Ketidak(mau)tahuan warga atas status cagar budaya monumen, memprihatinkan. Ini terjadi bukan karena ketidaktahuan akan peraturan perundangan cagar budaya, melainkan karena kurangnya sikap memiliki.
Oleh
P Citra Triwamwoto
ยท3 menit baca
RENY SRI AYU ARMAN
Banteng Rotterdam adalah satu-satunya atau benteng terakhir peninggalan kerajaan Gowa yang masih utuh. Kawasan ini kini menjadi ruang publik bagi warga kota Makassar. juga menjadi tempat berbagai acara digelar, seperti pada Sabtu-Minggu (26-27/10/2019) lalu
Demikianlah gambaran peristiwa penjebolan sebagian Benteng Keraton Kartasura oleh pemilik lahan karena ketidaktahuan status benteng tersebut (Kompas, 24/4/2022).
Mungkin ia berpikir, apalah arti tumpukan batu bata yang tidak terawat, contoh nyata rendahnya pemahaman dan sikap memiliki (handarbeni) peninggalan purbakala.
Sebaliknya, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta membangun kembali Pojok Beteng (bastion) timur laut benteng Keraton Yogyakarta. Bastion itu hancur saat Perang Sepoi atau Geger Sepehi tahun 1812. Kini empat bastion berdiri lengkap dan bisa dinikmati masyarakat.
Ketidaktahun pemilik lahan atas status tembok batu bata Keraton Kartasura barangkali karena tidak ada tindakan khusus pemerintah. Misalnya memasang pagar kawat di sekeliling tembok batu bata itu atau papan bertuliskan โBenda Cagar Budayaโ dan peraturannya.
Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) tentu sudah menyelamatkan dan melestarikan banyak cagar budaya. Candi Borobudur bahkan telah ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO pada 1991.
Ketidak(mau)tahuan warga atas status cagar budaya monumen, patung, struktur batu bata, prasasti, makam, dan sebagainya patut jadi keprihatinan bersama. Fenomena ini terjadi bukan karena ketidaktahuan akan peraturan perundangan cagar budaya, melainkan karena kurangnya sikap memiliki. Alih-alih merawat, banyak yang merusak dan menghancurkan peninggalan purbakala.
Penghancuran gedung Societeit Harmonie (1985) untuk pelebaran jalan, penghancuran bangunan Pondok Gede (1992) untuk kegiatan ekonomi, adalah contoh sikap bangsa Indonesia terhadap peninggalan purbakala. Perlu sikap proaktif pemerintah daerah.
Pemerintah Kota Semarang yang merehabilitasi kota lama, alun-alun, serta Kanjengan layak diapresiasi. Pengaktifan jalur kereta api dan Stasiun Garut adalah bentuk lain dari revitalisasi peninggalan purbakala. Universitas Islam Indonesia Yogyakarta merawat Candi Kimpulan di kompleks perpustakaan universitas tersebut.
Peninggalan purbakala bukan sekadar untuk pendidikan dan obyek wisata, melainkan terutama menjadikan kita bangga sebagai bangsa Indonesia.
P Citra TriwamwotoAlumnus Arkeologi UGM, Tinggal di Jakarta 12640
Iklan
Manfaat Vs Harga
ARSIP KOMPAS
Kompas edisi Minggu (6/2/2022) Arsip Kompas
Media arus utama memiliki aturan main sangat ketat dalam proses penyajian berita. Kompas, salah satu media arus utama, menjadi sumber berita yang dipercaya dan dapat diandalkan.
Dengan naiknya harga kebutuhan pokok, termasuk abonemen harian Kompas, banyak pelanggan terpaksa berhenti berlangganan. Selain itu, untuk mengatasi biaya ekonomi tinggi, jumlah halaman berkurang menjadi 16.
Kondisi ini harus memberi manfaat yang berimbang kepada pelanggan Kompas.
Sebagai harian, seharusnya berita Kompas lebih beragam. Berulang-ulangnya berita IKN Nusantara di halaman satu oleh Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), misalnya, sangat membosankan. Sebaiknya diganti dengan berita yang lebih penting dan menarik.
Berita bersumber dari Litbang Kompas, liputan investigasi, di balik berita, atau teknologi maju (artificial intelligence) tidak perlu berkepanjangan. Menghabiskan halaman. Cukup yang pokok saja. Ulasan selengkapnya bisa di halaman e-paper.
Dengan demikian, sidang pembaca Kompas yang sangat heterogen dari segi usia, jender, tingkat pendidikan, profesi, dan status sosial bisa memperkaya wawasan dan mendapat hiburan setara nilai rupiah yang dikeluarkan.
Semoga harian Kompas dapat senantiasa membawa amanat hati nurani serta merawat semangat persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia.
FX WibisonoJl Kumudasmoro Utara, Semarang 50148
Catatan Redaksi:
Terima kasih atas saran yang telah Anda sampaikan.