Sekeping Emas dari Yulimar Rojas untuk Venezuela
Di Olimpiade Tokyo 2020, Yulimar Rojas memecahkan rekor dunia di cabang atletik yang sudah bertahan selama 26 tahun.

Yulimar Rojas
Sekitar 13 tahun lalu, Yulimar Rojas (25) menonton timnas Venezuela tampil di Olimpiade Beijing 2008. Apa yang ia saksikan di televisi menginspirasi remaja itu untuk menjadi atlet. Kini, Rojas tak hanya mewujudukan cita-cita menjadi atlet, tapi bisa menjadi perempuan pertama peraih medali emas Olimpiade untuk negaranya, sekaligus memecahkan rekor dunia.
Di Olimpiade Tokyo 2020, Rojas memecahkan rekor dunia di cabang atletik yang sudah bertahan selama 26 tahun. Tampil di Stadion Olimpiade, Minggu (1/8/2021), Rojas mencetak rekor dunia di nomor lompat jangkit putri dengan catatan jarak 15,67 meter.
Rekor dunia sebelumnya dipegang oleh Inessa Mykolajivna Kravets dari Ukraina dengan jarak 15,50 meter. Atlet Ukraina itu mencetak rekor dunia pada Kejuaraan Dunia Atletik 1995 di Gothenburg, Swedia, dua bulan sebelum Rojas lahir.
Rojas merebut emas setelah mengalahkan Patricia Mamona dari Portugal dan Ana Peleteiro dari Spanyol. Mamona mengukir lompatan sejauh 15,01 meter yang juga memecahkan rekor nasional Portugal. Rekor nasional Spanyol juga dipecahkan oleh Peleteiro yang meraih medali perunggu dengan catatan lompatan 14,87 meter.
Dengan kemenangan ini, Rojas berhasil menyepuh medali perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016 menjadi emas. ”Saya kehilangan kata-kata. Saya tidak bisa menggambarkan perasaan ini dan momen ini. Pemenang medali emas, dengan rekor Olimpiade, dan rekor dunia. Wow. Ini adalah malam yang fantastis,” kata Rojas, yang juga merupakan pejuang hak-hak LGBT.
Ketika diberi tahu bahwa ia adalah peraih medali emas perempuan Venezuela pertama, Rojas berkata: ”Saya pikir saya membuka pintu—dan bukan hanya untuk diri saya sendiri. Saya juga membuka pintu bagi orang-orang yang ingin mencapai hal-hal hebat untuk negara saya,” katanya, seusai perlombaan.
Dikutip dari Wales Online, Yulimar Rojas lahir di Caracas, tetapi bakat atletiknya dipupuk di negara bagian timur Anzoátegui di tepi Laut Karibia. Rojas dan keluarga pernah merasakan hidup susah tinggal di ”ranchito”, sebuah rumah gubuk yang terbuat dari batu bata dan atap seng. ”Saya datang dari awal yang sederhana,” katanya.
”Saya berasal dari keluarga besar, enam bersaudara, ayah saya, ibu saya, tinggal di sebuah peternakan kecil dengan banyak ketidakpastian,” katanya lagi.
Pada usia 14 tahun, Rojas mulai tertarik menekuni dunia olahraga setelah melihat timnas voli Venezuela tampil di Olimpiade Beijing. Kurangnya pelatih voli membuat Rojas mengurungkan niat menekuni olahraga ini. Selain itu, ketika hendak berlatih voli, bakatnya justru dilirik oleh pelatih atletik. Tubuh Rojas yang jangkung dinilai bisa mendulang prestasi atletik, khususnya di nomor lompat.
Bagi Rojas, kemiskinan bukanlah satu-satunya kendala ketika ia menekuni olahraga. Meskipun terpilih untuk bergabung dengan tim nasional, ayah Rojas tidak memberikan restu kepada putrinya untuk melakukan perjalanan ke kompetisi internasional.
Meski sempat ditentang ayahnya, akhirnya ia diizinkan berlomba di luar negeri. Dalam debutnya di kejuaraan internasional, Rojas memenangi lompat tinggi di Kejuaraan U20 di Medellin, Kolombia. Pada 2013, ia memecahkan dua rekor nasional di Kejuaraan Pan American U20. Tampil di Barquisimeto, ia mengukir catatan 1,87 meter di lompat tinggi dan mendarat di 6,17 meter di nomor lompat jauh. Pada tahun yang sama, ia meraih perak lompat tinggi di Kejuaraan Pan American U20 di Cali dan di Bolivarian Games di Trujillo.

