Garin Nugroho, Film Horor

Garin Nugroho ancang-ancang membuat film baru.

KOMPAS/AGUS SUSANTO

Garin Nugroho

Seusai menuntaskan film Sepeda Presiden yang bernuansa ceria, sutradara Garin Nugroho sedang ancang-ancang membuat film baru. Judulnya masih dirancang-rancang, tapi kira-kira sudah ada calon judul, yaitu Puisi Cinta yang Membunuh. ”Ini film horrorthriller,” kata Garin.

Ia sudah siap dengan skenario. Skenario itu ditulis di sela-sela perjalanannya ke Papua Barat saat membuat film Sepeda Presiden. Visual film itu sudah terbangun di kepalanya. Ide Garin, film horor tidak selalu menunjukkan setting seperti kuburan, tetapi juga bisa rumah bagus yang mewah, seperti kastel di film-film Barat. ”Jadi ini semacam film horor yang fashion banget,” kata sutradara yang lahir di Yogyakarta, 6 Juni 1961, ini.

Rupanya, ide Garin untuk membuat film itu didapat dari cerita teman-temannya, terutama mereka yang pernah terluka oleh tipuan cinta. ”Film ini saya tujukan buat mereka yang pernah ditipu oleh kata-kata dusta puisi cinta dan patah hati,” katanya.

”Pori-poriku robek menjadi luka-luka penuh darah hati dan tubuhku. Darah mengalir dari poriku menjadi jilatan lava iblis membakarmu wahai setiap laki-laki pendusta,” demikian Garin membacakan puisi tersebut di suatu sore di dekat rumahnya di Tangerang Selatan, pekan lalu. Masih ada beberapa puisi lain yang ditunjukkan Garin. Dicandai apakah puisi ini diperoleh dari teman atau memang dibuatnya untuk film, dia tertawa sambil mengomel. ”Ya, aku yang buat, dong,” katanya mencoba meyakinkan.

Kompas/Priyombodo

Garin Nugroho