Galang Hendra Pratama, ”Valentino Rossi” dari Yogyakarta
Wajar jika penggemar otomotif Indonesia, terutama balap sepeda motor, selalu mengelu-elukan para pebalap asal luar negeri sebagai idola, seperti pebalap asal Italia, Valentino Rossi. Namun, ke depan pebalap muda asal Yogyakarta, Indonesia, Galang Hendra Pratama, bisa menjadi idola. Dia sedang meniti karier menjadi pebalap kelas dunia.
Langkah itu sudah ditapakinya dengan pasti. Galang menjadi pebalap pertama Indonesia yang juara dalam salah satu seri Kejuaraan Dunia Supersport 300 (300-600 cc) di Kejuaraan Balap Motor Dunia Superbike, yakni di Sirkuit Jerez, Spanyol, 22 Oktober 2017, dan di Sirkuit Automotodrom Brno, Ceko, 10 Juni 2018.
”Ini hasil luar biasa karena Galang bersaing dengan pebalap-pebalap terbaik dari negara yang memiliki sejarah balap motor yang kuat, seperti dari Eropa dan Amerika Serikat (AS),” ujar Muhammad Abidin, General Manager Divisi Pascapenjualan dan Departemen Motorsport PT Yamaha Indonesia Motor MFG yang merupakan tim pendukung Galang di Superbike ketika ditemui di Jakarta, Kamis (21/6/2018).
Galang adalah pebalap Indonesia yang paling dekat dengan kejuaraan balap motor paling bergengsi di dunia, yakni MotoGP. Sebab, kini dia sedang berkiprah di Kejuaraan Dunia Supersport 300 yang merupakan kelas terendah dari empat kelas yang dipertandingkan Superbike. Tiga kelas di atasnya ialah Kejuaraan Dunia Superbike, Supersport, dan Piala PIM Superstock 1000.
Kejuaraan Superbike tersebut memiliki popularitas yang hanya kalah dari MotoGP. Umumnya, pebalap yang sukses di Superbike akan beralih ke MotoGP, seperti Colin Edwards (Amerika Serikat) dan Nicky Hayden (Amerika Serikat).
Kini, Galang punya prestasi cukup gemilang di Superbike. Dia mulai terjun di Superbike sebagai pebalap wildcard pada 2017. Saat itu, ia hanya mendapatkan kesempatan di dua seri, yakni di Sirkuit Portimao, Portugal, dan Sirkuit Jerez. Walaupun gagal di Portimao, di balapan Jerez pada tahun lalu dirinya mampu membuktikan diri dan keluar sebagai juara.
Galang pun menjadi perbincangan hangat di dunia balap motor internasional. Karena selain masih sangat muda, namanya belum pernah dikenal. Ia pun berasal dari negara yang tidak ada jejak prestasi hebat di dunia balap motor internasional.
Saya belajar memahami sirkuit-sirkuit itu dari Playstation.
Setelah itu, Galang mendapatkan kesempatan tampil penuh di Superbike 2018. Walau tidak pernah menjajal semua sirkuit yang ada, ia beberapa kali meraih podium. Puncaknya, ia bisa keluar sebagai juara pertama di seri Ceko.
Saat ini, Galang berada di peringkat kelima klasemen dalam lima kali balapan dari delapan seri tahun ini. Ia berada di bawah empat pebalap lain, yakni pebalap Kawasaki, Ana Carrasco (Spanyol); pebalap Kawasaki, Scott Deroue (Belanda); pebalap Kawasaki, Mika Perez (Spanyol); dan pebalap KTM, Koen Meuffels (Belanda).
”Saya belajar memahami sirkuit-sirkuit itu dari Playstation/PS,” kata Galang.
Bila konsisten untuk terus meningkatkan kemampuan, Galang diyakini akan segera tampil di MotoGP, kejuaraan yang juga sangat dicita-citakannya. Apalagi, ia mendapatkan dukungan penuh dari Yamaha Racing, tim yang menaunginya saat ini.
Abidin mengatakan, sebelum Galang, beberapa pebalap pernah mereka dukung untuk tampil di kejuaraan dunia, seperti MotoGP, antara lain yang terakhir adalah Doni Tata Pradita yang sempat ikut Moto2 pada 2013. Namun, mereka gagal berkembang karena diorbitkan pada usia yang relatif sudah tak muda lagi, yakni di atas 20 tahun. ”Galang masih sangat muda. Dia masih punya waktu lebih panjang untuk berkembang,” ujar Abidin.
