Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura
Rusdy Mastura adalah salah satu gubernur tertua di Indonesia. Saat dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Gubernur Sulawesi Tengah periode 2021-2024 pada 16 Juni 2021, mantan Wali Kota Palu yang kini menjabat Ketua Dewan Pertimbangan Partai Nasdem Sulteng ini berusia 71 tahun.
Rusdy Mastura adalah politisi tulen. Rusdy, yang disapa Cudy, adalah mantan wali kota Palu dua periode. Pada usianya yang lebih dari 70 tahun, ia terpilih sebagai orang nomor satu di Sulawesi Tengah dalam pilkada serentak yang digelar pada Desember 2020.
Ketika menjabat Wali Kota Palu, Rusdy dikenal sebagai tokoh Golkar di Sulteng, sementara saat mencalonkan diri sebagai calon gubernur Sulteng di Pilkada 2020, ia berpindah partai dan menjadi kader Partai Nasdem.
Rusdy Mastura mengemban tugas sebagai Gubernur Sulteng setelah diambil sumpah jabatan oleh Kepala Negara di Istana Negara, Jakarta pada 16 Juni 2021. Pelantikan Rusdy dan wakilnya digelar berdasarkan pada Keputusan Presiden RI Nomor 81/P Tahun 2021 tentang Pengesahan Pengangkatan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah.
Selepas pelantikan, Rusdy mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan rakyat Sulawesi Tengah kepada dirinya. Ia juga mengatakan akan menjalankan tugas-tugasnya dengan baik, terutama berkaitan dengan penyelesaian Covid-19, penanganan bencana, hingga menurunkan angka kemiskinan.
Putra Kaili
Rusdy Mastura yang lahir di Kota Palu pada 8 Februari 1950 merupakan anak dari seorang ibu berasal dari suku Kaili dan sang ayah berlatar belakang politisi Masyumi.
Meski lahir di Palu, ia menghabiskan masa kecilnya di Kabupaten Donggala. Rusdy kecil mengecap pendidikan dasarnya di SD Islam YPPI Donggala dan lulus tahun 1962. Rusdy kemudian melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri Donggala dan lulus tiga tahun kemudian.
Tahun 1965, Rusdy kembali ke Kota Palu untuk melanjutkan pendidikan menengahnya. Ia lantas diterima di SMA Negeri 1 Palu dan menyelesaikan pendidikan menengahnya di kota tersebut pada 1969. Setelah lulus dari SMA, ia tidak melanjutkan pendidikannya dan langsung terjun ke dunia kerja sebagai wiraswasta.
Karier
Pria yang akrab disapa Cudy ini mengawali kariernya sebagai pengusaha atau wiraswasta selepas lulus dari SMAN 1 Palu. Ia menekuni profesinya sebagai wiraswasta hampir 20 tahun sebelum terjun ke dunia politik.
Ia memulai karier di politik dengan menjadi kader Partai Golkar dan terpilih sebagai anggota DPRD DPRD Provinsi Sulawesi tengah pada tahun 1997--1999. Setelah reformasi, ia lantas mencalonkan diri dan terpilih sebagai anggota DPRD Kota Palu periode 1999--2004, bahkan ia didapuk sebagai ketua DPRD Kota Palu pada periode tersebut.
Dalam pemilu legislatif yang digelar pada April 2004, ia kembali terpilih sebagai anggota DPRD Kota Palu periode 2004--2009, dan kembali didapuk sebagai Ketua DPRD Kota Palu. Setahun kemudian, ia mundur dari jabatan Ketua DPRD dan mengikuti Pilkada Kota Palu 2005 sebagai calon wali kota.
Cudy yang berpasangan dengan Suardin Suebo meriah suara terbanyak dalam pemilihan langsung wali kota Palu, Sulawesi Tengah. Rusdy--Suardin yang didukung Partai Golkar, Partai Bulan Bintang dan Partai Karya Peduli Bangsa meraup 69.147 suara atau 60,82 persen dari total 113.691 pemilih. Sementara pasangan Anwar--Achrul Udaya serta Ali Hanafie--Maulidin Labalo di urutan kedua dan ketiga.
