Caeleb Dressel, Torpedo Baru Amerika Serikat Setelah Phelps
Dressel tidak suka dibanding-bandingkan dengan Michael Phelps, perenang legendaris AS. Ia berusaha keluar dari bayang-bayang Phelps. Hasilnya, ia merebut 5 emas di Olimpiade Tokyo, 3 di antaranya dari nomor individu.
Caeleb Dressel berusaha keluar dari bayang-bayang legenda renang dunia, Michael Phelps. Usaha pemuda berusia 24 tahun ini berhasil di Olimpiade Tokyo 2020. Ia merebut lima medali emas, tiga di antaranya dari nomor individu.
Oleh Denty Piawai Nastitie
Tampil di Tokyo Aquatics Centre, Minggu (1/8/2021), Dressel merebut emas kelimanya di nomor 4 x 100 meter estafet gaya ganti putra dengan catatan waktu 3 menit 26,78 detik. Anggota tim lainnya adalah Ryan Murphy, Michael Andrew, dan Zach Apple. Sebelumnya, ia juga menyumbangkan emas untuk nomor estafet 4 x 100 meter gaya bebas.
Di nomor individu, Dressel merebut emas nomor 50 meter gaya bebas dan sukses memecahkan rekor Olimpiade dengan catatan waktu 21,07 detik. Rekor ini sebelumnya dipegang oleh Cesar Cielo dari Brasil dengan catatan waktu 21,30 detik.
Dressel juga merebut emas nomor 100 meter gaya bebas sekaligus memecahkan rekor Olimpiade milik Eamon Sullivan (Australia) dengan catatan waktu 47,02 detik. Selain itu, ia merebut emas 100 meter gaya kupu-kupu sekaligus memecahkan rekor dunia dengan catatan waktu 49,45 detik.
Bagi Dressel, kemenangannya, terutama di nomor gaya bebas 50 meter, punya arti tersendiri. Sebab itu, nomor pertama yang ia mainkan ketika kecil. ”Saya ingat menyaksikan Manaudou (Florent Manaudou dari Prancis) memenangi nomor itu di London,” ujarnya.
Menjelang perlombaan Dressel mondar-mandir dengan cemas di ruang persiapan, sementara sebagian besar perenang lain bersantai di kursi mereka. Begitu tampil di kolam renang, Dressel melesat. Ia berenang lebih cepat dari Florent Manaudou yang meraih perak dan Bruno Fratus yang memperoleh perunggu
”Sangat menyenangkan bisa mengalahkan waktu orang yang saya tonton saat masih kecil (Manaudou),” lanjutnya lagi, dikutip dari laman Olympics, Minggu.
”Ini kemenangan yang sangat berarti. Saya tahu beban ada di pundak saya. Saya memenangi medali estafet (Olimpiade). tetapi tidak pernah secara individu, jadi ini istimewa,” tambah Dressel
Selama ini, Dressel dikenal sebagai perenang yang berjasa di nomor estafet. Ia pernah mempersembahkan medali emas di Olimpiade Rio 2016, bersama legenda renang, Phelps, yang dijuluki torpedo.
Setelah Phelps pensiun, Dressel mendapat tekanan untuk meneruskan jejak sang legenda. Ia sering dibanding-bandingkan dengan Phelps yang memperoleh medali Olimpiade terbanyak sepanjang sejarah dengan 23 emas, 3 perak, dan 2 perunggu.
Spesialis sprinter ini lahir di Green Cove Springs, Florida, pada 16 Agustus 1996 dari orangtua Michael dan Christina Dressel. Ketiga saudaranya, Kaitlyn, Tyler dan Sherridon, juga perenang. Bakat Dressel sudah terlihat sejak masih muda. Bahkan, sebelum menginjak usia remaja, Dressel memecahkan rekor kelompok usia nasional 13–14 tahun putra dalam gaya bebas 50 meter gaya bebas.
Tim impian
Ketika masih sekolah, ia berlatih dengan pelatih Sergio Lopez di Bolles School Sharks yang saat itu disebut sebagai ”tim impian”. Sama seperti Phelps, Dressel juga menguasai renang gaya bebas, gaya dada, dan gaya kupu-kupu dengan standar tertinggi. Ini membuatnya punya potensi memperoleh tujuh atau delapan medali emas Olimpiade.
Dressel menjalani debut di Olimpiade Rio. Pemuda ini menyumbangkan medali emas Olimpiade di estafet gaya bebas 4 x 100 meter. Dia menjadi perenang pertama yang meluncur seperti roket. Tampil bersamanya adalah Michael Phelps, Ryan Held, dan Nathan Adrian. Tim estafet AS memenangi nomor ini dengan catatan waktu 3 menit 09,92 detik.
