Ahmad Rusdi, Sampai Tua Tetap Pramuka
Ahmad Rusdi adalah pramuka sejati. Ia aktif dalam kegiatan pramuka sejak usia bocah hingga kini lansia. Ia saat ini menjabat Ketua Komite Pramuka Asia Pasifik.
Spirit kepanduan tak pernah dilepaskan Ahmad Rusdi (63) dari hidupnya. Sejak usia bocah hingga lansia, ia tetap aktif sebagai anggota Pramuka. Pada 2018, ia terpilih sebagai Ketua Komite Pramuka Asia Pasifik sekaligus anggota Organisasi Pramuka Dunia.
Ahmad Rusdi menjadi aktivis Pramuka Indonesia kedua yang menjabat Ketua Komite Pramuka Asia Pasifik atau Asia Pacific Scout Region (APSR) Committee. Sebelumnya, jabatan itu diduduki Mayjen (Purn) dr Aziz Saleh untuk periode 1971-1974.
Rusdi dipilih dan disetujui secara aklamasi oleh perwakilan dari 29 negara anggota Pramuka Regional Asia Pasifik sebagai Ketua Komite APSR untuk periode 2018-2021, namun karena pandemi Covid-19 diperpanjang hingga tahun 2022.
”Dalam sejarah pemilihan Ketua Komite Pramuka Asia Pasifik, bahkan di Organisasi Pramuka Dunia, baru saya yang dipilih secara bulat tanpa pemungutan suara karena tidak ada calon lain. Saya bisa membawa nama Pramuka Indonesia ke (panggung) internasional,” kata Rusdi di Jakarta, Kamis (4/2/2021).
Rusdi meniti jalan panjang hingga duduk sebagai Ketua Komite APSR. Sebelumnuya, ia menjadi anggota Komite APSR sejak 2015. Setelah tiga tahun, dirinya mantap mencalonkan diri menjadi Ketua Komite APRS pada 2018. Ketika itu, Rusdi sedang menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Kerajaan Thailand.
Organisasi Pramuka Asia Pasifik yang berkantor pusat di Manila, Filipina, merupakan bagian dari Organisasi Kepanduan Dunia atau World Organization of the Scout Movement (WSOM). Selain Regional Asia Pasifik, ada Regional Eropa, Afrika, Timur Tengah, EuroAsia, dan InterAmerika.
Saat ini, ada 171 negara yang bergabung di WSOM dengan jumlah anggota sekitar 54 juta pramuka. Sebagian besar anggota Pramuka dunia ada di Asia Tenggara dan terbanyak dari Indonesia.
Rusdi cukup dikenal di kalangan pengurus Pramuka Asia Pasifik dan dunia karena dia dengan sukarela mendukung pendanaan gerakan Pramuka dunia dan kawasan. Rusdi jadi anggota seumur hidup Baden Powell Fellow karena menyumbangkan sejumlah dana. Dia juga anggota Asia Pacific Regional Scout Foundation dan anggota life member Korea Scout Association.
Rusdi yang bergiat di Pramuka seumur hidup mengatakan, menjadi Pramuka harus siap mengorbankan materi, tenaga, waktu, dan pemikiran. Sering kali dia membiayai sendiri perjalanan dan kegiatannya di organisasi Pramuka di regional maupun dunia.
Pernah diledek
Rusdi menyelami nilai-nilai Pramuka sejak masih bocah dan duduk di bangku SD di Pekalongan, Jawa Tengah, hingga usianya masuk kategori lansia. Ia mencintai Pramuka karena merasa nilai-nilai dalam Dasa Darma Pramuka dan Tri Satya Pramuka sesuai dengan nilai-nilai yang diwariskan orangtua dan diyakininya. Tidak heran, sejak lama ia berjanji untuk setia mengabdi pada gerakan Pramuka di mana pun dia berada.
Dia rajin ikut dalam jambore nasional hingga jambore Asia Pasifik. Ia juga rajin hadir dalam konferensi dan pertemuan Pramuka. Dari situ, ia menjalin pertemanan dengan sesama anggota Pramuka dari Indonesia dan negara-negara lain.
Pilihan Rusdi untuk terus bergiat di Pramuka saat jadi mahasiswa sempat diledek teman-temannya. Di mata mereka, kegiatan Pramuka dianggap main-main karena kegiatannya, antara lain, berkemah dan baris-berbaris.
