itu.
Ibu tiga anak dan nenek lima cucu ini meluncurkan biografi berjudul Nyanyian Kehidupan yang ditulis Maria Hartiningsih dan Agung Adiprasetya, dan diterbitkan Penerbit Buku Kompas, di Jakarta, Selasa (14/6/2022).
Para sahabat dan mereka yang pernah bersentuhan dengannya menuturkan kesan dan pengalaman mereka bekerja bersama Naf, panggilannya. Bersama dr Ben Mboi sebagai Gubernur Nusa Tenggara Timur (1978-1988), Naf ikut memajukan provinsi itu, terutama dalam bidang kesehatan.
Namun, Naf bukan perempuan biasa. Dia sosok dengan kepribadian yang kuat. Alih-alih larut dalam jabatan suaminya, Nafsiah membangun juga kariernya melalui jalur nonpemerintah dan kemudian sebagai Menteri Kesehatan. Dia pernah menjadi salah satu direktur di Organisasi Kesehatan Dunia. Banyak orang mengingat dia juga sebagai sosok yang mengajak masyarakat untuk tidak menstigma orang dengan HIV/AIDS dan membantu mereka bergaya hidup aman. Dia juga menolak sunat perempuan saat menjadi Menteri Kesehatan. Prof Saparinah Sadli menyebut Nafsiah sebagai contoh belajar seumur hidup, dan itu tecermin dalam bukunya.
”Saya merasa kita bisa menyelesaikan banyak masalah dengan cara partisipatif, mengajak bicara semua pihak,” kata Naf. Dia menyebut, barangkali karena dia merasa sebagai orang Indonesia ketika mendampingi Ben Mboi di NTT sehingga masyarakat setempat dapat menerimanya.
Pengalaman panjang Nafsiah yang ditampilkan di dalam buku ini juga mencerminkan kepemimpinan, kepekaan melihat persoalan secara nasional dan lokal. Pengalaman yang sangat layak dimanfaatkan untuk terus memperkuat sistem kesehatan nasional yang tengah bangkit dari dampak negatif pandemi Covid-19 dan bersiap menghadapi berbagai kemungkinan masa depan, termasuk akibat perubahan iklim.