Kemenangan pasangan tersebut diumumkan KPU Kota Palu pada 8 Agustus 2005. Rusdi dan Suardin pun lantas dilantik menjadi wali kota dan wakil wali kota Palu periode 2005--2010 oleh Gubernur Sulteng pada 11 Agustus 2005.
Setelah menyelesaikan periode pertama, ia maju kembali dalam Pilkada Palu 2010, kali ini ia berpasangan dengan Tony Tombolotutu sebagai wakilnya. Pada pilkada yang digelar 4 Agustus 2010, pasangan yang diusung Golkar dan PAN ini meraih suara terbanyak dengan 43.411 suara atau 32 persen, mengalahkan empat pasangan calon lainnya.
Setelah melalui proses sengketa pilkada di Mahkamah Konstitusi, Rudy--Tony lantas ditetapkan KPU Palu sebagai pemenang Pilkada Kota Palu dan dilantik Gubernur Sulteng sebagai pasangan terpilih Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palu periode 2010--2015.
Lima tahun berselang, Rusdy mencalonkan diri sebagai calon gubernur berpasangan dengan Ihwan Datu Adam di Pilkada Sulteng 2015. Pada pemilihan gubernur Sulteng itu Rusdy menantang pasangan petahana Longki Djanggola/Sudarto. Dalam perebutan kursi nomor satu di Sulteng itu, Longki Djanggola-Sudarto keluar sebagai pemenang dengan perolehan suara 54,52 persen, sementara Rusdy Mastura--Ihwan Datu Adam meraih 45,48 persen suara.
Pasca-kekalahan di Pilkada 2015, Rusdy pulang kampung ke Kabupaten Donggala dan kembali aktif di Partai Golkar. Ia lantas menjabat Ketua DPD Partai Golkar Donggala 2017--2018.
Pada pemilu 2019, Rusdy pindah Parpol dari Golkar ke Partai Nasdem. Ia menjadi calon legislatif DPR RI dari Partai Nasdem untuk daerah pemilihan Sulawesi Tengah. Dalam pemilu tersebut Partai Nasdem meraih suara terbesar di provinsi itu, sementara suara Rusdy Mastura memperoleh 50,571 suara atau tertingi kedua di partai tersebut. Namun, ia gagal melaju ke Senayan karena partainya hanya meraih satu kursi di DPR RI.
Tahun 2020, ia kembali mencalonkan diri sebagai calon gubernur dalam Pilkada Sulteng 2020. Rusdy Masura yang berpasangan dengan Ma\'mun Amir diusung sepuluh partai, yakni Nasdem, Golkar, Perindo, Hanura, Garuda, PKB, PPP, PAN, Demokrat, dan PKS. Pasangan ini berhasil memenangi Pilkada Sulteng 2020 dengan meraup 891.334 suara atau sekitar 60 persen, mengalahkan pasangan Hidayat Lamakarate -- Bartholemeus Tandigala yang mendapat dukungan 604.033 suara atau 40 persen suara.
Rusdy-Ma’mun kemudian ditetapkan sebagai pemenang Pilkada sulteng dan dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta pada 16 Juni 2021. Pelantikan pasangan kepala daerah terpilih ini berdasarkan atas Keputusan Presiden No. 81/P/2021 tentang Pengesahan dan Pengangkatan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah.
Selain di dunia politik, Rusdy Mastura juga berkecimpung di sejumlah organisasi. Ia tercatat menduduki sejumlah jabatan organisasi, yakni Ketua Umum Tim Sepak Bola Persipal Palu, Ketua Dewan Syuro Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) Sulteng, dan Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) Pemuda Pancasila Sulteng.
