Ratusan lagu pernah dilantunkan Dira Sugandi di atas panggung. Dari sekian banyak lagu, ada beberapa lagu yang bisa membuatnya terhanyut dalam haru. Sebab, bagi dia, ada hal-hal yang emosional yang hanya bisa tersalurkan lewat lagu.
“Ada hal yang aku rasakan yang nggak bisa dibagi ke manusia lain, baik itu kepada ibu, maupun suami. Setiap ketemu lirik yang ‘gue banget’ itu rasanya semua emosi terluapkan,” kata Dira di GWK Cultural Park, Tabanan, Bali, Jumat (3/8/2018).
Dira bisa tergetar mendengar lagu yang dipopulerkan almarhum Chrisye, “Ketika Tangan dan Kaki Berkata”. Lagu dengan lirik ciptaan Taufik Ismail itu, bagi dia adalah salah satu lagu religi yang mampu menggerakkan emosi pendengarnya.
Lagu lain yang ia sukai adalah “Manusia Baru” ciptaan Harry Roesli. “Lagu itu adalah salah satu soundtrack hidup saya. Semenjak saya jadi ibu, saya banyak berkontemplasi,” lanjutnya.
Bagian lirik yang paling mengena baginya adalah: “ketika air mata menitik syahdu, kuselami lautanmu, laut keampunan yang kau bentangkan, keagungan yang terang”. “Setiap sampai di bagian itu, aku merasa kecil banget di hadapan Dia,” katanya.
Dira akan membawakan lagu "Manusia Baru" dalam acara syukuran penyelesaian patung Garuda Wisnu Kencana pada Sabtu lalu. Patung gigantik dengan ketinggian mencapai 121 meter, termasuk pondasi, itu adalah karya perupa Nyoman Nuarta, seniman yang Dira kagumi.
“Bayangkan, dia mendedikasikan waktu dan pikirannya selama 28 tahun untuk patung ini, padahal bukan untuk dia pribadi juga, tapi buat Indonesia,” kata Dira.
Ketekunan dan keuletan Nyoman Nuarta merupakan inspirasi bagi dia. “Saya yang usianya separuh Pak Nyoman ini sering gampang menyerah, patah semangat. Nggak seproduktif beliau. Dia adalah inspirasi buat saya,” kata Dira.