Ode Itu Berjudul Mbappe
Jika Piala Dunia 2018 serupa gelaran orkestra akbar, maka pemuda berumur 19 tahun bernama Kylian Mbappe ini adalah orang yang terlahir menjadi dirigennya. Dia mengusung irama permainan baru yang melesat, menerobos, namun tetap megah. Mbappe menampilkan rentetan gocekan yang menjadi harmoni, dan itu baru langkah awalnya.
Belasan tahun lalu, Atmane Airouche, pimpinan klub sepak bola AS Bondy, sebuah klub lokal di daerah Prancis, mengatur strategi tim sebelum bertanding. Pemain berkumpul. Seorang bocah berumur dua tahun, memegang bola dengan kedua tangannya, ikut bergabung. Dia membiarkannya. Bocah itu adalah anak dari seorang pelatih di klub itu yang tergila-gila dengan bal-balan.
“Saya kira dia adalah seorang pemain yang paling banyak mendengar strategi tim sebelum bertanding,” kata Airouche.
Bocah itu bernama Kylian Mbappe. Seorang bocah yang belasan tahun kemudian kelak dikenal dengan prestasi yang melesat. Raihannya serupa kemampuan berlarinya yang tidak terduga.
Bocah itu tidak hanya bermodal pengalaman menerjemahkan strategi. Mbappe, membuat dunia takjub dengan kemampuannya. Saking ajaibnya, media beramai-ramai mencari kata-kata terbaik saat membicarakan sosok sulung dua bersaudara ini. Luar biasa seakan tidak cukup untuk seorang Mbappe. Sensasional masih terasa kurang untuk torehannya.
Pemain-pemain hebat, pelatih juga bergantian melontarkan puji-pujian. Tierry Henry, veteran tim nasional Prancis menuturkan, dia tidak hanya melihat Mbappe membawa bola, tetapi seseorang yang berpikir. Arsenge Wenger bilang, Mbappe adalah Pele yang baru. Diego Maradona berucap, dia adalah bintang.
Dan, di helatan Akbar Piala Dunia 2018 di Rusia, di usia 19 tahun, Mbappe menunjukkan superioritasnya. Melawan Argentina, pada Sabtu (30/6/2018), dia dengan gemilang menyarangkan dua buah gol sekaligus memastikan kemenangan bagi timnya. Orang-orang gempar sebab dia tercatat sebagai satu dari dua orang pemuda di bawah 20 tahun yang berhasil menyarangkan dua gol dalam satu pertandingan. Nama pertama adalah legenda asal Brasil, Pele.
”Saya sangat senang dan tersanjung menjadi remaja kedua (yang mencetak dua gol di fase gugur) setelah Pele. Namun, mari meletakan hal ini sesuai dengan konteks. Pele berada di level berbeda, tetapi ini bagus bisa berada di antara orang-orang tersebut,” kata Mbappe (Kompas, 1/7).
Menonton Mbappe seperti menyentak otak bahwa ini tidak terjadi, dan dia seharusnya belum sampai ke jarak itu
Namun, aksi brilian yang menyihir mata penonton tercipta di menit ke-11. Mbappe yang mendapatkan bola liar di dekat garis pertahanan Perancis, melakukan solo run ke arah garis pertahanan Argentina. Dia melewati tiga orang, dan mencapai garis pertahanan terakhir lawan, sebelum dijatuhkan oleh Marcus Rojo. Aksinya itu berbuah pinalti, sekaligus gol pembuka bagi Perancis. Antoine Griezman menjadi algojo.
Orang-orang tetap membicarakan Mbappe. Kecepatan berlarinya menjadi perbincangan yang tidak ada habisnya. The New Yorker menulis, Mbappe bermain bola tidak hanya lebih cepat daripada pemain lainnya. Akan tetapi, dia bermain dan berlari lebih cepat dari orang yang menonton pertandingan bola. “Menonton Mbappe seperti menyentak otak bahwa ini tidak terjadi, dan dia seharusnya belum sampai ke jarak itu.”
Pemuda setinggi 1,78 meter ini berlari dengan kecepatan rata-rata 32,4 kilometer per jam. Banyak rekannya menduga kecepatan puncak pemuda ini mencapai 37 km/jam. Pemegang rekor pelari 100 meter dunia, Usain Bolt, mencatat angka 44,5 km/jam.
Terlahir untuk bola
Bondy terletak sekitar 10 kilometer sebelah timur Prancis, dan bisa dicapai dengan sekali naik bus. Daerah ini terlihat bersejarah dengan banyak bangunan dan gereja tua. Namun, wilayah ini juga didominasi blok apartemen tahun 60-an. Salah satu dari blok itu berhias mural raksasa wajah Mbappe.
