Tetaplah cerdik meniti buih dan perkuat negara sendiri. Kelemahan negara sering muncul dari prahara domestiknya.
Oleh
Redaksi
·3 menit baca
BIRO PERS SEKRETARIAT PRESIDEN/MUCHLIS JR
Presiden Joko Widodo, yang berdiri di samping Presiden Amerika Serikat Joe Biden, berfoto bersama pemimpin negara ASEAN di halaman Gedung Putih, Washington DC, Kamis (12/5/2022) waktu setempat.
ASEAN memasuki dunia dengan kekuatan bipolar, di mana AS dan China saling bersaing. ASEAN, Australia, Jepang, dan Korea sama-sama jadi ajang perebutan.
Profesor Yan Xuetong dari Universitas Tsinghua mematrikan kekuatan bipolar ini di situs China US Focus, 20 April 2015, berjudul ”A Bipolar World is More Likely than a Unipolar or Multipolar One”. Tidak ada konsensus keamanan akan terjamin di era bipolar, kata mantan Menlu Brasil Antonio de Aguiar Patriota, 2 Mei 2017, di situs Rising Power Project.
ASEAN harus pintar-pintar meniti buih. Maka, tidak aneh jika para pemimpin ASEAN, tanpa perwakilan Myanmar, bertemu Presiden AS Joe Biden di Washington DC, 12 Mei. Namun, kehadiran pemimpin ASEAN di Washington bukan berarti China tidak acuh.
Jangan jadikan negara-negara lain sebagai pion, demikian peringatan jubir Kemenlu China, Wang Wenbin, kepada AS (China Daily, 19 April 2022). Peringatan disampaikan jubir Kemenlu China yang lain, Zhao Lijian, 13 Mei. ”AS tidak terletak di kawasan, jangan mengganggu kawasan,” kata Zhao. Jangan paksa negara-negara di kawasan berpihak untuk mengusik kepentingan China.
BIRO PERS SEKRETARIAT PRESIDEN/LAILY RACHEV
Presiden Joko Widodo berfoto bersama Presiden Joe Biden setelah tiba di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Kamis (12/5/2022) waktu setempat.
”ASEAN tak mau memilih salah satu dari keduanya,” demikian kata Kao Kim Hourn, penasihat Perdana Menteri Kamboja Hun Sen (Reuters, 12 Mei). Sejarah berpihak kepada Asia. ASEAN-China merupakan mitra dagang terbesar dengan total neraca perdagangan 685,28 miliar dollar AS pada 2020. Perdagangan bilateral ASEAN-AS sebesar 362,2 miliar AS.
Potensinya besar sehingga Menlu China Wang Yi (Xinhua, 7 Mei) mengatakan, ”Strategi AS di Indo Pasifik tidak cocok dengan waktu serta tidak mengakomodasi kepentingan jangka panjang negara-negara di Asia Timur.” Sepak terjang AS di Indo Pasifik adalah membendung China, kata Menlu AS Antony J Blinken (CNN, 14 Desember 2021).
BIRO PERS SEKRETARIAT PRESIDEN
Presiden Joko Widodo menghadiri jamuan santap malam bersama pemimpin negara ASEAN dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Gedung Putih, Washington DC, Kamis (12/5/2022) waktu setempat atau Jumat (13/5/2022) pagi waktu Indonesia.
Ada sisi positif di era bipolar. Postur tegas AS, semisal tiap tahun menerbitkan dosa-dosa hak asasi manusia negara-negara lain, relatif berkurang. Tidak terasa lagi taring daftar hit list AS, yang sewaktu-waktu bisa menghentikan impor dari negara-negara ”berdosa”. AS dan China saling menawarkan investasi. Tentu tawaran terbaru AS sebesar 150 juta dollar AS tak sebanding dengan China yang menawarkan lebih banyak.
ASEAN seperti ”gadis cantik” yang sedang diperebutkan, tetapi harus cerdik. ”Kekuatan besar itu sewaktu-waktu bisa anarkistis,” demikian John Mearsheimer, pakar politik dari Universitas Chicago, di The Chinese Journal of International Politics Vol 3, 2010. AS sudah pernah anarkistis, China bukan kekecualian jika semakin kuat, menurut Mearsheimer.
ASEAN harus pintar mengingatkan janji China, lewat Presiden Xi Jinping, tidak akan mem-bully negara lain (Reuters, 21 November 2021). Walau tak bisa jadi pegangan, karena niat seseorang atau negara tidak terjamin, setidaknya hal serupa tidak pernah dijanjikan AS secara eksplisit ke negara lain. Tetaplah cerdik meniti buih dan perkuat negara sendiri. Kelemahan negara sering muncul dari prahara domestiknya.
