Akibat konflik bersenjata di Ukraina, warga sipil menjadi korban. Dunia turut didera ketidakpastian. Harga-harga melonjak.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Rusia memusatkan kekuatan militernya ke wilayah Ukraina timur. Konflik bersenjata diperkirakan masih akan berlangsung lama.
Beberapa waktu terakhir, kekuatan militer Rusia dilaporkan meninggalkan wilayah Ukraina utara dan menuju ke timur. Area-area di sekitar ibu kota Ukraina, Kiev, yang semula dikuasai tentara Rusia, mulai kembali dikendalikan oleh militer Ukraina.
Pergeseran kekuatan militer Rusia itu menjadi petunjuk kuat bahwa Moskwa sekarang fokus pada upaya untuk menguasai wilayah Donbas di Ukraina timur.
Donbas, dengan dua area penting di dalamnya, yakni Luhans dan Donetsk, didera konflik bersenjata sejak 2014. Pertarungan antara milisi pro-pemisahan dan pasukan Pemerintah Ukraina membuat wilayah itu mengalami peperangan bertahun-tahun sebelum Moskwa menggelar ”operasi militer” di Ukraina sejak 24 Februari silam.
Dengan kekuatan militer yang jauh lebih besar ketimbang Ukraina, kubu Rusia ternyata tetap menghadapi situasi yang tidak mudah untuk menundukkan negara tetangganya itu. Upaya menguasai ibu kota Ukraina menghadapi kenyataan berupa sulitnya perang kota. Gedung-gedung dapat menjadi lokasi serangan berbahaya saat tentara Rusia merangsek ke jalan-jalan di Kiev.
Perlawanan keras oleh militer Ukraina terhadap Rusia juga akan terjadi di Donbas. Bahkan, sejak bertahun-tahun silam, unit-unit militer elite Ukraina sudah menempati pos di Donbas sehingga membuat wilayah ini tak mudah dikuasai. Meski demikian, tekanan terhadap kekuatan bersenjata Ukraina tetap besar mengingat ada kemungkinan pasukan Rusia juga mampu menekan dan menggempur dari sisi selatan.
Akibat konflik bersenjata di Ukraina, warga sipil menjadi korban. Dunia turut didera ketidakpastian. Harga-harga melonjak. Kenaikan harga bahan bakar dan pangan membuat rakyat di banyak negara menjerit di tengah kondisi ekonomi yang baru akan pulih setelah dihajar pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir.
Kita tentu menolak penyerbuan militer ke suatu negara berdaulat dan merdeka. Namun, kita juga tidak bisa menutup mata pada faktor penyebabnya. Perluasan keanggotaan blok pertahanan secara masif dapat mengusik harga diri dan kemarahan sebuah negara.
Di tengah pergeseran fokus serangan Rusia ke Ukraina timur, perundingan berlangsung di antara keduanya. Meski berjalan lambat, perundingan itu tetap menjadi kunci untuk mencapai solusi permanen yang menjamin perdamaian.
Kita berharap kedua negara dapat mencapai kata sepakat dan perang pun berakhir. Harga yang harus ditanggung untuk konflik bersenjata di Ukraina sangat besar. Korban jiwa yang berjatuhan tak dapat diganti dengan apa pun.