Grand Prix MotoGP kembali ke Indonesia setelah seperempat abad. Antusiasme yang menyertai penantian panjang ini menjadi modal besar untuk Mandalika.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Setelah penantian 25 tahun, kejuaraan balap motor paling bergengsi, yakni MotoGP, akan kembali diselenggarakan di Indonesia. Adalah Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika, di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang menjadi lokasi pertarungan para pebalap motor terbaik dunia pada 18-20 Maret 2022.
Pertamina Grand Prix of Indonesia, demikian nama resmi balapan itu, akan menjadi seri kedua dari 21 seri MotoGP 2022. Dengan kontrak menjadi tuan rumah selama 10 tahun, Mandalika menempatkan Indonesia sejajar dengan Jepang, Malaysia, Thailand, dan Qatar, empat negara Asia lain yang lebih dulu secara rutin menjadi tuan rumah MotoGP.
Sebagai sirkuit baru, Mandalika menjadi lokasi tes pramusim MotoGP pada 11-13 Februari. Selain tujuan utama untuk mencoba setelan motor baru yang akan dipakai musim ini, para pebalap juga berkesempatan menjajal lintasan sirkuit yang mendapat pujian para pebalap Superbike, saat digelarnya World Superbike, akhir tahun lalu. Dari berbagai foto yang berseliweran di media sosial, para pebalap jelas memperlihatkan kekaguman pada keindahan Mandalika.
Kembalinya MotoGP ke Indonesia membuka kenangan akan penyelenggaraan Grand Prix balap motor di Sirkuit Internasional Sentul pada 1996-1997. Pada 1996, kelas 500 cc yang saat itu menjadi kelas tertinggi dimenangi oleh pebalap Australia Mick Doohan. Setahun kemudian di Sentul, dominasi Doohan yang memenangi 12 dari 13 seri sebelumnya dipatahkan rekan setimnya, pebalap Jepang Tadayuki Okada.
Melihat besarnya basis penggemar MotoGP di Indonesia, tak mengherankan jika Dorna Sports, pemilik hak komersial MotoGP, juga menantikan kembali menggelar MotoGP di Indonesia.
Grand Prix 1997 di Sentul juga turut menjadi saksi lahirnya ikon baru balap motor, yakni Valentino Rossi. Rossi meraih kemenangan ke-11 pada kelas 125 cc musim itu di Sentul, yang mengukuhkan posisinya sebagai juara dunia kelas 125 cc. Pebalap Italia itu terus terbang tinggi, menjadi juara dunia kelas 250 cc pada 1989, dan tujuh kali menjadi juara dunia 500 cc/MotoGP, sebelum pensiun pada akhir musim lalu.
Setelah itu, animo penggemar otomotif, terutama balap motor, di Indonesia terus meningkat. Tak sedikit warga Indonesia yang tiap tahun terbang ke Sepang, Malaysia, yang sejak 1999 menjadi tuan rumah salah satu seri MotoGP. Melihat besarnya basis penggemar MotoGP di Indonesia, tak mengherankan jika Dorna Sports, pemilik hak komersial MotoGP, juga menantikan kembali menggelar MotoGP di Indonesia, seperti yang disampaikan Managing Director Carlos Eszpeleta.
Antusiasme penyelenggara, pebalap, dan penggemar MotoGP untuk adu cepat di Mandalika setidaknya menjadi modal dasar untuk memastikan balapan terselenggara dengan lancar. Selain itu, untuk mengembangkan kawasan Mandalika sebagai tujuan wisata prioritas, juga meningkatkan ekonomi daerah dan wajah baru Indonesia di dunia internasional. Ini tantangan kita bersama sebagai bangsa.