Ada tiga intisari ajaran Bung Karno yang luar biasa, yang disebut Trisakti, tetapi kini tak banyak dibahas. Trisakti artinya berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Oleh
Samesto Nitisastro
·3 menit baca
Sudah menjadi ”pakem”, sejarah tidak menorehkan sendiri keberadaannya. Aspek politik, ekonomi, dan budaya turut memainkan peran dan kepentingan masing-masing.
Tidak salah apabila banyak yang berpendapat bahwa sejarah bisa berubah atau bahkan diubah. Tergantung dari kepentingan dan keuntungan yang didapat.
Ada tiga intisari ajaran Bung Karno yang luar biasa, yang disebut Trisakti, tetapi kini tak banyak dibahas. Trisakti artinya berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Kalau saja para elite politik mau belajar, memahami, dan melaksanakan Trisakti, saya yakin republik ini tidak akan porak poranda, baik ekonomi maupun moral.
Cukup banyak ajaran Bung Karno sebagai pendiri bangsa (founding father) yang sangat visioner, tetapi sudah dilupakan banyak orang. Atau jangan-jangan banyak orang di negeri ini yang mengaku pintar, tetapi melupakan atau tidak (mau) belajar sejarah.
Lebih dari separuh politikus yang ”merasa dan dianggap mewakili rakyat” tidak lebih dan tidak kurang sebenarnya adalah hasil karbitan. Bagaimana mungkin mereka bisa memahami sejarah?
Ajaran-ajaran Bung Karno memang tidak semuanya bisa diterapkan sekarang, juga belum tentu cocok. Namun, hal itu bisa menjadi dasar dan dikembangkan sesuai kemajuan zaman. Khusus Trisakti, ajaran ini tidak lekang digerus oleh perubahan zaman.
Partai-partai politik bisa membuat tema kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 berbasis Trisakti. Tidak perlu membuat janji-janji berlebihan yang tidak bisa ditepati, apalagi menggunakan agama sebagai senjata.
Ajaran Trisakti adalah milik seluruh rakyat Indonesia, bukan golongan tertentu saja, karena itu bisa dipakai sebagai intisari oleh siapa saja. Rakyat Indonesia tentu berharap bahwa hasil Pemilu 2024 akan lebih baik daripada pemilu-pemilu sebelumnya.
Pemerintahan yang bersih dan wakil rakyat yang benar-benar menyuarakan aspirasi rakyat, sekaligus efektif mengawasi jalannya roda pemerintahan, menjadi impian. Apalagi kalau mampu menyejahterakan rakyat, yang sampai kini belum terwujud.
Menanggapi surat Bapak D Irawan berjudul ”Sikap Bank” (Kompas, 5/5/2022), dengan ini kami sampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang Bapak alami.
Sebagai tindak lanjut dari keluhan tersebut, kami telah menghubungi Bapak D Irawan untuk menjelaskan masalah yang terjadi dan masalah telah diselesaikan.
Untuk masukan dan keluhan atas pelayanan CIMB Niaga, Anda dapat menghubungi Layanan CIMB Niaga 14041 atau melalui e-mail: 14041@ cimbniaga.co.id. Terima kasih.
Deddy T HasibuanMedia Relations Group Head, PT Bank CIMB Niaga Tbk
Knalpot Bising
Kompas (Selasa, 12/4/2022) menyajikan berita tentang klitih di Yogyakarta. Para anggota geng sekolah itu awalnya berselisih suara bising knalpot.
Suara bising itu berasal dari knalpot yang disebut blombongan. Knalpot blombongan bisa jadi muncul dari rasa iri pada motor-motor mahal yang bising suara knalpotnya.
Sekarang penggunaan knalpot blombongan menjadi bentuk ejekan terhadap warga negara ataupun aparatur hukum yang tidak berdaya. Faktanya, suara itu sudah dikeluhkan di mana-mana, tetapi masih saja dijumpai di jalanan.
Pengguna motor berknalpot blombongan adalah individu intoleran, tidak peduli pada lingkungan. Namun, ironisnya, mereka sering ikut pawai partai saat kampanye atau pawai kemenangan olahraga.