Lebaran dan Panggung Popularitas Para Kandidat Presiden
Idul Fitri turut menjadi panggung bagi kandidat presiden untuk mendulang popularitas. Perayaan hingga silaturahmi antarelite di hari kemenangan tak bisa dilepaskan dari tujuan politis di Pilpres 2024.
Perayaan hari raya Idul Fitri tahun ini yang kembali meriah turut menjadi panggung bagi para tokoh yang digadang akan maju sebagai calon presiden di 2024.
Tujuannya tidak lepas dari kepentingan untuk mendulang dukungan dan popularitas. Berbagai kegiatan perayaan bersama masyarakat hingga silaturahmi antarelite di hari kemenangan tidak bisa dilepaskan dari tujuan politis untuk Pemilu 2024.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Hari raya Idul Fitri selayaknya menjadi ruang yang tepat untuk meneguhkan hubungan antarsesama. Begitu pun dalam politik, hari raya itu turut menjadi momentum untuk saling menyambung komunikasi lewat tali silaturahmi hari raya.
Berbagai agenda silaturahmi ataupun kegiatan sosial yang berkaitan dengan perayaan Lebaran menjadi gencar dilakukan oleh para politikus.
Kemeriahan kegiatan itu bahkan telah dimulai di ruang-ruang maya dengan beredarnya video ataupun foto ucapan selamat merayakan hari raya dari banyak politikus partai dan kepala daerah. Menjelang hari kemenangan, baliho dan spanduk berisi pesan serupa pun jamak bertebaran di sepanjang jalanan.
Termasuk pula bagi para tokoh kandidat yang dijagokan untuk maju sebagai calon presiden (capres). Aktivitas mereka saat merayakan hari kemenangan tentu tak lepas dari sorotan publik.
Sebutlah deretan agenda Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, hingga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Hasil survei Litbang Kompas dan beberapa lembaga survei lainnya memang menempatkan tiga sosok ini sebagai bakal capres dengan tingkat elektabilitas tertinggi.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyelenggarakan kegiatan mudik bersama bagi para pendatang Ibu Kota. Hal serupa pun dilakukan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang melepas keberangkatan perantau asal Jawa Tengah untuk pulang ke kampung halaman beberapa hari menjelang Lebaran.
Kabar mudik bersama yang diselenggarakan oleh dua kepala daerah itu sempat ramai di media sosial lantaran disinyalir menjadi ajang kampanye calon presiden. Beredar banyak foto yang menggambarkan para pemudik menggunakan kaus yang bertuliskan dukungan untuk Anies ataupun Ganjar maju sebagai presiden.
Tak hanya itu, kegiatan safari Idul Fitri para kandidat orang nomor satu di negeri ini tetap menarik untuk diikuti sesaat setelah hari kemenangan itu tiba.
Anies Baswedan, misalnya, seusai melaksanakan shalat Idul Fitri di Jakarta International Stadium berkeliling menyapa warga tetangga kediaman untuk saling mengucapkan selamat dan bermaafan.
Pada hari berikutnya, Anies juga tampak mengunjungi warga di Pasar Gembrong, Jakarta Timur, yang beberapa waktu lalu menjadi korban kebakaran.
Sementara itu, Ganjar memilih menggelar open house secara virtual. Lewat silaturahmi daring itu, Ganjar menyapa para pekerja migran asal Indonesia yang sedang berada di luar negeri dan tak bisa mudik berlebaran di Tanah Air.
Hari Lebaran berikutnya, Gubernur Jawa Tengah itu tampak melawat ke Makassar, Sulawesi Selatan. Di Kota Daeng itu, Ganjar bertemu dengan banyak tokoh daerah, termasuk pula menyapa masyarakat setempat. Bahkan ia juga mengagendakan untuk berziarah ke makam Pangeran Diponegoro dan Sultan Hasanuddin.
Padatnya lawatan silaturahmi saat Idul Fitri ini tampaknya juga harus dijalani Prabowo Subianto. Hari pertama Lebaran, Menteri Pertahanan itu sengaja terbang ke Yogyakarta untuk bersilaturahmi dengan keluarga Presiden Joko Widodo. Prabowo juga mengunjungi Sultan Hamengku Buwono X.
Idul Fitri menjadi panggung bagi para tokoh yang digadang akan maju sebagai calon presiden di 2024.
Setelah itu, seperti yang dikabarkan, Prabowo kembali ke Jakarta untuk mengunjungi Megawati Soekarnoputri. Dalam pertemuan itu turut serta pula Ketua DPR Puan Maharani. Bahkan Puan membagikan momen kehangatan halalbihalal tersebut dalam sebuah unggahan foto di media sosialnya.
Tak berhenti sampai di situ, safari Lebaran berlanjut ke daerah Jawa Timur dengan bertemu Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Prabowo juga mengunjungi sejumlah pesantren dan bertemu para kiai di wilayah itu. Dikabarkan sejumlah tokoh lain, seperti Erick Thohir hingga Muhaimin Iskandar, juga melakukan kunjungan ke pesantren dan para kiai dalam rangka silaturahmi hari raya.
