Dengan pola demikian akan terjadi pemerataan kegiatan olahraga di daerah tanpa harus membangun sarana baru yang mahal. Biaya jadi lebih hemat dan atlet bisa menguji hasil latihan tanpa harus menunggu empat tahun.
Oleh
Slamet
·3 menit baca
Ikut urun rembuk mengenai bangunan gedung olahraga bekas kegiatan Pekan Olahraga Nasional yang mangkrak di beberapa kota provinsi penyelenggara. Kondisi ini memang patut disayangkan karena untuk membangunnya pemerintah mengeluarkan biaya sangat besar.
Untuk menyelamatkan aset agar tidak rusak makin parah, perlu kiranya diambil langkah-langkah penyelamatan baik oleh pemerintah daerah maupun pusat.
Menurut hemat saya, langkah penyelamatan yang kiranya dapat dilaksanakan adalah sebagai berikut.
Pertama membentuk badan usaha milik daerah (BUMD) untuk mengelola aset-aset tersebut. Jika BUMD tidak memungkinkan, bisa dibuat pola kerja sama operasional dengan pihak swasta agar aset bisa didayagunakan untuk menghasilkan biaya perawatan maupun pemasukan bagi pemerintah daerah.
Kedua perlu dikaji dan dievaluasi lebih mendalam pelaksanaan PON yang berlaku seperti sekarang dengan melakukan kegiatan olahraga secara bersamaan di satu provinsi. Ini tentunya memerlukan biaya sangat besar, baik untuk penyediaan gedung olahraga maupun sarana pendukungnya. Hanya provinsi tertentu saja yang bisa melaksanakan dengan risiko mengulang pengalaman provinsi lain: warisan sarana olahraga yang terbengkalai.
Ketiga perlu dipertimbangkan untuk melakukan kegiatan olahraga secara per jenis yang pelaksanaannya tersebar pada beberapa provinsi sesuai kesiapan provinsi terkait. Waktu pelaksanaan dua tahun sekali, dengan menentukan olahraga apa saja yang dilaksanakan pada tahun ganjil dan pada tahun genap.
Dengan pola demikian akan terjadi pemerataan kegiatan olahraga di daerah tanpa harus membangun sarana baru yang mahal. Cukup memakai sarana yang ada. Biaya jadi lebih hemat dan atlet bisa untuk menguji hasil latihan tanpa harus menunggu empat tahun.
Keempat Pekan Olahraga Nasional yang sudah berjalan baik dapat digunakan untuk mengevaluasi kegiatan olahraga yang sudah dilaksanakan, apakah sudah sesuai target nasional, regional (SEA Games, Asian Games), maupun internasional seperti Olimpiade.
Semoga kegiatan olahraga di negeri kita berkembang lebih pesat lagi. Terima kasih.
Slamet Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur
Hewan Piaraan Saat Isoman
Peserta mengiringi anjing piaraannya saat mengikuti kontes dalam even Indonesia Pet Show di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat (22/2/2019). Pameran ini diikuti oleh sejumlah penyedia kebutuhan dan penjual hewan peliharaan, komunitas penyayang hewan dan dimeriahkan pentas dan kontes hewan.
Untuk mempertahankan ”nihil Covid-19”, China memusnahkan hewan piaraan pada pemilik yang menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing (Kompas, 16/3/2022).
Tindakan keras semacam ini mungkin bisa saja dilakukan di China, tetapi akan mengundang protes di negara lain termasuk di Indonesia. Bagi para penyayang, hewan piaraan sering dianggap bagian dari keluarga. Dipeluk, dicium, bahkan ikut tidur di kamar.
Memang hewan piaraan dapat tertular Covid-19 dari pemilik meski gejala klinisnya sangat ringan. Menjadi pertanyaan, seberapa besar potensi penularan balik Covid-19 dari hewan piaraan ke orang?
Centers for Disease Control and Prevention Atlanta, Amerika Serikat, menyebutkan penularan kembali Covid-19 dari hewan piaraan ke manusia sangat kecil.
Adakah upaya lain agar hewan piaraan tak tertular? Pada kondisi Indonesia, perawatan hewan piaraan bisa dititipkan pada keluarga yang tidak tertular atau penitipan hewan piaraan yang diawasi dokter hewan dan sebaiknya dikandangkan. Hewan piaraan dapat kembali ke pemilik jika pemilik telah negatif dan hewan piaraan dinyatakan sehat.
Di Indonesia ada beberapa Laboratorium Kesehatan Hewan yang mampu mendeteksi Covid-19 pada hewan. Salah satunya Pusat Studi Satwa Primata-LPPM IPB, yang mengonfirmasi harimau Ragunan terserang Covid-19.
Saya berharap, Indonesia tidak serta-merta meniru tindakan China.
SoeharsonoMantan Penyidik Penyakit Hewan, Tinggal di Denpasar