Dokter hewan telah banyak berkontribusi mendukung kesehatan masyarakat dan berperan penting meningkatkan perekonomian melalui sektor peternakan dan perikanan. Sayang, dokter hewan belum hadir merata di tiap daerah.
Oleh
drh Iwan Berri Prima
·2 menit baca
Sebagai profesi yang telah mengabdi lebih dari 100 tahun di Indonesia, profesi dokter hewan seharusnya telah dikenal luas oleh masyarakat. Namun, nyatanya, masyarakat masih belum banyak tahu tentang dokter hewan ini.
Bahkan, dokter hewan juga belum merata hadir di setiap daerah di Indonesia. Masih ada kabupaten/kota yang belum memiliki Dokter Hewan Berwenang (PNS Dokter Hewan). Padahal, sebagai profesi dengan rumpun ilmu kesehatan (satu rumpun dengan dokter, dokter gigi, apoteker, dan ilmu kesehatan lainnya), dokter hewan telah banyak berkontribusi mendukung kesehatan masyarakat dan berperan penting meningkatkan perekonomian melalui sektor peternakan dan perikanan.
Oleh sebab itu, kerja sama yang dibangun oleh asosiasi dokter hewan melalui Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI) dengan harian Kompas menjadi terobosan yang sangat positif dan bermanfaat untuk kemajuan dokter hewan Indonesia.
Salah satu kegiatan yang sudah mewujud adalah Webinar Kompas-PDHI tentang ”Tips & Trik Menulis Opini di Kompas” yang berlangsung pada 15 Februari 2022.
Semoga sinergi harian Kompas dan PDHI akan semakin meningkatkan popularitas dokter hewan di tengah masyarakat, yang berdampak pada pemerataan dokter hewan di seluruh pelosok tanah air, kesehatan hewan, dan bermuara pada kesejahteraan rakyat Indonesia.
Semoga!
drh Iwan Berri PrimaSekretaris Umum PDHI Cabang Kepulauan RiauJl Nusantara Km 18 Kijang, Kabupaten Bintan
Positif Covid-19
Awal Februari 2022 saya demam dan tenggorokan gatal. Mengira kurang minum, saya minum air putih banyak, obat, dan tidur cepat.
Ketika bangun keesokan harinya, saya masih demam dan tenggorokan tetap gatal. Saya ke klinik terdekat. Mendengar keluhan saya, dokter menyarankan tes antigen dan ternyata hasilnya reaktif. Untuk memastikan, saya diminta lanjut PCR.
Tidak jelas saya kena varian apa, tetapi dokter menduga Omicron karena gejala mirip yang saya alami. Saya diberi obat dan vitamin, dan langsung isolasi mandiri.
Untuk tes PCR lagi, dokter menyarankan 7-10 hari kemudian, setelah dipastikan tidak ada gejala sama sekali.
Saya sudah menggunakan masker dan menaati protokol kesehatan. Namun, mungkin karena imun tubuh sedang lemah, maka saya terjangkit.
Pesan saya untuk semua, jaga kesehatan dan taati protokol kesehatan. Pakai masker, jaga jarak, dan vaksinasi. Varian terbaru ini sangat cepat dan mudah menular. Jika tidak ada keperluan, sebaiknya tetap tinggal di rumah.
Defina PutriMahasiswa Beasiswa Unggulan Kemendikbud, Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti