Wafatnya Mangeshkar, Legenda Bollywood yang Pernah Berduet dengan Rhoma
Lata Mangeshkar adalah legenda dalam Bollywood. Ia berkarier selama 80 tahun, menyanyikan lebih dari 25.000 lagu dalam belasan bahasa, termasuk Indonesia. Dan, ia pernah berduet dengan Rhoma Irama.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·5 menit baca
Penikmat film Bollywood pasti familiar dengan lantunan suara tinggi seorang perempuan yang khas, baik saat dinyanyikan si aktris di depan layar maupun sebagai lagu latar. Halus, melankolis, dan syahdu. Adalah Lata Mangeshkar, si penyanyi bersuara emas itu.
Mangeshkar masyhur sebagai penyanyi legendaris yang sering meminjamkan suaranya untuk film. Namun, India baru saja kehilangan salah satu talenta terbaiknya itu. Mangeshkar mengembuskan napas terakhir di Breach Candy Hospital, Mumbai, Minggu (6/2/2022). Mangeshkar berusia 92 tahun.
Penyanyi ikonik itu meninggal dunia setelah mengalami kegagalan multi-organ. Mangeshkar tertular Covid-19 sehingga dirawat di rumah sakit pada 11 Januari 2022. Sempat memakai ventilator, kondisinya membaik pada akhir Januari. Setelah itu, kondisi Mangeshkar kembali memburuk hingga akhirnya wafat.
Mangeshkar mendapat pemakaman secara kenegaraan. Jenazahnya dibungkus oleh bendera India. Pemerintah India mengumumkan hari berkabung nasional selama dua hari. Bendera dikibarkan setengah tiang hingga Senin, pekan ini.
Perdana Menteri India Narendra Modi terbang dari New Delhi ke Mumbai untuk memberi penghormatan terakhir. Selain Modi, para pesohor Bollywood, politisi, dan ribuan warga memadati Shivaji Park, tempat Mangeshkar dikremasi. Himne berkumandang.
”Saya sangat sedih hingga tidak bisa berkata-kata. Dia meninggalkan kekosongan di negara kita yang tidak bisa diisi. Generasi mendatang akan mengingatnya sebagai pendukung budaya India, yang mana suara merdunya memiliki kemampuan tak tertandingi untuk memukau orang,” tulis Modi di Twitter.
Lahir pada 28 September 1929 di Indore, Mangeshkar mulai berlatih musik klasik sejak usia 5 tahun. Ayahnya, Deenanath Mangeshkar, adalah seorang penyanyi klasik dan aktor panggung. Gadis ini memulai kariernya dengan bernyanyi di acara keagamaan dan drama-drama musikal ayahnya.
Mangeshkar merekam lagu debutnya pada usia 13 tahun untuk sebuah film, tahun 1942. Sebulan kemudian, ayahnya meninggal dunia. Perempuan ini lalu pindah ke Mumbai, pusat industri film India, demi menghidupi ibu dan empat adiknya pada 1945.
Ia mengejar karier sebagai penyanyi playback, menyanyikan lagu agar ditirukan oleh aktris di depan layar. Pada awalnya, produser memecatnya dengan alasan suaranya terlalu tipis dan tajam. Namun, namanya mulai populer setelah merilis lagu ”Aayega Aanewala” untuk film Mahal (1949). Mangeshkar tak lama menjelma sebagai ikon pelantun lagu-lagu Hindi.
Puluhan ribu lagu
Mangeshkar berkarier sebagai penyanyi selama hampir delapan dekade. Selama itu, dirinya menyanyikan lagu-lagu yang kemudian disinkronkan dengan bibir para aktris dalam film musikal khas Bollywood.
”Pada 16 Desember 1941, saya menyanyikan dua lagu untuk pertama kalinya di studio untuk radio setelah mencari restu orangtua. Dalam 80 tahun ini, saya mendapat cinta dan berkah yang luar biasa dari orang-orang,” tulis Mangeshkar di Twitter dalam bahasa Hindi.
Mangeshkar masih berusia 20-an tahun ketika dinobatkan sebagai salah satu penyanyi playback terbaik di India. Namun, momen penting dalam sejarah karier-nya adalah saat ia bernyanyi untuk Mughal-e-Azam (1960), film drama romantis tragis yang disutradarai K Asif.
Sebagai Ratu Melodi, Mangeshkar telah meminjamkan suaranya untuk bintang tempo dulu, contohnya Madhubala dan Meena Kumari. Pada era modern, ia juga bernyanyi untuk diva, seperti Priyanka Chopra.
Mangeshkar telah bekerja dengan hampir semua direktur musik, produser, dan musisi legendaris India yang menjual puluhan juta rekaman. Sebut saja Madan Mohan, Naushad, SD Burman, RD Burman, duo Laxmikant-Pyarelal, dan AR Rahman.
Karya Mangeshkar telah muncul di lebih dari 1.300 film. Suaranya telah muncul dalam berbagai film terkenal, antara lain Dil To Pagal Hai (1997), Mohabbatein (2000), Kabhi Khushi Kabhie Gham… (2001), Eternal Sunshine of the Spotless Mind (2004), dan Life of Pi (2012).
Penyanyi ini memiliki katalog musik yang luar biasa. Jumlah pasti berapa ribu lagu yang telah dinyanyikan perempuan ini sebenarnya tidak tercatat. Pada 1960, Mangeshkar diklaim telah merekam lebih dari 25.000 lagu.
Menurut India Today dan beberapa media India lainnya, perempuan ini diperkirakan telah merekam total sekitar 50.000 lagu dalam lebih dari 14 bahasa, antara lain Hindi, Inggris, Belanda, Swahili, dan Indonesia. Mangeshkar pernah berkolaborasi dengan Rhoma Irama dan menyanyikan, antara lain, lagu ”Datang untuk Pergi” dan ”Sekuntum Mawar Merah”.
”Saya tidak percaya saya telah ditoleransi oleh pencinta musik selama 75 tahun!” kata penyanyi yang sering dipanggil Didi atau kakak perempuan ini kepada kepada Rediff, tahun lalu.
Hadiah Tuhan
Mangeshkar merupakan penembang legendaris yang produktif dengan suara yang diakui lebih dari 1 miliar orang di Asia Selatan. Tak hanya India, popularitasnya menyebar hingga ke Pakistan, Bangladesh, dan sejumlah negara Barat. Perdana Menteri Pakistan Imran Khan turut memberi penghormatan terakhir kepadanya di Twitter.
Lagu-lagu Mangeshkar penuh dengan emosi, sering kali sedih dan bertema cinta tak berbalas. Beberapa lagunya digunakan sebagai doa di kuil dan sekolah.
Namun, lagu lainnya juga bercerita tentang kebanggaan nasional yang memotivasi masyarakat India selama masa perang dengan negara tetangga Pakistan dan China. Penyanyi ini pernah diundang Pemerintah India untuk menyanyikan lagu penghormatan bagi tentara yang tewas dalam perang India-China 1962 dalam peringatan Hari Republik India, Januari 1963.
Mangeshkar menyanyikan ”Aye Mere Watan Ke Logon” (Oh Rakyat Negeriku) gubahan Kavi Pradeep dan C Ramchandra. Konon, penampilannya membuat Perdana Menteri Jawaharlal Nehru menangis.
”Suara saya adalah hadiah dari Tuhan. Saya belajar beremosi melalui suara saya. Ketika saya menyanyikan lagu pengantar tidur, saya menjadi seorang ibu. Ketika itu adalah lagu romantis, saya adalah seorang kekasih,” ujar penggemar olahraga kriket ini.
Dirinya mendapatkan apresiasi layaknya orang suci di industri musik Bollywood. Pada 2001, ia mendapat penghargaan Bharat Ratna, penghargaan sipil tertinggi di India atas kontribusinya di dunia musik dan film Bollywood. Pemerintah Perancis juga memberi penghargaan sipil tertinggi Officier de la Legion d’Honneur di Mumbai tahun 2009.
Mangeshkar, terkenal dengan kebiasaan bernyanyi tanpa sepatu, mendominasi industri musik India selama lebih dari setengah abad. Penyanyi ini juga tak segan memperjuangkan hak royalti musik.
Hingga akhir hayatnya, Mangeshkar tidak pernah menikah. Dia meninggalkan empat saudara yang semuanya adalah musisi unggul. Mangeshkar akan sangat dirindukan seluruh masyarakat India. Selamat jalan, Burung Bulbul India. (AP/AFP/Reuters/CNN)