Belanda Minta Maaf?
Indonesia lebih dari 300 tahun dikuasai oleh kongsi dagang Belanda, Verenigde Oost Indische Compagnie (VOC), yang didirikan 10 Maret 1602. VOC menguasai seluruh wilayah Indonesia, setelah mengalahkan Portugis 1605.
Perdana Menteri Belanda minta maaf atas kekejamannya yang sistematis pada era pascaproklamasi kemerdekaan Indonesia. Menurut saya, permintaan maaf itu terlalu enteng, tidak dapat diterima nurani saya.
Saya kelahiran 1940, sangat merasakan betapa ngerinya ketika bersama adik dan nenek tercinta menyusuri jalanan di kota Nganjuk menuju ke desa-desa. Melewati Tanjung, Laban, terus ke Pace dan Papungan.
Sepanjang jalan yang tampak adalah orang-orang yang merintih kesakitan kena peluru Belanda. Apakah cukup hanya meminta maaf?
Bagaimana kekejian yang dilakukan sejak 1602? Termasuk kekejaman Westerling yang menelan nyawa ribuan orang? Terlalu enteng hanya meminta maaf.
Orang-orang yang sedang mandi pun waktu itu harus meregang nyawa, demikian juga orang-orang yang sudah berlindung di bawah tanah. Laki-laki diciduk dan dibawa Belanda, dijadikan tenaga kasar. Keluar dari tahanan, mereka kurus kering. Pendek kata, perlakuan di luar batas kemanusiaan adalah pemandangan sehari-hari.
Mengapa permintaan maaf hanya pada kurun pasca- kemerdekaan? Bukankah sejak 1602, termasuk yang dilakukan oleh Westerling, jauh lebih brutal?
Lalu apa kompensasinya? Apakah akan memberi pampasan perang? Itu pun tak seimbang dengan kekejaman yang saya lihat dengan mata kepala sendiri waktu itu.
Saya termasuk beruntung karena selamat dari desingan peluru, terutama saat berlindung di Desa Papungan. Kalau cuma minta maaf, sementara sudah menjajah Indonesia 350 tahun, sangat tidak lucu dan tidak adil.
Saudara-saudara saya sangat menderita dan berselimut kengerian waktu itu.
Dr Setyo Soedradjat, MM, APUDosen Pascasarjana Budi Luhur, Jakarta
Permintaan Maaf
Kompas, 19 Februari 2022, memuat berita tentang PM Belanda Mark Rutte. Ia meminta maaf kepada Indonesia setelah ada penelitian yang menemukan bahwa tentara Belanda menggunakan kekerasan berlebihan dan tidak etis pada perang kemerdekaan.
Sebelumnya, dalam kunjungan resmi ke Indonesia tahun 2020, Raja Belanda Willem Alexander resmi meminta maaf atas kekerasan berlebihan selama perang kemerdekaan Indonesia.
Tidak dijelaskan apakah permintaan maaf ditindaklanjuti dengan surat resmi atau hanya ucapan lisan.
Indonesia sebelum penjajahan Jepang dan proklamasi kemerdekaan, 17 Agustus 1945, dikuasai oleh kongsi dagang Belanda, Verenigde Oost Indische Compagnie (VOC), yang didirikan 10 Maret 1602. VOC berhasil menguasai seluruh wilayah Indonesia antara lain dengan mengalahkan Portugis di Maluku, 1605.
Sebelum itu, pada 1596, ada empat kapal dagang Belanda di bawah pimpinan Cornelis de Houtman mendarat di Banten dan kembali ke Belanda membawa rempah-rempah.
VOC bangkrut 31 Desember 1799, dinyatakan bubar, dan kekuasaannya diambil alih Kerajaan Belanda. Selain Belanda, ada Inggris, Spanyol, dan Portugal yang ingin menguasai Indonesia. Inggris akhirnya menguasai Malaysia dan Singapura, Spanyol menguasai Filipina, dan Portugal menguasai Timor Timur.
VOC dikenang Belanda sebagai pihak yang berjasa sehingga tahun 1999 Belanda memberi tahu Indonesia bahwa pada 2002 akan diadakan peringatan 400 tahun berdirinya VOC. Selain Indonesia, Afrika Selatan dan India juga diminta berpartisipasi dengan menerima kapal-kapal VOC singgah dalam pelayarannya ke Indonesia. Ketiga negara menolak.
Sampai penyerahan kedaulatan kepada Indonesia, 27 Desember 1949, Belanda telah menjajah Indonesia 350 tahun. Tidak tepat kalau Belanda hanya minta maaf selama perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia tahun 1945 sampai 1949.
Belanda harus minta maaf sejak pendudukan VOC.
