Percakapan Lebaran di Media Sosial: Kemenangan atas Pandemi?
Hiruk pikuk mudik sudah berlalu dan nuansa Lebaran berangsur memudar. Namun melalui pantauan media digital, Litbang "Kompas" mencerna kembali fenomena Lebaran 2022 yang sudah kembali normal.
Oleh
Yohanes Mega Hendarto
·6 menit baca
KOMPAS/PRIYOMBODO
Pemudik keluar dari kendaraanya saat menunggu feri penyeberangan di pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, pada puncak arus mudik Lebaran (29/4/2022) pagi.
Lebaran 2022 tahun ini seakan juga menjadi momentum perayaan hari kemenangan atas pandemi. Saat mudik, silaturahmi, dan wisata, masyarakat tampaknya tidak lagi memusingkan perkara protokol kesehatan. Apakah pandemi Covid-19 sudah benar-benar berakhir?
Litbang Kompas melakukan pemantauan aktivitas warganet di media sosial dan pemberitaan media digital melalui aplikasi Talkwalker selama empat hari (1-4 Mei 2022), atau H-1 hingga H+1 Lebaran. Hasilnya, terdapat 1.014.938 perbincangan warganet dari berbagai platform media sosial terkait ”lebaran” dan ”idul fitri”. Perbincangan terkait dua kata kunci itu telah menghasilkan interaksi sebanyak 9,9 juta pengguna media sosial dengan potensi keterjangkauan ke 319,8 miliar akun pengguna media sosial.
Temuan angka yang fantastis itu terbilang wajar karena perayaan Lebaran atau Idul Fitri menjadi salah satu hari besar yang hampir dirayakan seluruh masyarakat Indonesia selain tahun baru. Ucapan hari raya, seperti ”Selamat Idul Fitri”, ”Mohon Maaf Lahir dan Batin”, atau ”Minal Aidin Wal Faidzin” melalui teks, gambar, dan video menjadi konten yang mendominasi, terutama pada hari pertama dan kedua Idul Fitri. Namun, perbincangan warganet tentang Lebaran dan Idul Fitri mulai meredup sehari setelah hari raya.
Tentu saja, akun-akun pemengaruh (influencer) menjadi yang paling banyak mendapatkan interaksi (engagement) di media sosial. Sementara itu, konten video singkat para pemengaruh di Tiktok menjadi yang paling banyak mendapat perhatian warganet. Dari sepuluh percakapan terpopuler, sembilan kontennya berasal dari Tiktok.
Sementara itu, dari rekaman lini masa perbincangan warganet tentang ”lebaran” dan ”idul fitri”, ada empat kali puncak percakapan, dua pada hari pertama Idul Fitri dan dua lainnya pada hari kedua Idul Fitri. Jika diperhatikan, hal yang menarik ada di puncak percakapan ketiga pada Selasa, 3 Mei 2022, pukul 08.00-09.00 WIB. Salah satu cuitan di Twitter dari akun @WidasSatyo menjadi salah satu yang mendorong terjadinya interaksi yang tinggi antarwarganet di jam tersebut.
Akun tersebut mengomentari cuitan akun lainnya (buzzer) yang membandingkan foto udara penampakan umat Islam saat shalat Idul Fitri di daerah Matraman, Jakarta Timur, dan di Jakarta International Stadium (JIS). Kedua foto itu menjadi viral di media sosial karena memperlihatkan fenomena menarik saat shalat Idul Fitri yang sama-sama berlangsung di DKI Jakarta.
Foto shalat Idul Fitri di JIS dikaitkan warganet dengan dukungan terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sementara di foto lainnya, dikaitkan warganet dengan semangat toleransi karena jemaah melaksanakan shalat di jalanan dan mengitari Gereja Koinonia, Jakarta Timur.
KOMPAS/PRIYOMBODO (PRI)
Foto udara saat umat muslim melaksanakan ibadah shalat Ied di kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur (2/5/2022). Ibadah shalat Idul Fitri 1443 Hijriah dilaksanakan di tempat tersebut setelah dua tahun sebelumnya ditiadakan karena pandemi Covid-19.
Pandemi berakhir?
Hal lain yang jelas terlihat ialah semarak Lebaran para warganet dari foto bersama keluarga dan sanak saudara yang diunggah di berbagai media sosial. Pada hari kedua Idul Fitri, banyak warganet yang membagikan kisahnya ketika pergi mengunjungi tempat-tempat wisata di daerah masing-masing. Keramaian di lokasi wisata menjadi tema besar yang diperbincangkan dan menjadi konten populer yang diberitakan oleh media massa daring.
Di balik bangkitnya kembali geliat ekonomi wisata lokal, perhatian terhadap pandemi Covid-19 yang belum berakhir menjadi kekhawatiran di sisi lainnya. Memang, hampir semua lokasi wisata populer sudah menerapkan protokol kesehatan, seperti membatasi jumlah pengunjung dengan mewajibkan membeli tiket masuk secara daring, mengoptimalkan area terbuka, dan wajib menggunakan masker di area wisata.
Namun, tidak sedikit juga lokasi wisata yang seakan tidak memedulikan situasi pandemi, seperti wisata kolam renang yang menjadi salah satu destinasi favorit anak-anak. Misalnya, di Taman Air Sabda Alam, Jawa Barat, para pengunjung tidak menggunakan masker dan menjaga jarak karena banyaknya pengunjung. Paling tidak, para pengunjung yang masuk harus menyertakan bukti setidaknya sudah menerima vaksin Covid-19 dosis kedua.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan telah menerbitkan imbauan ”Protokol Kesehatan Lokasi Daya Tarik Wisata” yang berisi kewajiban bagi pengelola lokasi wisata, pekerja, dan pengunjung. Selain itu, terlihat juga inspeksi yang dilakukan oleh Polri untuk mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan di area wisata. Usaha-usaha preventif semacam ini tentu terus dilakukan agar tidak terjadi lonjakan kasus setelah mudik dan libur Lebaran tahun ini.
KOMPAS/AGUS SUSANTO (AGS)
Umat Islam meninggalkan saf setelah menjalankan shalat Idul Fitri 1443 Hijriah di Jakarta International Stadium (JIS) di Tanjung Priok, Jakarta Utara (2/5/2022). Jakarta International Stadium atau JIS dapat menampung hingga 23.000 umat untuk shalat Idul Fitri.
Kembali ke pantauan media sosial, dari 100 kata kunci terpopuler terkait ”lebaran” dan ”idul fitri”, tidak ada warganet yang membicarakan persoalan pandemi Covid-19, vaksin atau protokol kesehatan. Satu-satunya tagar tentang protokol kesehatan ialah #TetapProkesSaatLebaran yang digunakan sebanyak 469 kali. Itu pun didominasi oleh konten dari akun Twitter milik Polri, khususnya Humas Polda Jawa Timur (@HumasPoldaJatim) dan Polres Situbondo (@pidressitubondo).
Secara semiotik, semarak hari raya Idul Fitri yang diunggah warganet di berbagai media sosial memperlihatkan kebahagiaan yang akhirnya dirasakan setelah dua tahun tertahan oleh pandemi. Fenomena serupa sebenarnya sudah terekam sejak arus mudik pada pekan sebelumnya. Dari 100 kata terpopuler terkait mudik, tidak ada satu pun yang berkaitan dengan pandemi. Antusiasme melakukan mudik dan merayakan Lebaran seolah melupakan adanya pandemi.
Momentum Lebaran kali ini menjadi perayaan kemenangan atas pandemi dengan diperbolehkannya kembali melaksanakan mudik, malam takbiran, dan shalat Idul Fitri berjemaah, serta pelesiran ke lokasi wisata. Deklarasi berakhirnya pandemi secara tidak sadar terlihat dari banyaknya foto dan video masyarakat yang tidak menggunakan masker selama masa libur Lebaran.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Suasana lalu lintas Jalan Raya Puncak di Tugu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang dipadati wisatawan di libur Lebaran (4/5/2022). Pada H+3 Hari Raya Idul Fitri 1443 H, kawasan Puncak diserbu wargam khususnya dari Jakarta, untuk mengisi liburan di hari raya.
Masih ada
Kesan berakhirnya pandemi nyatanya tidak selaras dengan fakta di lapangan. Meskipun kasus Covid-19 tidak separah awal 2022, tepatnya pada akhir Januari hingga awal Februari, kasus Covid-19 masih ada. Apalagi, pola lonjakan kasus Covid-19 selalu terjadi setelah liburan panjang seiring mobilisasi masyarakat yang meningkat.
Data Covid-19 per 8 Mei 2022 menunjukkan bahwa kasus aktif atau pasien positif yang membutuhkan perawatan medis berkurang 235 kasus sehingga angka kumulatifnya menjadi 6.200 kasus aktif. Sementara, pasien terkonfirmasi positif bertambah 227 kasus yang terdiri dari 217 kasus transmisi lokal dan 10 dari penularan perjalanan luar negeri. Angka kesembuhan bertambah 452 orang, sedangkan kasus meninggal juga bertambah 10 orang.
Jika ditelusuri ke belakang, pemerintah memperbolehkan mudik dan mempermudah syaratnya tahun ini setelah melihat tren konfirmasi kasus positif Covid-19 yang terus menurun. Selain itu, cakupan vaksinasi Covid-19 sudah dinilai cukup memadai. Hingga 8 Mei 2022, tercatat 95,7 persen orang sudah menerima dosis pertama, 79,5 persen warga sudah menerima dosis kedua, dan 19,7 persen orang menerima vaksin dosis ketiga atau penguat.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Imbauan untuk selalu menjaga protokol kesehatan terpasang di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara (4/5/2022). Pada masa libur Lebaran jumlah penumpang kapal di Pelabuhan Muara Angke mengalami lonjakan. Pada hari pertama libur Lebaran keberangkatan penumpang kapal tercatat 1.568 orang. Jumlah tersebut meningkat menjadi 2.025 penumpang pada hari kedua libur Lebaran.
Sebelum mudik berlangsung, Litbang Kompas telah menyampaikan imbauan terkait masih stagnannya pengendalian Covid-19, terutama aspek manajemen pengobatan di beberapa daerah. Misalnya, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Jawa Barat mencatatkan skor manajemen pengobatan sebesar 37 poin, 37 poin, 38 poin, dan 40 poin. Rendahnya skor manajemen pengobatan ini meningkatkan risiko apabila transmisi di wilayah-wilayah tersebut meningkat (Kompas, 27/4/2022).
Sekali lagi, pandemi Covid-19 belum benar-benar berakhir dan kewaspadaan terhadap penularan harus tetap dijaga. Penurunan kasus Covid-19 yang saat ini sedang terjadi dapat dijadikan momentum untuk konsisten melaksanakan protokol kesehatan demi terus menekan penularan. Tentu, semua pihak berharap tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19 setelah libur panjang seperti sebelum-sebelumnya. (LITBANG KOMPAS)