Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Berarti hanya ada 1 dari 1.000 orang yang rajin membaca. Data tersebut menempatkan Indonesia di peringkat terendah kedua versi UNESCO.
Oleh
Hadisudjono Sastrosatomo
·3 menit baca
Tanggal 17 Mei 2022, Pusat Etika Bisnis dan Organisasi SS (PEBOSS) STM-PPM meluncurkan penerbitan buku elektronik berjudul Model PEBOSS Pembudayaan Etika dalam Organisasi. Peluncuran di Gedung Perpustakaan Nasional dan disiarkan lewat Zoom.
Tanggal 17 Mei dipilih karena berita Kompas mencantumkan tanggal tersebut sebagai pengingat Hari Buku Nasional. Semangat peluncuran buku ini senapas dengan semangat meningkatkan literasi bangsa Indonesia.
Keprihatinan mengenai minat baca bangsa ini beberapa kali muncul. Kompas pun sering menampilkan sosok akar rumput yang peduli literasi. Misalnya, ”Rubianto Sais Pedati Pustaka” (Kompas, 13/5/2022), mewakili idealisme mereka yang tersebar di segala pelosok tanah air yang memiliki kepedulian membina literasi masyarakat. Kita dapat membaca beragam kegiatan mandiri untuk meningkatkan semangat literasi.
Suprastruktur seperti Mas Nadiem seyogianya membantu semangat akar rumput ini dan tidak terbuai angan asumtif yang tidak membumi. Dua puluh tahun lalu Menteri Pendidikan era Megawati, Abdul Malik Fajar, mencanangkan tanggal ini sebagai Hari Buku Nasional. Warisan ini layak menjadi kegiatan berkesinambungan.
Laman Kementerian Dalam Negeri (23/3/2021) menampilkan bahwa Indonesia berada di posisi ke-62 dari 70 negara perihal tingkat literasi. Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat literasi rendah.
PISA Score Indonesia tahun 2018 malah merosot dibandingkan 2015. Survei Program for International Student Assessment (PISA) itu diumumkan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Berarti hanya ada 1 dari 1.000 orang yang rajin membaca. Data tersebut menempatkan Indonesia di peringkat terendah kedua versi UNESCO.
Tujuan mencapai manusia Indonesia tangguh dan maju lebih ditentukan oleh dua kata sederhana: keberpihakan dan kemauan politik. Nawacita sebagai janji politik mencantumkan ini. Ini das Sollen yang sayangnya belum sungguh-sungguh diwujudkan menjadi das Sein.
Hadisudjono SastrosatomoAnggota Tim Pengarah Pusat Etika Bisnis dan Organisasi SS-PEBOSS–STM PPM Menteng Raya, Jakarta Pusat
Mudik Lebaran
Apresiasi harus diberikan kepada semua pihak, terutama penyelenggara angkutan Lebaran 2022, yang berhasil mengelola lalu lintas mudik.
Evaluasi Angkutan Lebaran 2022 oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Selasa, 17/5/2022) menyampaikan data seperangkat nilai variabel kualitatif dan kuantitatif tentang orang atau obyek yang sangat berguna dianalisis untuk keperluan ke depan.
Seiring bertambahnya penduduk dan jumlah kendaraan, khususnya di Jabodetabek, masalah mudik Lebaran 2023 akan semakin sulit jika pemerintah tidak antisipatif.
Perlu pendayagunaan maksimal teknologi digital untuk mengurangi karyawan yang bekerja di Jakarta. WFH memungkinkan penduduk migrasi dari Jakarta ke daerah asal.
Kepadatan penduduk juga bisa dikurangi dengan memindahkan kantor pusat, sarana pendidikan dan latihan, baik sipil maupun militer, dari Jakarta ke luar Jawa.
Sistem jaringan transportasi terpadu perlu dibangun, baik darat, laut, maupun udara. Yang mudah, nyaman, dan cepat ke seluruh Tanah Air.
Pelabuhan penyeberangan seyogianya terhubung langsung dengan jaringan kereta api. Bus lintas Sumatera dilarang keluar pelabuhan penyeberangan, cukup menunggu penumpang KA yang menuju kota-kota di Sumatera. Fasilitasi pemindahan usaha dari Jakarta keluar Jawa.
Sebaiknya tidak lagi memberlakukan metode satu arah untuk mengurai penyumbatan karena contra flow seharusnya hanya untuk darurat.