MustakimPondok Duta 1, Tugu, Cimanggis, Depok
Beda Isi
Sebagai filatelis, saya senang ketika di rubrik Gaya Hidup ada tulisan ”Prangko, Sejarah, dan Penggunaanya pada Masa Kini” (Sabtu, 19/2/2022).
Halaman itu saya foto, lalu dibagi ke grup Whatsapp filateli. Teman filateli yang tinggal di Semarang ikut membagi foto halaman yang sama ke grup. Dia heran, mengapa tidak ada judul tersebut.
Lain lagi teman filateli yang tinggal di Cibubur. Hanya ada judul yang sama, keterangan singkat, dan barcode. Bahkan ilustrasi prangko yang ditampilkan berbeda dengan Kompas yang saya baca.
Dalam hal ini, saya beruntung bisa membaca rubrik secara utuh. Saya baru tahu kali ini bahwa rubrik Gaya Hidup bisa berbeda-beda di tiap daerah. Sepanjang pengetahuan saya, dulu Kompas memiliki lembar daerah.
Vita PriyambadaJl Bendungan Siguragura, Malang 65145
Catatan Redaksi:
Rubrik Kompas cetak sama isinya di setiap daerah. Tampaknya teman-teman Anda mengakses Kompas.id atau Kompas e-paper, informasi digital yang isinya bisa berbeda, lebih luas, atau mendalam.
Kesiapan Kawasan Danau Toba
Beberapa kabupaten di sekitar Danau Toba, antara lain Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Tobasa, Simalungun, Samosir, dan Dairi, menjadi kabupaten yang sering dikunjungi Presiden Joko Widodo. Kunjungan tidak lepas dari penetapan Danau Toba sebagai salah satu destinasi wisata superprioritas. Masyarakat menyambut antusias.
Saya sebagai warga Sumatera Utara etnik Batak Toba turut bangga dan mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo karena telah memperhatikan pengembangan kawasan Danau Toba. Hal ini tentu akan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar Danau Toba.
Untuk mendukung keberadaan kawasan wisata Danau Toba, Presiden Joko Widodo sudah meresmikan pengoperasian tujuh pelabuhan dan memberikan empat kapal motor penyeberangan.
Bandara internasional juga sudah beroperasi di Silangit, Siborong-borong, Sumatera Utara. Dengan demikian, akses menuju kawasan Danau Toba lebih mudah, cepat, dan lancar (Kompas, 3/2/2022).
Dengan bantuan sarana ataupun fasilitas pendukung, tanggung jawab pemerintah kabupaten jadi bertambah besar, harus membuat perencanaan pemeliharaan sarana atau fasilitas pendukung yang ada. Pemeliharaan tujuh pelabuhan dan empat kapal penyeberangan tentu perlu perhatian dan biaya. Apalagi jenis kapal penyeberangan tersebut bukan kategori kapal kecil.
Seperti diketahui, kita sering lemah dalam menjaga dan memelihara sehingga akhirnya terbengkalai.
Selain itu, kemajuan sektor pariwisata tidak hanya perlu pembangunan fisik dan infrastruktur. Untuk menarik wisatawan datang, perlu promosi, keramahtamahan, dan program kegiatan menarik. Danau Toba yang dikelilingi tujuh kabupaten bisa membuat dan sinkronisasi program. Ini belajar dari Pesta Danau Toba yang dulu diselenggarakan setiap tahun. Belakangan ini acara tidak ada lagi karena dirasa monoton dan tidak berdampak besar terhadap kunjungan wisatawan.
Satu hal lain yang tidak kalah penting ialah kesiapan dan pembinaan masyarakat setempat, termasuk antisipasi dampak sosial yang mungkin terjadi. Jangan sampai budaya dan kearifan lokal sebagai potensi utama menjadi hilang.
Pangeran Toba P HasibuanSei Bengawan, Medan 20121
”Dwaja”
Dalam artikelnya ”Tabloidisasi Pemberitaan Media” (Kompas, 8/2/2022), Agus Sudibyo menyebutkan nama-nama jenis iklan dalam bahasa Inggris dan masing-masing diberi padanannya dalam bahasa Indonesia. Kecuali banner dalam banner advertising.
Banner itu semacam panji atau bendera berukuran tidak besar, bentuk segi panjang atau segitiga sama kaki yang ramping. Lazimnya banner itu tidak putih polos, tetapi berwarna, bahkan warna-warni.
Ada yang bertuliskan semboyan, misalnya ”maju terus”, atau julukan, misalnya ”Red Devil” atau ”Padmanaba”.
Saya mengusulkan dwaja menjadi padanan kata banner. Semoga pas.
L WilardjoKlaseman, Salatiga