Mengidap diabetes selama separuh hidupnya, Hermawan Kartajaya tetap energik. Ia disiplin menjaga asupannya seraya tak henti bekerja keras. Keseimbangan dengan menikmati hidup menjadi kunci pakar pemasaran gaek tersebut.
Oleh
KOMPAS/DWI BAYU RADIUS
·3 menit baca
Meski telah berumur, hasrat Hermawan Kartajaya terhadap pengetahuan, bisnis, pelayanan, dan manusia tetap menyala. Dilandasi tetralogi tersebut, ia tetap aktif menjalankan usaha, menambah wawasan, dan menjalin relasi. Pakar pemasaran itu meyakini masih dikaruniai umur karena keseimbangan hidup.
”Demikian empat passion (hasrat) yang saya ikuti. Itu filosofi MarkPlus Inc yang saya dirikan 30 tahun lalu,” ucapnya di Jakarta, Kamis (13/8/2020). Pakar pemasaran itu menekankan karyawan-karyawannya mengutamakan gairah untuk pengetahuan.
”Saya yang tahun ini akan merayakan ulang tahun ke-73 menganggap semua passion penting. Kalau karyawan MarkPlus Inc enggak menghimpun pengetahuan, bisa saya marahi,” katanya. Ia sesekali masih pergi untuk bertemu berbagai kalangan dengan protokol kesehatan.
”Jadi, pengetahuan bertambah. Bisnis pun tetap jalan. Setiap malam, kecuali Sabtu dan Minggu, saya rapat konsil,” katanya. Ia tak menyebut dewan direksi tetapi konsil untuk pemimpin-pemimpin perusahaannya. Perkembangan bisnis terus dipantau lewat pertemuan itu.
”Kantor sudah saya anggap rumah. Hari ke hari, ada ide apa lagi. Harus seimbang passion untuk pengetahuan dan bisnis. Tak bisa salah satunya saja,” ujarnya. Hermawan terbiasa menemui para pejabat dari luar kota. Mereka belum tentu membahas pengetahuan dan bisnis.
”Bagian dari servis. Kalau passion untuk servis, saya melayani orang. Jadi, passion for people (untuk manusia) juga,” katanya. Kegandrungan Hermawan akan pengetahuan juga dilatarbelakangi asam garam sebagai guru SMA 20 tahun di Surabaya.
Hermawan tak bisa diam. Ia mengisi Government Roundtable Series Covid-19. Rangkaian telekonferensi itu membahas potensi berbagai provinsi dan kabupaten/kota. Ia menyampaikan presentasinya bersama sejumlah kepala daerah sejak pertengahan Juni 2020.
Hermawan juga sedang merencanakan forum pemasaran dunia yang akan diselenggarakan di Kamakura, Jepang, pada Oktober 2021. Hasrat berbagi pengetahuan diwujudkan pula dengan menulis buku Marketing 4.0: Moving from Traditional to Digital yang sudah diterjemahkan dalam 24 bahasa.
Sebagai pendiri perusahaan konsultan pemasaran yang didirikan tahun 1990 dan menaungi 200 karyawan di sejumlah kota, ia bertekad harus sanggup bertahan. ”Saya bisa survive (menjadi penyintas) pertama tahun 1998. Waktu itu, saya masih muda. Sekarang, sudah penyakitan, tua lagi,” katanya.
Demi kesehatannya ia mendisiplinkan diri jalan kaki setiap pagi. Hermawan tak lupa mengendurkan sarafnya dengan menonton aneka film. Tak sekadar hiburan, ia pun menambah wawasan. Kekompakan dan loyalitas umpamanya, dipelajari lewat seri Money Heist.
”Semua seimbang. Hiburan saya nikmati dengan nonton TV kabel. Luar biasa meski fiksi. Pemainnya muda, dan ganteng atau cantik,” katanya. Ia juga melihat film-film yang diangkat dari kisah nyata seperti Guru Bangsa: Tjokroaminoto dan Soekarno.
”Saya diabetes sudah hampir separuh hidup. Setiap tiga bulan, saya tes kesehatan di laboratorium. Pokoknya, saya konsumsi protein. Enggak ada karbo,” ucapnya. Disiplin asupan tersebut menggembirakan Hermawan dengan penurunan berat badan sekitar 3,5 kilogram sejak pandemi terjadi.
”Bukan cuma itu, tes darah saya selalu bagus. Kayak orang sehat. Semua termasuk gula, terkontrol. Enggak sekadar pasrah,” ucapnya. Hermawan kini lebih sehat dan bahagia. Berbagai kegiatan tersebut mampu mencegah alzheimer. Diabetes bisa memicu kepikunan.
”Saraf kena. Jadi, otak dipakai terus untuk menghasilkan konsep-konsep baru. Tua begini tapi kerja jalan terus,” ucapnya. Ia berencana memperingati ulang tahunnya pada 18 November 2020 di Manado, Sulawesi Utara. Perayaan itu pada tahun sebelumnya diadakan Yogyakarta.