Padahal tujuan Pramuka itu, kata Rusdi, adalah mendidik orang-orang supaya berkarakter, punya dasar bela negara. Nilai-nilai Pramuka membekali diri anggotanya jiwa kepemimpinan, semangat untuk rela berkorban, dan mengabdi.
”Ketika diledek, saya ajak mereka untuk berargumen tentang apa kekurangan dan kelebihan Pramuka,” ujar Rusdi yang memiliki karier sebagai diplomat.
Rusdi menegaskan, ia tetap mengimplementasikan nilai-nilai Pramuka dalam hidupnya hingga kariernya terus mencuat dan mendapat kepercayaan dari enam presiden terkait hubungan luar negeri.
Ketika ditugaskan di KBRI, Rusdi tak sungkan menjadi kakak pembina jika ada siswa atau sekolah Indonesia di negara tempatnya bertugas. Dia pernah bertugas di Praha (Republik Ceko), Islamabad, dan London.
Ketika menjadi Duta Besar RI untuk Yunani, Rusdi mewujudkan mimpinya untuk ikut Jambore Pramuka Dunia pertama kalinya di Swedia pada 2011. Ketika jadi Duta Besar di Thailand pun, ia tetap aktif terlibat dalam berbagai kegiatan organisasi Pramuka di sana.
Bahkan, setelah pensiun sebagai diplomat karier dengan jabatan terakhir Duta Besar RI untuk Thailand, ia tetap aktif sebagai Pramuka. Mulai September 2020, ia rutin tiga kali seminggu pergi ke kantor Kwarnas Gerakan Pramuka dengan menyetir sendiri mobil dinas Pramuka.
Dia berkomunikasi dengan para pimpinan Pramuka Indonesia, kawasan Asia Pasifik, maupun dunia untuk mengoordinasikan peran yang bisa dilakukan Pramuka di negara masing-masing untuk membantu pemerintah dan masyarakat mengatasi dampak pandemi Covid-19 dan bencana lainnya. Ia masih punya jabatan penting di Organisasi Pramuka Indonesia maupun regional.
Dengan aktif sebagai pemimpin Pramuka di dunia, Rusdi mengaku mendapat keistimewaan untuk mendapat fasilitas penginapan saat perkemahan di Jambore Asia Pasifik atau Jambore Pramuka Dunia. Namun, dia lebih memilih untuk membangun kemahnya sendiri bersama peserta lain dari berbagai negara.
Bahkan, Rusdi pernah memilih untuk mengganti rugi uang reservasi hotel senilai 500 dollar AS karena lebih suka tinggal di kemah.
”Saya tidak malu, tidak masalah harus mandi bersama-sama dan makan bersama peserta lain dari yang muda hingga tua. Saya juga menikmati hunting dan bertukar suvenir Pramuka, mulai dari badge, pin, hingga bendera untuk menambah koleksi. Bagi saya, ini Pramuka Sejati,” tegas Rusdi.
Rusdi, yang membuktikan anggota Pramuka Indonesia bisa berkiprah di regional dan dunia, berharap ada regenerasi yang dimulai dari kalangan anak muda. Dia ikut menyusun Pedoman Kegiatan Kepramukaan di Luar Negeri untuk membuat anggota Pramuka Indonesia aktif di mancanegara.
”Saya siap untuk terus berkontribusi. Selama masih sehat dan bisa bepergian,” ujarnya.
Ahmad Rusdi
Lahir: Pekalongan, 2 Agustus 1957
Pendidikan terakhir: S-1 Hubungan Internasional, Universitas Padjadjaran, Bandung
Karier:
- Wakil Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka (2013-2018)
- Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler merangkap Kepala Protokol Negara
- Duta Besar RI untuk Kerajaan Thailand (2016-2020)
- Duta Besar RI Yunani (2009-2012)
- Wakil Ketua Bidang Kerja Sama Luar negeri Kwarnas Gerakan Pramuka (-sekarang)
- Komite Pramuka Asia Pasifik (2018-2022)
Penghargaan antara lain:
- International Friendship Award dari Korea Scout Organization (2017)
- Taiwan Green Jade Lion Award dari The General Association of Scout of China (2018)
- International Friendship Award dari Scout Association of Thailand (2017)
- International Friendship Award, Philippine Boy Scout (2014)
- Individual Member (Gold Palm) the Asia-Pacific Regional Scout Foundation (2017)
- Rekor Muri sebagai pejabat protokol yang melayani enam Presiden RI (2015)
- Pekerjaan/Organisasi
- Wakil Ketua Bidang Kerja Sama Luar negeri Kwarnas Gerakan Pramuka (hingga sekarang)