Di Parpol, ia pernah menjabat, antara lain, Wakil Ketua DPD II Partai Golkar Kota Palu (1999—2004), Ketua DPD II Partai Golkar Kota Palu (2004—2009), Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Donggala (2017—2018), dan kini ia pindah partai dan menjabat Ketua Dewan Pertimbangan Partai Nasdem Provinsi Sulawesi Tengah
Penghargaan
Agustus 2021 atau dua bulan setelah menjabat Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura mendapatkan penghargaan Garuda Pelindung Awards dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Penghargaan tertinggi dari LPSK itu diberikan berkat sepak terjang Rusdy saat menjabat Walikota Palu periode 2005 – 2010 dan 2010 – 2015.
Penghargaan bergengsi itu melengkapi penghargaan sebelumnya yang pernah didapat Rusdy antara lain penghargaan dari Front Pemuda Kaili (FPK) sebagai tokoh yang paling berjasa 2020, Satyalancana Wirakarya (2009), dan Sindo Weekly Government Award (2015).
Memulihkan Sulteng
Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura menyampaikan bahwa dalam masa jabatannya akan fokus pada penanganan Covid-19 dan pemulihan pascabencana alam besar yang terjadi pada 2018. Selain itu, Pemda Sulteng juga akan berupaya untuk menurunkan angka kemiskinan.
Terkait penanganan Covid-19, Pemprov Sulteng membuat sayembara, yakni desa terbaik dalam penanganan Covid-19 di setiap kabupaten akan mendapat hadiah unit motor. Rusdi Mastura juga mengungkapkan akan meningkat peran organisasi kemasyarakatan dalam partisipasi penanganan Covid-19.
Selain itu, Rusdi Mastura berharap pemerintah pusat memberikan bantuan berupa tabung oksigen, konsentrator, alat generator oksigen, laboratorium bio molekuler, serta alat testing antigen maupun PCR, obat-obatan dan vaksin. Gubernur berharap bantuan vaksin dari pemerintah pusat itu, nantinya mempercepat target vaksinasi yang ditetapkan untuk Sulawesi Tengah.
Fokus lainnya, yakni pemulihan pascabencana gempa di Sulteng, Rusdy menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Sulteng bertanggung jawab penuh atas percepatan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana tersebut. Rusdy berharap rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab-rekon) pascagempa, tsunami dan likuefaksi di wilayah Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan Parigi Moutong (Padagimo) bisa selesai tahun 2021
Adapun untuk menanggulangi kemiskinan, ia bertekad menuntaskan kemiskinan di tanah kelahirannya dengan mewujudkan janji kampanyenya saat mengkuti Pilkada Sulteg 2020. Dalam kampanyenya, ia menyampaikan program unggulannya yang terdapat dalam Kartu Sulteng Sejahtera, yaitu Program Sembako Murah, Bantuan Langsung Tunai (BLT) Rp1 juta per kepala keluarga (KK), menciptakan 50 ribu lapangan kerja baru melalui sinergi program pemerintah dan swasta, BPJS kesehatan gratis, dan pendidikan gratis.
Rusdy Mastura terakhir melaporkan hartanya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ia mencalonkan diri sebagai calon gubernur Sulawesi Tengah pada 7 Agustus 2020. Dalam laporan itu, hartanya tercatat Rp6,35 miliar. Rinciannya, 10 bidang tanah dan bangunan yang merupakan hasil sendiri senilai Rp4,43 miliar yang tersebar di Palu, Balikpapan, dan Sigi. Kemudian empat kendaraan bermotor senilai Rp1,2 miliar, harta bergerak lainnya Rp446 juta, dan kas dan setara kas senilai Rp270 juta.
Sebelumnya, saat ia terakhir menjabat Wali Kota Palu atau saat mencalonkan diri sebagai calon gubernur Sulteng 2015, harta yang dilaporkan ke KPK dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada Juli 2015 tercatat Rp1,57 miliar. Harta itu meningkat sekitar Rp300 juta dibandingkan hartanya saat awal menjabat Wali Kota Palu yang tercatat Rp1,27 miliar pada tahun 2010.