Javelin, ”Santo” Pelindung Bangsa Ukraina
Ukraina memiliki pelindung istimewa dari serangan-serangan alutsista Rusia. Rudal Javelin menjadi ikon pelindung bangsa Ukraina.
Sukses menjadi andalan prajurit Ukraina mengatasi serbuan kendaraan tempur lapis baja Rusia, rudal FGM-148 Javelin telah memengaruhi doktrin perang darat. Efektivitas rudal Javelin menyebabkan semakin banyak pasokan yang diberikan negara-negara NATO, sekaligus mengangkat pamor rudal jenis ini.
Javelin yang mempunyai arti tombak atau lembing tampaknya menjadi senjata antitank paling canggih dan efektif yang diperoleh Ukraina saat ini. Lintasan tembakan rudal ini bisa disetel, baik tembakan secara lurus/langsung ke arah sasaran maupun disetel untuk melenting. Dia akan membentuk lintasan ke atas hingga ketinggian maksimum 150 meter kemudian menghunjam jatuh ke arah sasaran dengan jarak terjauh maksimal 2,5 km. Karakter melenting itu mirip lontaran lembing sesuai namanya.
Setelah diluncurkan penembak, Javelin akan menabrak tank dari bagian atas di mana lapisan armornya paling lemah. Pada tank T-72 Rusia, misalnya, bagian depan kubah meriam tank/turet T-72 terbuat dari baja cor dengan tebal maksimum 280 mm, bagian hidung sekitar 80 mm dan bahkan pinggiran kubah meriam pada bagian yang miring menghasilkan ketebalan setara kekuatan 500–600 mm baja cor. Sementara itu tebal lapisan baja di atap tank modern rata-rata ”hanya” 15-30 mm.
Dengan tingkat ketebalan semacam itu, bagian depan dan samping tank memang dirancang mampu menahan efek ledakan atau tembakan proyektil hingga maksimum kaliber 30 mm ataupun efek ledakan roket panggul ringan semacam RPG (rocket propelled grenade). Senapan mesin kaliber 12,7 mm, misalnya, pasti sulit menembus baja lapisan depan tank. Sementara itu bagian atas turet tank hanya dirancang aman untuk menahan serangan senjata serbu ringan semacam AK-47 atau M-16. Namun, tentu bukan tandingan 8,4 kg hulu ledak rudal Javelin FGM-148 yang terdiri dari dua bagian high explosive antitank (HEAT).
Proyektil Javelin yang mampu menembus perisai pelindung tank akan dilanjutkan dengan ”semburan” material ”superplastic jet” di dalam kompartemen tank yang memicu ledakan sekunder dari amunisi peluru meriam tank. Tanpa ledakan sekunder pun, awak tank dalam kompartemen dipastikan terdampak hebat, apalagi jika amunisi tank itu sendiri turut meledak. Itulah sebabnya banyak tank T-72 Rusia yang terkena bidikan Javelin meledak hebat, dan turetnya terhempas dari badan tank meski bobot turet dan meriam sebuah tank bisa mencapai belasan ton.
Ada beberapa tipe Javelin dan untuk model terbaru F memiliki hulu ledak multiguna canggih yang dapat menimbulkan ledakan fragmentasi sekaligus menembus perisai pelindung eksplosif/reaktif pelindung kendaraan lapis baja. Perisai eksplosif tank adalah kotak logam berisi peledak kecil yang ditempelkan di sekujur badan tank untuk menangkal ledakan rudal dengan ledakan sekunder sehingga proyektil tidak menembus kedalam tank.
Selain kecanggihan hulu ledak, Javelin FGM-148 adalah rudal panggul portabel dengan berat sekitar 30 kg yang memiliki fitur tembak-dan-lupakan (fire and forget). Fitur ini sangat penting di medan perang modern untuk memberi waktu sang penembak segera bersembunyi setelah meluncurkan rudal. Hal ini karena sistem sensor dan radar pelacak di dalam tank modern juga mampu mengendus arah posisi penembak sesaat setelah rudal diluncurkan. Fitur ini akan meminimalkan kemampuan serangan balik tank lainnya terhadap penembak.
Tank Rusia yang paling modern diterjunkan dalam perang Rusia-Ukraina pun terbukti rentan terhadap serangan rudal Javelin. Hingga hari ke-56 perang Rusia-Ukraina, tercatat sudah ratusan tank dan kendaraan perang Rusia menjadi korban keganasan Javelin. Disebut-sebut, tingkat ”kill rate” rudal ini mencapai di atas 90 persen.
Ukraina mengklaim sebanyak 460-680 tank dan lebih dari 2.000 kendaraan lapis baja telah mereka hancurkan. Sebagai perbandingan, di awal invasi, Rusia diperkirakan mengerahkan 2.700 tank dari jenis T-72, T-80, hingga tank T-90.
Lihat Juga: Pasukan Azov Ukraina Bertempur Habis-habisan di Mariupol
Sementara di awal invasi, Amerika Serikat telah mengirimkan 2.000 rudal Javelin yang disusul dengan 5.000 lainnya setelah perang berlangsung. Terbukti, strategi mengirimkan rudal Javelin telah mengubah narasi pertempuran sehingga pasukan infanteri ringan Ukraina mampu menahan serbuan pasukan mekanis kavaleri Rusia yang di atas kertas jauh lebih kuat.