Baca juga : Saat Figur Potensial Capres dan Parpol ”Membonceng” Momen Mudik Lebaran
Popularitas
Fenomena tebar pesona para tokoh yang digadang untuk maju dalam gelanggang pilpres itu bertepatan dengan perayaan hari raya Idul Fitri memang berada pada momentum terbaiknya.
Kunjungan silaturahmi memang bermakna luas, bahkan bukan hanya untuk saling memaafkan, lebih dari itu, silaturahmi dapat mempererat hubungan persaudaraan hingga menghilangkan adanya perselisihan.
Nilai keutamaan dalam silaturahmi saat Idul Fitri itu tentu pula yang menjadi pemaknaan dasar saling bertemunya para politikus itu dengan tokoh daerah, para ulama, kepala daerah, hingga masyarakat luas.
Jika ditarik situasi yang lebih kompleks, dalam konteks penjajakan pencalonan presiden untuk pemilu mendatang, setidaknya ada beberapa hal yang dapat dilihat sebagai upaya komunikasi politik yang sedang dilancarkan.
Pertama, penguatan branding sosok calon presiden agar lebih banyak dikenal oleh masyarakat luas. Bertebarannya baliho untuk mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri di ruang publik menjadi fenomena yang jamak ditemui pada momentum Lebaran kali ini.
Baliho-baliho berisikan foto diri sosok capres lengkap dengan ucapan selamat hari raya itu memang masih menjadi sarana yang efektif untuk mencuri perhatian masyarakat. Bahkan cara itu juga menjadi salah satu alternatif yang masih dipilih untuk memperluas promosi hingga ke lintas daerah.
Kedua, momentum silaturahmi saat berlebaran juga menjadi waktu yang paling tepat bagi para elite untuk dapat lebih dekat dengan masyarakat. Kunjungan dan sapaan secara langsung dalam rangka bersilaturahmi hari raya tentu membentuk kesan simpatik bagi para warga yang ditemui.
Ketiga, Lebaran yang membuka ruang bersilaturahmi juga dapat dimaknai sebagai upaya menjaring dukungan. Baik itu dukungan dari basis masyarakat maupun penjajakan di tataran elite politik partai.
Silaturahmi di hari Lebaran juga membuka ruang-ruang pertemuan antartokoh partai.
Tengoklah bagaimana para elite jamak melakukan lawatan ke sejumlah daerah untuk bertemu tokoh-tokoh kunci di sana. Termasuk pula kalangan pesantren dan kiai yang tentunya memiliki pengaruh besar.
Selain itu, silaturahmi di hari Lebaran juga membuka ruang-ruang pertemuan antartokoh partai. Seperti kunjungan Idul Fitri Sandiaga Uno kepada para elite PKS hingga Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Bertemunya para elite tersebut tentu juga secara simbolik menunjukkan adanya jalinan hubungan yang baik dan terbuka untuk membentuk kekuatan dukungan.
Baca juga : Gerak Elite Politik Menjalin Politik Silaturahmi
Tujuan politis
Tak salah memang jika memaknai ada beragam tujuan politis yang berbalut silaturahmi dalam suasana Idul Fitri. Selagi tujuan yang diupayakan merupakan sesuatu yang positif, tentu itu tak keluar dari nilai keutamaan silaturahmi dan tradisi berhari raya itu sendiri.
Seperti yang diketahui, saat ini pencalonan presiden untuk pemilu mendatang memang masih menjadi bursa yang bebas. Itulah sebabnya, pertemuan-pertemuan yang dilakukan di momentum Lebaran tahun ini menjadi penjajakan awal yang tentu sangat penting dan memiliki fase kelanjutan yang sangat ditunggu,
Pergerakan peta politik, terkhusus untuk pencalonan presiden tentu masih akan dinamis. Segala kemungkinan masih sangat bisa terjadi, dan potret itu, meskipun tidak secara gamblang, telah tersiratkan dengan apa yang ditunjukkan oleh para elite ketika momentum Lebaran ini.
Dengan sisa waktu yang kian sempit, upaya mendulang dukungan elektoral dan kekuatan politik dalam pengusungan calon presiden perlu diupayakan seoptimal mungkin.
Safari politik para capres dalam suasana hari raya ini memang terasa lebih mengedepankan suasana kekeluargaan yang penuh keteduhan. Beberapa elite bahkan mengaku tak obrolan khusus mengenai politik ketika silaturahmi berlangsung.
Dengan sisa waktu yang kian sempit, upaya mendulang dukungan elektoral dan kekuatan politik dalam pengusungan calon presiden perlu diupayakan seoptimal mungkin.
Meski demikian, bagi banyak pihak gelagat silaturahmi di hari raya dari para tokoh bangsa ini seperti menjadi pemantik untuk pemanasan gelanggang pemilihan presiden seiring semakin akan mengutubnya dukungan partai.
Salah satu hikmah utama dari silaturahmi dan merayakan Lebaran sejatinya memang untuk menjalin kembali visi bersama menuju kemenangan dan kemaslahatan. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga : Mudik Lebaran dan Pemilu