Penggemar band metal Burgerkill di Indonesia mungkin akan kesulitan mencari pentas mereka di beberapa bulan mendatang. Sebabnya, band yang berasal dari Ujungberung, Bandung ini akan menjelajah beberapa negara di Eropa, juga sejumlah kota di AS mulai pertengahan Oktober sampai November. Mereka bakal menyiapkan oleh-oleh spesial.
“Tanggal 15 Oktober ini kami akan berangkat ke Eropa, ada beberapa show di sana. Lalu dari Amsterdam, kami bertolak ke New York, AS memulai tur di beberapa tempat di Amerika Serikat,” kata gitaris Ebenz, Minggu (9/9) di Badung, Bali, setelah manggung di festival Soundrenaline 2018.
Di Eropa, mereka akan tampil enam kali di empat negara, yaitu Perancis, Jerman, Belanda, dan Belgia dalam rangkaian berjudul Blast from East 2018. Pertunjukan itu bukanlah di festival besar, melainkan di bar atau pub dengan penonton terbatas. Dengan massa penggemar yang semakin membesar, tampil di panggung kecil adalah hal yang nyaris mustahil mereka lakukan lagi di Indonesia.
“Itu seperti kembali menjalani panggung kecil untuk mengenalkan siapa kami. Kali ini publiknya adalah Eropa. Kami juga mau membuka jaringan baru, seperti agensi atau label. Targetnya, tahun depan kami bisa kembali ke Eropa untuk main di festival besar,” lanjut Ebenz.
Selain berpentas, Burgerkill juga mau merampungkan rekaman album Killchestra di Praha, Ceko. Album itu berisi enam lagu lawas mereka, seperti “Penjara Batin”, “Tiga Titik Hitam”, dan “Angkuh” yang direkam ulang dalam balutan orkestra. Pengisi orkestranya adalah 60 instrumentalis dari kelompok Radio Czech.
Proyek itu sudah dimulai sejak Februari 2018. Saat itu, mereka merekam bebunyian orkestralnya. Kali ini giliran Ebenz, Agung (gitar), Ramdan (bas), Vicky (vokal), dan Putra (drum) yang menggenapi rekaman tersebut. Rencananya, album itu dikeluarkan akhir tahun ini. Pada April silam, mereka melepas album penuh kelima Adamantine, yang berjarak tujuh tahun dari album sebelumnya.