Atlet Venezuela, Yulimar Rojas, bertanding dalam final lompat ganda putri (triple jump) pada Olimpiade Tokyo 2020 di Stadion Olimpiade, Tokyo, Jepang, Minggu (1/8/2021). Rojas mencatatkan jauh lompatan 15.67 meter. Capain Rojas ini merupakan rekor baru Olimpiade dan dunia. Rekor Olimpiade sebelumnya atas nama Mbango Francoise dari Kamerun (15,39 meter) dan rekor dunia atas nama Kravets Inessa dari Ukraina (15,50 meter).
Setahun kemudian, Rojas mencoba lompat jangkit untuk pertama kali. Pada debut di nomor ini, ia memecahkan rekor nasional U20 dengan catatan jarak 13,57 meter. Dia mencetak rekor nasional senior pertamanya di Kejuaraan Venezuela 2015 dalam lompat jauh dan lompat jangkit. Ia mengukir catatan 6,57 meter lompat jauh dan 14,17 meter lompat jangkit.
Setelah musim kompetisi yang panjang, dan dengan tubuh yang sakit, dia memutuskan untuk tidak berkompetisi di Kejuaraan Dunia. Menonton kejuaraan di TV membuatnya sadar bahwa dia memiliki potensi untuk menjadi yang terbaik di dunia.
Pada 2015, Rojas masih bertahan dengan beberapa nomor lompat dan memenangi lompat tinggi di Olimpiade Amerika Selatan di Chile. Fokusnya berubah menjadi lompat horizontal dan dia berkompetisi dalam lompat jauh dan lompat jangkit di Kejuaraan Dunia U20 di Eugene, AS. Kemudian di tahun itu, ia memenangi kedua lompatan horizontal di Kejuaraan U23 Amerika Selatan di Montevideo.
Pada akhir 2015, Rojas memutuskan pindah ke Spanyol dan berlatih di bawah asuhan Ivan Pedroso. Langkah itu membuahkan hasil dengan Rojas mengalami peningkatan penampilan. Selama musim Kejuaraan Dunia Indoor 2016, ia memenangi gelar dunia. Gelar itu dicapai sebelum Rojas meraih medali perak di Olimpiade Rio 2016.

Yulimar Rojas
Setelah berhasil menempati peringkat kedua di Rio, Rojas segera membidik medali emas.
”Saya selalu bermimpi memenangi emas Olimpiade. Itu adalah sesuatu yang saya inginkan dan dambakan. Saya telah bekerja sangat keras untuk itu. Itulah tujuan saya ketika saya datang ke Tokyo dan saya berharap saya dapat mencapainya sehingga Venezuela dapat merayakan bersama dan mendengarkan lagu kebangsaan,” katanya.
Sebelum tampil di kejuaraan, Rojas selalu membayangkan medali emas yang memberikan kebahagiaan. ”Ketika kita mencapai tujuan yang kita inginkan dengan segenap pikiran dan hati kita, dan di atas segalanya, yang telah kita usahakan, satu-satunya yang tersisa adalah kebahagiaan dan kepuasan,” tuturnya.
Menurut Rojas, kadang-kadang ia tidak percaya tampil di Tokyo sebagai harapan masyarakat Venezuela. Ia merasa seperti gadis normal lainnya yang mempunyai mimpi dan cita-cita. Di Tokyo ia berusaha tidak membebani diri dengan pikiran yang membuatnya cemas. Beruntung ia punya pengalaman tampil di Olimpiade Rio yang menambah percaya diri dan memberikan pengalaman luar biasa, termasuk bagaimana ia mempersiapkan mental sebelum perlombaan.
Prestasi Rojas, yang juga termasuk gelar juara dunia pada 2017 dan 2019, membuatnya dianggap sebagai pahlawan nasional Venezuela. Sebagai bentuk apresiasi, sebuah mural yang menggambarkan dia melompati Angel Falls dilukis di Caracas, dekat tempat dia dibesarkan. Sebagai pengakuan atas prestasinya, keluarganya juga mendapatkan rumah yang lebih baik.
Baca juga : Yulimar Rojas Pecahkan Rekor Dunia Lompat Jangkit ”Indoor” Putri
Popularitasnya kian melambung setelah ia memecahkan rekor di Tokyo. ”Saya memang mencarinya. Saya sedikit gagal dalam aspek teknis, tetapi lompatan terakhir telah memberikan segalanya," tambah Rojas.
Menurut dia, kunci keberhasilannya adalah tampil lepas. ”Saya fokus memberikan yang terbaik, menikmatinya, dan hasilnya keluar. Itu membuat saya bahagia. Saya harus menikmatinya sekarang dan menjalani pengalaman ini,” katanya.
Meski sudah dapat banyak prestasi, menurut Rojas memastikan kaki tetap berpijak di bumi sangat penting untuk bisa melangkah lebih jauh. ”Saya tidak bisa memikirkannya dengan cara lain. Kehidupan, keluarga saya, hari-hari saya, mengajari saya bahwa satu-satunya hal yang penting adalah menjadi bahagia, melakukan apa yang Anda sukai, dan berjuang untuk impian Anda. Kita harus selalu bersyukur,” katanya.
Yulimar Rojas
Lahir: Caracas, 21 Oktober 1995
Prestasi:
- Medali perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016
- Medali emas Olimpiade Tokyo 2020
- Juara Dunia 2017 dan 2019
- Juara World Indoor Championship 2016 dan 2018
- Juara Pan American Games (2019)