Selain Javelin FGM-148, Pemerintah Inggris juga telah mengirim 3.615 rudal jarak pendek next generation light anti-tank weapon (NLAW), Jerman mengirim 1.000, Norwegia 2.000, dan Swedia 5.000 buah. Secara total, AS dan negara-negara NATO lainnya mengirim lebih dari 17.000 senjata portabel dan semiportabel antitank ke Ukraina, baik melalui Polandia, Romania, maupun jalur lainnya dalam rentang waktu sebulan terakhir.
Ikon populer
”Banjir” rudal antitank yang dikirim ke Ukraina terbukti telah mengubah arah perang, antara lain terlihat dari besarnya kerugian perang Rusia sehingga mereka harus menarik pasukan dari sekitar ibu kota Kiev dan membatalkan rencana ofensif ke wilayah barat. Rusia juga terpaksa menambal kelemahan pasukannya dalam perang kota infanteri dengan mengundang pasukan Chechnya dan kombatan Suriah.
Sulit dimungkiri, besarnya ”jasa” rudal Javelin dan rudal-rudal panggul antitank lainnya, NLAW (Inggris-Swedia), Carl Gustav (Swedia), Panzerfaust 3 (Jerman), Mistral (Norwegia), termasuk Stugna-P (Ukraina), telah mengesankan rakyat Ukraina dan dunia. Tak heran, seiring dengan berbagai keberhasilan mengesankan di medan pertempuran itu, warga Ukraina mentransformasi rudal–rudal itu dari ”sekadar” senjata perang menjadi ikon simbolis yang berjasa menyelamatkan eksistensi bangsa Ukraina.
Mantan koresponden media internasional asal Kanada berdarah Ukraina, Christian Borys, menangkap fenomena itu dengan membuat meme gambar orang suci yang memegang rudal panggul Javelin. Pada awalnya, adalah Santa Maria Magdalena yang membopong Javelin dan diposting di kanal media sosialnya. Gambar itu ternyata sangat menyentuh dan menggerakkan netizen untuk berbondong-bondong memesan gambar itu kepada Borys.
Borys pun mewujudkan meme itu dalam berbagai produk menchandise, seperti tas jinjing, kaus, bendera, dan stiker. Ribuan pesanan masuk setiap hari dari dalam dan luar Ukraina. Kewalahan dengan pesanan yang membeludak dalam hitungan hari bahkan jam, Borys meninggalkan pekerjaan freelancer jurnalis dan fokus dalam pemasaran produk bergambar Santa Maria dengan rudal panggul.
Kreativitas itu segera berlanjut dengan menggunakan gambar orang-orang kudus lainnya dalam kepercayaan Kristen Ortodoks Ukraina membawa berbagai persenjataan ringan yang masih dimiliki tentara Ukraina dalam menahan gempuran pasukan Rusia. Tak hanya rudal panggul, gambar-gambar meme ikonik perang kini juga termasuk rudal antikapal Neptune yang berjasa menenggelamkan kapal penjelajah Rusia dan bahkan tokoh dan penyair bangsa Slavik, Taras Shevchenko.
Menggunakan kanal Saintjavelin.com, Borys mampu menghimpun dana hampir 800.000 dollar AS hanya dalam dua minggu di awal invasi. Seluruh laba bersih dari penjualan barang-barang itu menurut Borys akan disumbangkan sepenuhnya ke badan amal bantuan kemanusiaan yang berfokus pada Ukraina. Ikon tersebut makin populer di masyarakat dunia yang membeli produk Borys sebagai simbol dukungan dan bantuan nyata nonmiliter terhadap Ukraina.
Perang Donbas
Saat ini, peperangan Rusia–Ukraina telah mencapai tahap genting berikutnya dengan pengepungan pasukan Rusia atas kota-kota di daerah Donbas. Kota Mariupol yang nyaris hancur total juga sudah terkepung pasukan Rusia dan tentara Chechnya. Komandan pasukan marinir Ukraina, Serhiv Volynsky, bersaksi di medsos bahwa kemampuan bertahan pasukannya di pabrik baja Azovstal, Mariupol, hanya dalam hitungan hari atau bahkan jam karena besarnya kekuatan musuh yang mengepung.
Di sisi barat Ukraina, bantuan alat-alat perang dari negara anggota NATO semakin deras masuk dari perbatasan Polandia, Slovakia, dan sekitarnya. Berbeda dengan bantuan sebelumnya yang merupakan kategori senjata infanteri “ringan”, kali ini NATO terang-terangan memberi bantuan tank, kendaraan lapis baja, senjata artileri berat, kapal patroli laut, drone, hingga jet tempur produk Uni Soviet. Jenis persenjataan pasukan Ukraina saat ini bahkan lebih bervariasi dan modern daripada yang dimilikinya di awal invasi Rusia.
Baca Juga: Faktor-faktor Pengubah Narasi dalam Perang Rusia-Ukraina
Namun, apakah semua alat perang itu akan mampu menahan gempuran Rusia sebagaimana di tahap pertempuran sebelumnya tentu sangat tergantung dari ketepatan strategi perang dan semangat bertempur pasukan Ukraina sendiri.
Rusia sudah menanggung malu dan kerugian besar dengan mundur dari Kiev dan tenggelamnya kapal penjelajah “Moskva”. Kali ini ”Santo Santa” pelindung Ukraina harus bekerja lebih keras menggunakan seluruh persenjataan bantuan barat demi melindungi kelangsungan hidup bangsa Ukraina. (LITBANG KOMPAS)
Baca Juga: Membaca Perubahan Geostrategi Rusia dalam Konflik di Ukraina