Mia Widyastuti, Transformasi Kain Jarit Jadi Sepatu Indah
Mia Widyastuti mampu "menyulap" kain jarik berharga murah menjadi sepatu-sepatu nan indah. Produknya ternyata diminati banyak orang di dalam dan luar negeri.
Di tangan Mia Widyastuti (39), jarit atau kain panjang yang biasa dipakai untuk menggendong bayi, bertransformasi menjadi sepatu cantik. Karyanya diminati pelanggan di beberapa negara, termasuk Italia yang menjadi salah satu negara pusat mode dunia.
Aneka sepatu berbahan mulai sepatu berhak tinggi (high heels), bot, dan sepatu sandal berjejer rapi di bengkel kerja Mia Widy Shoes di Magelang, Jawa tengah. Sepatu-sepatu itu berlapis kain jarit berharga murah, namun tampak wah.
Kain murah itu pun bertransformasi menjadi barang berkelas yang laku dibandrol Rp 300.000 hingga jutaan rupiah per pasang. Peminatnya tidak hanya datang dari berbagai kota di Indonesia, tetapi juga dari beberapa negara seperti Malaysia, Singapura, Australia, hingga Italia. Peminat Singapura dan Australia bahkan sudah menjadi pelanggan tetap. Mereka rutin memesan sepatu setiap bulan masing-masing 200 pasang dan 20 pasang.
Keberhasilan Mia mengubah kain murah menjadi barang indah, mendorong sejumlah pelanggan untuk minta dibuatkan sepatu dengan kain dari daerah lain. Mia melayani mereka. Hasilnya, terciptalah sepatu berlapis aneka wastra mulai batik papua, batik lampung, hingga tenun endek dari Bali.
Mia juga pernah melayani keinginan pelanggan untuk dibuatkan sepatu dari kulit domba atau ular. Selain itu, ia melayani seorang pelanggan asal Malaysia yang minta dibuatkan sepatu dari kain rajutan berhias payet.
“Mereka meminta agar kain-kain itu diwujudkan menjadi sepatu-sepatu cantik untuk melengkapi penampilan mereka yang sebelumnya telah memiliki baju, rok atau selendang berbahan kain dengan motif sama,” ujar Mia yang memakai label Mia Widy Shoes, Jumat (26/3/2021), di Magelang, Jawa Tengah.
Pelanggan, lanjut Mia, biasanya mengirimkan kain tersebut. Mia menggarapnya menjadi sepatu sesuai pesanan dengan desain mengikuti tren global. Sisa bahan yang belum terpakai akan ia kembalikan.
Gerak cepat
Mia mulai mendesain sepatu tahun 2011. Hal itu didorong oleh pengalamannya yang sering kecewa karena sepatu yang ia beli ternyata tidak nyaman saat digunakan. Ia lantas mencoba mendesain sepatu sesuai kenyamanan dan seleranya sendiri.
Awalnya, ia tidak bisa membuat gambar desain sepatu yang diinginkan. Ia hanya menyampaikan kepada pembuat sepatu di bengkel produksi sepatu milik temannya. Lantas ia kontrol pembuatan sepatu itu hingga hasilnya sesuai dengan keinginannya.
Tidak disangka, sepatu yang ia buat dan ia pakai sendiri itu, ternyata menarik perhatian rekan-rekan kerjanya di sebuah rumah produksi di Jakarta. Mulailah mereka minta dibuatkan sepatu. Pada 2021, Mia mulai rutin mendesain dan membuat sepatu hingga lima pasang per minggu berdasarkan pesanan.
Ia rajin mengunggah foto karyanya di media sosial. Dengan cara itu, permintaan pembuatan sepatu terus bertambah. Bahkan, suatu hari Kementerian Perindustrian tertarik pada produk sepatu Mia dan mengajaknya ikut serta dalam Hongkong Fashion Week 2012.
Mia yang terhitung orang baru di dunia persepatuan, merasa tidak siap dengan tawaran itu. Namun, ia "nekat" menerima tawaran itu. “Ketika itu, saya berangkat ke Hongkong Fashion Week hanya dengan membawa 25 pasang sepatu,” kenangnya.
Ajang itu ternyata belum berdampak langsung pada permintaan sepatu dari pasar di luar negeri. Namun, di dalam negeri permintaan mengalir lebih deras. Agar bisa konsentrasi mengurus sepatu, Mia memutuskan keluar dari tempatnya bekerja.
Ia bergerak cepat mengembangkan usahanya yang masih muda. Pada akhir 2012, ia membuka gerai sepatu di sebuah mal di Jakarta Utara. Namun, gerai ini hanya berjalan beberapa bulan. dam pada Oktober 2013 terpaksa ditutup karena kurang menguntungkan.
Mia memutuskan pulang ke rumah orangtuanya di Kota Magelang. Di sini, ia membangun usahanya dari awal. Bermodal uang pinjaman dari bank sebesar Rp 80 juta, ia membeli mesin gerinda dan mesin jahit. Pekerja sepatu ia datangkan dari Jawa Barat. Tiga di antaranya tinggal bersama keluarganya di Magelang.
Baca juga: Afidha Fajar Adhitya, Keunikan Jam Tangan Kayu Eboni dari Klaten
Keliling toko
Di awal usaha di Magelang, Mia mempromosikan dan menjual sepatu secara keliling dari toko ke toko atau butik di Yogyakarta dan Solo. Setiap kali keliling, dia membawa 50 pasang sepatu. Hal ini dilakukannya selama dua hingga tiga bulan. Upaya ia hentikan setelah ia sadar promosi melalui media sosial jauh lebih efektif untuk produknya.
Sembari menjalankan usaha, ia menghubungi pelanggan-pelanggan lamanya di Jakarta, kontaknya di Kementerian Perindustrian, dan membuka kontak dengan Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kota Magelang. Cara ini membuahkan hasil. Ia kembali diajak ikut sejumlah pameran di Jakarta.
Acara-acara inilah yang kemudian mempertemukannya dengan banyak pelanggan termasuk pelanggan asal Singapura yang kini menjadi pelanggan tetapnya. Belakangan ia juga menjual produknya di sejumlah pasar virtual.
Bisnis sepatunya berjalan lancar dan mampu menghidupi sejumlah karyawan. Bisnis ini juga memberi tetesan keuntungan kepada para pembuat kain jarit. Hingga pandemi Covid-19 membuat usahanya lunglai. Jika sebelumnya, dia memproduksi sedikitnya 200 pasang sepatu per bulan dengan omzet puluhan juta, selama pandemi ia hanya bisa membuat beberapa pasang.
Mia akhirnya memilih menghentikan sementara produksi sepatunya pada 2020. Selama masa rehat, Mia terpaksa beralih usaha lain, yakni jualan sambal dan baju. Namun, kecintaannya pada sepatu membuat dia memulai lagi produksi sepatunya memasuki tahun 2021. Ia berpromosi lagu dan mengontak para pelanggan lamanya. Hasilnya, usahanya mulai berjalan meski lajunya masih perlahan.
Dia optimistis dengan pilihan kariernya sebagai "tukang sepatu" berbahan aneka wastra Nusantara. Ia akan menjalaninya sekuat negara. Bagaimana pun saat mendesain sepatu, semangatnya terus menggebu.
Mia Widyastuti
Lahir: Magelang, 2 Mei 1982
Anak: M Akeelah Pio (11)
Pendidikan terakhir: S1 Akuntansi Universitas Muhammadiyah Magelang
Pekerjaan: Pemilik Mia Widy Shoes