Sudah tiga puluh tiga tahun lalu ketika Edward Hutabarat (60) menggunakan ulos dalam rancangan busananya. Tidak ada kata terlambat bagi Edo, panggilannya, untuk kembali memakai ulos dalam karyanya.
Tak hanya kembali ke ulos, pergelaran busana pun diselenggarakan di kampung halamannya di Tarutung, Tapanuli Utara, Rabu (17/9). "Seperti pulang kampung, meskipun tiap tahun aku selalu ke Tarutung," tutur Edo beberapa waktu lalu.
Saat tahun 1985 mempopulerkan ulos, Edo bekerja bersama almarhum Kaharuddin Nasution, Gubernur Sumatera Utara 1983-1988. Busana berbahan ulos karya Edo dan busana karya almarhum perancang Prajudi Atmodirdjo dibawa ke Paris, London, dan Belanda.
Edo sangat berhati-hati dan berkonsultasi dengan tokoh-tokoh setempat dalam memilih ulos untuk rancangan busananya. Ada di antara corak-corak kain tenun khas Tapanuli tersebut yang memiliki kaitan dengan adat.
"Pergelaran kali ini dalam rangka penutupan Festival Tenun Nusantara, bekerja sama dengan Dekranasda Tapanuli Utara," paparnya.
Agar tujuan pergelaran ini, yaitu memopulerkan ulos ke masyarakat luas tercapai, perajin dan siapa saja dipersilakan melihat dari dekat busana berbahan ulos karya Edo. Apakah upaya tersebut akan berhasil membuat ulos sepopuler batik, tergantung juga dari pasokan dan kualitas tenun itu.