Keluarga pebalap
Galang bisa jadi mendapatkan bakat membalap dari keluarga. Dia lahir dari pasangan orangtua pebalap. Ibunya, Desy Prasanti, adalah pebalap era 1990-an. Ayahnya, Dicky Hestu, adalah pebalap era 1980-1990-an. Kakeknya, Triyanto adalah pebalap motokros era 1970-1980-an. Tak heran, sejak usia tujuh tahun Galang sudah gemar dengan dunia balap dan ajek mengikuti lomba dan menjadi juara balap motor skala daerah hingga nasional.
Galang memiliki bakat alam luar biasa dibandingkan anak-anak seusianya ketika kami rekrut.
Galang pun dilirik tim Yahama Racing Indonesia dalam usia yang masih sembilan tahun. Di tim tersebut, bakatnya semakin terasah. Ia pun berhasil juara kejuaraan nasional kelas MP4 pada 2013. ”Galang memiliki bakat alam luar biasa dibandingkan anak-anak seusia ketika kami rekrut,” kata Abidin.
Setelah dirasa matang, ia pun diberi kesempatan melanjutkan karier ke tingkat Asia, yakni di Kejuaraan Road Race Asia kelas 250 cc sejak 2015. Pada awalnya, ia kesulitan beradaptasi dengan ukuran dan kecepatan motor yang lebih besar. Apalagi, ia harus bersaing dengan pebalap-pebalap terbaik Asia yang berusia jauh lebih senior. Prestasinya terus menanjak, yakni di peringkat ke-10 pada 2015, peringkat kelima (2016), dan peringkat keempat (2017).
Berkat prestasi pada 2016, Galang pun mendapatkan kesempatan berlatih di VR46 Riders Academy, yakni akademi balap motor milik legenda hidup balap motor dunia, Valentino Rossi. Galang bersama rekan, Immanuel Putra Pratna, dilatih langsung Rossi selama dua pekan di Tavullia, Italia. Itu adalah kesempatan perdana pebalap Indonesia dilatih langsung juara tujuh kali MotoGP tersebut.
Melawan trauma
Prestasi yang diraih Galang saat ini tidak lahir begitu saja. Ia bisa terus berkembang karena mau terus belajar dari pengalaman, terutama pengalaman menyakitkan. Setidaknya, ia bisa belajar dari pengalaman kecelakaan yang menyebabkan leher patah ketika ikut seri Purwokerto, kejurnas pada 2014.
Akibat patah leher, Galang sempat tak sadarkan diri selama 12 jam waktu itu.
Setelah sadar, ia pun sempat trauma membalap. Kedua orangtua pun panik dan akhirnya turut trauma. ”Waktu itu, ibu minta saya stop mebalap. Ia sangat cemas dan trauma,” ujarnya.
Namun, berkat tekat kuat, ia coba bangkit dari trauma tersebut. Ia pun coba meyakinkan kedua orangtua. Beberapa bulan setelah itu, Galang kembali membalap. Bahkan, ia lebih siap dan dewasa. Dalam artian, ia benar-benar paham bahwa membalap tak sekadar kebut-kebutan. ”Setelah kecelakaan itu, saya benar-benar penuh perhitungan saat ngegas. Saya tidak ingin mengalami kecelakaan serupa,” katanya.
Dengan bakat, kemampuan, dan sikap yang baik, Galang menjadi secercah harapan dunia balap nasional. Suatu hari nanti, penggemar balap nasional tak lagi hanya menyaksikan aksi Rossi, Jorge Lorenzo, ataupun Mark Marquez di MotoGP. Mereka juga akan menyaksikan aksi Galang menyalip dan mengalahkan pebalap-pebalap kelas dunia itu.
Galang Hendra Pratama
Lahir: Yogyakarta, 10 Maret 1999
Prestasi:
- Peringkat ke-10 Kejuaraan Road Race Asia kelas 250 cc pada 2015
- Peringkat ke-5 Kejuaraan Road Race Asia kelas 250 cc pada 2016
- Peringkat ke-4 Kejuaraan Road Race Asia Kelas 250 cc pada 2017