logo Kompas.id
Surat PembacaButuh Bapak Bangsa
Iklan

Butuh Bapak Bangsa

Konsep demokrasi indah di atas kertas, tetapi implementasinya tidak mudah. Ada kalah dan menang. Kebebasan berpendapat memunculkan pro dan kontra. Perlu hati-hati agar potensi pembelahan tidak menjadi nyata.

Oleh
S Handoko
· 3 menit baca
Peneliti senior LIPI Siti Zuhro (kiri), Duta Perdamaian Pilpres 2019 Sheila Widyas Marini (tengah) and Direktur Pemilihan Umum Bebas Konflik (Rubik) Abdul Ghofur, menghadiri deklarasi gerakan #sayajurudamaipilpres2019 di media center KPU, Senin (17/9/2019).
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Peneliti senior LIPI Siti Zuhro (kiri), Duta Perdamaian Pilpres 2019 Sheila Widyas Marini (tengah) and Direktur Pemilihan Umum Bebas Konflik (Rubik) Abdul Ghofur, menghadiri deklarasi gerakan #sayajurudamaipilpres2019 di media center KPU, Senin (17/9/2019).

Negara kita telah memilih demokrasi sebagai acuan bernegara, sedangkan musyawarah dan mufakat disepakati sebagai panduan kehidupan bermasyarakat. Meskipun secara prinsip agak berbeda, keduanya memiliki tujuan yang sama: masyarakat yang berkeadilan.

Konsep demokrasi indah di atas kertas, tetapi implementasinya tidak mudah. Ada kalah dan menang. Demikian pula dengan produk kebebasan berpendapat yang dijamin undang-undang, akan memunculkan pro dan kontra ketika dilemparkan ke publik. Perlu kehati-hatian dan kecermatan menyikapi kondisi ini karena potensi polarisasi dan pembelahan publik terbentang nyata.

Editor:
AGNES MARIA ARISTIARINI ISWARI
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000