Dressel juga menjadi anggota estafet gaya ganti 4 × 100 meter. Ia tampil pada bagian gaya bebas di babak penyisihan. Ia mengamankan tempat kedua untuk tim AS tampil di final. Ryan Murphy, Cody Miller, Michael Phelps, dan Nathan Adrian kemudian memenangi nomor ini, memberikan Dressel pengalaman memperoleh dua medali emas Olimpiade.
Harapan Dressel bisa berkibar seperti Phelps semakin tebal setelah ia berhasil menyamai rekor Phelps dengan memperoleh tujuh medali emas pada Kejuaraan Dunia FINA 2017 di Budapest, Hongaria. Jumlah ini sama dengan yang diraih Phelps pada Kejuaraan Dunia 2007 di Melbourne, Australia.
Dressel terlihat sangat dominan. Ia memenangi gaya bebas 50 meter, gaya bebas 100 meter, gaya kupu-kupu 100 meter, gaya bebas 4 x 100 meter, gaya ganti 4 x 100 meter, gaya bebas campuran 4 x 100 meter, dan gaya ganti campuran 4 x 100 meter. Ia menjadi orang pertama yang mendapatkan tiga emas dalam satu malam di ajang itu.
Menjelang Kejuaraan Dunia 2019 di Gwangju, ia merasakan ada beban harapan yang sangat besar di pundaknya. Kadang-kadang, itu menjadi terlalu banyak. Berada di bawah bayang-bayang Phelps menyiksa fisik dan mentalnya ketika menjalani latihan dan perlombaan.
”Beberapa minggu sebelum kejuaraan dunia, saya menangis pada lebih dari satu latihan per minggu, hanya karena memikirkan seberapa buruk yang saya lakukan di bawah tekanan bersama apa yang saya harapkan dari diri saya sendiri,” ungkap Dressel pada penghargaan Renang AS tahun 2019.
Kerja kerasnya selama latihan membuahkan hasil. Dressel memperoleh enam medali emas dan dua perak. Ia menjadi juara untuk gaya bebas 50 meter, gaya bebas 100 meter, gaya kupu-kupu 50 meter, gaya kupu-kupu 100 meter, dan gaya bebas 4 x 100 meter, dan estafet gaya bebas 4 x 100 meter. Di nomor gaya kupu-kupu 100 meter, ia memecahkan rekor dunia untuk nomor renang yang selama 10 tahun dipegang oleh Phelps. Dengan 13 gelar dunia, ia diharapkan bisa menjadi megabintang pada Olimpiade Tokyo.
Publik AS masih membanding-bandingkan Dressel dengan Phelps. Namun, sebenarnya ia menolak dibandingkan dengan seniornya. ”Menurut saya, ini tidak adil bagi Michael. Dia perenang yang lebih baik. Saya tidak keberatan mengatakannya,” katanya.
Dressel menjelaskan, mengalahkan Phelps bukanlah tujuannya mengikuti kompetisi renang. ”Dalam hal ini, saya tidak dalam rangka untuk mengalahkan jumlah atau rekor medali siapa pun. Saya hanya ingin melihat seberapa jauh saya bisa memenangi perlombaan,” katanya, dikutip dari laman Olympics.
Meskipun ia tidak senang ketika dibanding-bandingkan dengan seniornya, Dressel memilih tidak ambil pusing dengan komentar masyarakat. Ia sadar ia mempunyai tujuan berbeda dari tuntutan orang lain. Menurut dia, memperoleh medali bukanlah tujuan utamanya menggeluti renang. Ia hanya menyukai atmosfer perlombaan.
Perasaan puas ketika bisa mencapai finish lebih cepat dari orang lain adalah motivasinya turun ke kolam renang. ”Saya tidak perlu membandingkan diri saya dengan Michael untuk menganggap diri saya hebat,” katanya. Meskipun perbandingan Phelps tidak bisa dihindari, Dressel tidak diragukan lagi adalah dirinya sendiri.
Selain prestasinya, Dressel juga dikenal berkat tato yang sangat ikonik. Sejak 2015, ia sudah mempunyai tato elang yang membentang di bahu kirinya dan ke dadanya. Setahun kemudian, ia menambahkan bendera Amerika pada gambar elangnya, yang membentang di bagian depan bahu kiri dan lengan atasnya. Setelah memperoleh 2 medali emas di Rio, Dressel membuat tato cincin Olimpiade di lengan kanannya. Tato itu seperti perjalanan hidupnya yang dinamis dan penuh harapan.
Caeleb Dressel
Lahir: 16 Augustus, 1996
Tinggi badan: 1,91 meter
Berat badan: 88 kg
Prestasi:
- Kejuaraan Dunia 2017 (tujuh medali emas)
- Kejuaraan Dunia 2019 (enam medali emas, dua perak)
- Olimpiade Rio 2016 (2 emas)
- Olimpiade Tokyo 2020 (5 emas)