Indikator kesejahteraan Indonesia menunjukkan arah positif. Meskipun demikian lonjakan kepadatan penduduk dan tingkat pengangguran masih menjadi pekerjaan rumah.
Oleh
Arita Nugraheni
·5 menit baca
Sejumlah indikator kesejahteraan sosial Indonesia membaik. Di antara negara dunia, Indonesia turut mampu bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19. Harapannya, pencapaian ini menjadi sepercik kepercayaan diri untuk terus berakselerasi.
Laporan Statistik Indonesia 2022 menunjukkan adanya peningkatan angka harapan hidup penduduk. Pada 2021, angka harapan hidup mencapai 73,5 tahun atau naik 0,1 dari tahun sebelumya. Capaian ini pun memperpanjang tren positif selama sepuluh tahun terakhir.
Di antara negara-negara di Asia Tenggara, angka harapan hidup Indonesia pun cukup baik. Merujuk laporan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) 2020, angka harapan hidup Indonesia yang tercatat 71,7 tahun melampaui empat negara, yakni Filipina (71,2 tahun), Kamboja (69,9 tahun), Laos (67,9 tahun), dan Myanmar (67,1 tahun).
Meski demikian, upaya perbaikan kualitas pelayanan kesehatan tetap perlu diakselerasi. Indonesia masih berada di peringkat menengah jika dibandingkan dengan capaian negara maju seperti Hongkong dengan usia harapan hidup hingga 84,9 tahun. Sementara warga Jepang hingga 84,6 tahun dan Swis mencapai 83,8 tahun.
Perbaikan juga terjadi pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Setelah dua tahun lalu mengalami stagnasi, indeks pada 2021 mencapai angka 72,3 atau naik 0,4 poin. IPM ini menjadi gambaran tingkat hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup yang layak.
Kualitas hidup di Indonesia juga lebih unggul dibandingkan setengah negara-negara di Asia Tenggara. Menggunakan data Human Development Index (HDI) 2019, kualitas hidup Indonesia lebih baik dari Filipina, Laos, Kamboja, dan Myanmar. HDI Indonesia juga lebih baik dari Vietnam yang memiliki angka harapan hidup lebih tinggi.
Pencapaian yang tergambar melalu data statistik ini selaras dengan apresiasi masyarakat. Hasil Survei Nasional Kompas (SNK) pada Januari 2022 menunjukkan 78,3 persen responden puas dengan kinerja pemerintah di bidang kesejahteraan sosial. Tingkat kepuasan ini adalah yang tertinggi selama survei dilakukan secara periodik sejak Agustus 2020.
Selain aspek kesejahteraan sosial, capaian baik juga muncul dari ranah ekonomi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Produk Domestik Bruto (PDB) telah tumbuh positif menjadi 3,7 persen pada 2021 setelah berada di minus 2,1 persen.
Pertumbuhan positif juga berhasil dicapai oleh negara-negara lain. Beberapa diantaranya tumbuh tinggi seperti India (9,5 persen), China (8,0 persen), dan Inggris (6,8 persen). Ada pula kelompok negara yang baru tumbuh di kisaran 2 persen, seperti Kamboja (1,9 persen), Thailand (1,0 persen), dan Kuwait (0,9 persen).
Sayangnya, keberhasilan keluar dari krisis ini tidak dialami semua negara. Myanmar mencatatkan pertumbuhan minus 17,9 pada 2021. Venezuela juga masih berada di minus 5 persen meskipun telah berjuang melewati krisis ekonomi selama bertahun-tahun.
Dari aspek ketenagakerjaan, Indonesia telah mampu menipiskan angka pengangguran. Pada 2020, Indonesia mengalami lonjakan angka pengangguran menjadi 7,1 persen. Terakhir, angka pengangguran berhasil turun menjadi 6.5 persen.
Angka pengangguran di Indonesia selama sepuluh tahun berhasil terus diturunkan dari 6,2 persen menjadi 5,2 persen pada 2019. Penurunan tingkat pengangguran sebesar 0,6 persen di tahun krisis ini tak pelak membawa optimisme. Apalagi, negara maju seperti Singapura dan Hongkong dilaporkan baru mampu mengurangi pengangguran sebesar 0,3 persen.
Pengentasan pengangguran menjadi persoalan yang pelik di sejumlah negara. Finlandia masih menghadapi 7,8 persen pengangguran dalam dua tahun. Begitu pula Jepang di angka 2,8 persen. Di Italia, angka pengangguran justru naik 1 persen di tahun 2021 menjadi 10,3 persen. Sementara di Belgia meningkat 0,7 poin menjadi 6,3 persen. Kenaikan angka pengangguran juga terjadi di Malaysia, Perancis, Swedia, dan Mesir.
Meski demikian, hasil Survei Kompas pada Januari 2022 merekam hanya 50 persen yang puas pada kinerja pemerintah Indonesia dalam menyediakan lapangan pekerjaan atau mengurangi pengangguran. Tingkat kepuasan ini lebih rendah dari kepuasan umum di bidang ekonomi yang mencapai 64,8 persen.
Respon publik ini menjadi bandul penyeimbang di tengah capaian baik di bidang tersebut. Artinya, persoalan pengangguran tetap perlu mendapatkan perhatian agar tidak membayangi pencapaian dan perbaikan di bidang ekonomi lainnya.
Di tengah indikator kesejahteraan yang naik positif, salah satu indikator menunjukkan kenaikan yang justru kurang menguntungkan. Perbandingan data yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Indonesia menjadi negara padat penduduk di antara negara-negara Asia Tenggara.
Pada 2021, kepadatan penduduk di Indonesia diperkirakan di angka 142 penduduk per kilometer persegi. Angka tersebut memperpanjang tren kenaikan dari tahun ke tahun. Di tahun 2017, kepadatan tercatat di angka 136,3 penduduk per kilometer persegi. Kenaikan berada di kisaran satu hingga dua penduduk per tahun. Laju naik kepadatan penduduk ini perlu mendapatkan perhatian serius demi menekan dampak multidimensi.
Indonesia berada di urutan keempat setelah Singapura, Filipina, dan Vietnam sebagai negara terpadat. Kepadatan Singapura diperkirakan mencapai 8.424 penduduk per kilometer persegi. Dengan kepadatan ini, Singapura juga menjadi salah satu negara terpadat di dunia.
Meski begitu, Singapura adalah negara yang sukses menampilkan citra diri sebagai negara kota masa depan. Laju menanjak kepadatan penduduk diatasi dengan strategi terintegrasi dalam penataan lahan. Tak hanya itu, penataan ruang terbuka dan ruang hijau juga diperuntukkan untuk mengurangi persepsi sebagai negara padat penduduk.
Singapura memperluas sumber daya lahan dengan membangun gedung-gedung tinggi, reklamasi, dan perluasan area bawah tanah. Kementerian Pembangunan Nasional Singapura telah merencanakan pembangunan area bawah tanah berlapis untuk utilitas, transportasi, sistem perpipaan, penyimpanan minyak, hingga amunisi.
Di tengah capaian baik Indonesia di tahun 2021, kepadatan penduduk jangan sampai menjadi pemicu persoalan kesejahteraan. Penataan permukiman yang sudah dilakukan pemerintah saat ini diharapkan dijalankan secara konsisten. (LITBANG KOMPAS)