Enam bulan setelah Prancis menjadi juara Piala Dunia 1998, Mbappe lahir di tempat itu. Ayahnya, Wilfried Mbappe, seorang keturunan Kamerun yang datang ke Prancis sebagai imigran. Ibunya, Fayza Mbappe Lamari, berdarah Algeria. Kedua orang tua ini berkarir tidak jauh dari dunia olahraga, tepatnya bola. Sang ayah adalah pelatih sepak bola di AS Bondy, klub sepak bola di kota itu, sementara sang Ibu pemain bola tangan profesional. Mbappe lahir di keluarga yang tepat.
Sejak kecil, Mbappe telah berkarib dengan bola. Bahkan di usianya yang terlalu muda, dia mulai menggilai olahraga itu. Dia bermain di lapangan, di jalanan, di sekolah, bahkan di rumah. Ruang tamu rumahnya dijadikan arena latihan. Sofa dan meja menjadi gawang. Talentanya mulai terasah.
Antonio Riccardi (28), pelatih di AS Bondy yang telah seperti bagian tidak terpisah dari keluarga Mbappe menuturkan, Mbappe adalah bocah yang selalu memikirkan tentang sepak bola, berbicara tentang sepak bola, dan selalu menonton sepak bola, atau bermain game bola.
Mbappe memulai berlatih bola secara serius sejak umur lima tahun. Dia ikut ayahnya, dan berlatih bersama AS Bondy. Di usia enam tahun, dia menunjukkan kemampuan menakjubkan. Mbappe termasuk anak yang paling imut, tetapi dia mempunyai teknik dan visi bermain yang tidak dipunyai anak lainnya.
Melewati usia 10 tahun, dia terpilih masuk ke akademi sepakbola nasional Prancis. Dia melewati beberapa ahun di akademi ini, sebelum klub-klub raksasa mulai mengincarnya. Chelsea, Manchester United, juga Real Madrid menginginkan bocah ini. Di ulang tahunnya yang ke-14, dia bahkan melewati beberapa malam di markas Real Madrid. Oleh-oleh terbesarnya adalah sejumlah foto dirinya dengan idola kesayangannya, Cristiano Ronaldo. Foto itu dicetak ukuran poster, lalu ditempel di dinding kamarnya.
PSG juga mulai mengincar tanda tangan bocah yang mulai dewasa ini, tetapi atas aran keluarga, Mbappe memilih AS Monaco. Tim yang terlalu besar tidak baik untuk karirnya. Pilihan itu tepat. Dan di usia 17 tahun 62 hari, dia menjadi pemain termuda yang pernah mencetak gol untuk klub itu. Di tahun yang sama, dia ikut mengantar Prancis U-19 menjadi juara Eropa, dan mencetak dua buah gol di laga final.
Saya tahu saya mampu mencapai semua ini. Tapi saya tidak menyangka bisa secepat sekarang
Dia fenomenal. Saat belum layak memiliki SIM, dia telah membawa AS Monako menjuarai liga Prancis musim lalu, - saat rekan-rekannya merayakan pesta kemenangan Mbappe pulang ke rumahnya dan bersiap untuk berlatih keesokan harinya. Dia menorehkan 15 gol dan delapan assist. Dia juga menyarangkan lima gol di fase gugur Liga Champion.
Di usia belum 19 tahun, dia adalah satu-satunya bocah yang lahir setelah Prancis menjuarai Piala Dunia 1998 dan terpilih masuk tim nasional. Dia adalah penyerang yang lengkap, dengan kecepatan, dribling, umpan, dan tendangan yang di atas rata-rata. Satu-satunya yang di bawah standar Adalah kemampuannya mencetak gol melalui sundulan. Hanya saja, dia satu tingkat di atas Messi juga Christiano Ronaldi sang idolanya, pada usia yang sama.
“Saya tahu saya mampu mencapai semua ini,” kata Mbappe. “Tapi saya tidak menyangka bisa secepat sekarang.”
Dan karirnya melesat begitu cepat. PSG segera mengikat kontrak lima tahun dengan harga fantastis. 166 juta Euro, atau Rp 2,6 Triliun. Dia kaya, tetapi tetap apa adanya. Gajinya saat membela timnas sebesar US 20.000 dollar per pertandingan disumbangkan ke lembaga amal.
Tapi dia juga bukan pemain yang suci-suci amat. Awal tahun ini dia melakukan aksi konyol menginjak kaki pemain Rennes, Ismaila Sarr, hingga kaus kaki pemain itu robek. Setelah melihat VAR, wasit langsung memberi kartu merah. Itu adalah kartu merah pertama Mbappe dalam karirnya.
Mbappe menyesal, dan akan memperbaiki sikapnya. Dia membuktikannya, dan melampaui banyak hal. Dia meledak menjadi harmoni, dan itu barulah awal dari aksinya. (ESPN/BBC/FIFA/MIRROR/Guardian)
Kylian Mbappe Lottin
Bondy, Prancis, 20 Desember 1998
Klub : Paris Saint German
Capaian : Golden Boy 2017
UNFP Ligue 1 Young Player of The Year, 2017, 2018