Andreas Granqvist, Si “Pohon Natal” dari Swedia
Andreas Granqvist seperti hanya memiliki dua tujuan dalam hidupnya: bertahan sebaik-baiknya dan memenangkan pertandingan. Bek tengah sekaligus kapten tim Swedia ini serupa pohon kekar yang menahan serangan, menahkodai tim, memberikan umpan, dan mencetak gol di Piala Dunia pertama dan kemungkinan besar menjadi yang terakhirnya.
Granqvist adalah kapten, juga pemain bertahan, sekaligus pencipta dua gol bagi Swedia yang dijuluki Blagult atau tim biru-kuning. Di usia yang melewati 33 tahun, Granqvist tampil mati-matian sehingga bisa membawa negaranya lolos ke babak 16 besar Piala Dunia Rusia. Tiga pertandingan terakhir yang dilakoninya, menunjukkan bagaimana ia memimpin rekan setimnya, sekaligus menyerang lawan-lawannya.
Rabu (27/6/2018), di pertandingan terakhir fase grup melawan Mexico, di bawah kepemimpinan Granqvist, Swedia menunjukkan daya juang Viking. Berada di posisi ketiga di bawah Mexico dan Jerman, Swedia wajib menang untuk lolos ke fase berikutnya.
Swedia menguasai permainan meski tidak berhasil mencetak gol di babak pertama. Granqvist yang berposisi sebagai pemain bertahan, acapkali terlihat di depan gawang Mexico, membantu rekan-rekannya menyerang dan menciptakan peluang.
Stadion Ekaterinburg bergemuruh saat Augustinsson mencetak gol pertama Swedia di menit ke-50. Gemuruh itu semakin menjadi ketika Granqvist berhasil mengonversi tendangan pinalti menjadi se-buah gol. Itu adalah gol kedua Granqvist sekaligus pinalti keduanya yang berbuah gol. Saat partai perdana melawan Korea Selatan, dia dengan mulus memperdaya kiper negeri Gingseng yang tampil gemilang malam itu.
Swedia semakin di atas angin saat bek Meksiko salah mengantisipasi bola sehingga masuk ke gawang sendiri. Swedia lolos dengan memuncaki klasemen, di atas Meksiko, Korea Selatan, dan Jerman.
Pemain dengan nomor punggung 6 ini menangis haru. Dia menunjukkan dedikasinya bermain untuk negara meski istrinya, Sofie, sedang bersiap untuk melahirkan anak kedua mereka di Swedia.
“Sangat susah pulang ke rumah ketika negaramu berada di babak 16 besar Piala Dunia,” ucap Granqvist seusai pertandingan. Dia memutuskan akan tetap memimpin rekan-rekannya saat melawan Swiss pada 3 Juli mendatang, tepat di hari istrinya akan melahirkan.
Pria tua
Piala Dunia 2018 memang menjadi impian Granqvist. Dia sadar, di usia tidak lagi muda, bisa lolos dan tampil di ajang sepak bola terakbar ini merupakan peluang yang tidak datang kedua kalinya.
Memimpin rekan-rekannya sejak babak kualifikasi, Granqvist selalu tampil dominan dan menjadi jangkar. Saat melawan Italia November lalu, Granqvist mengerahkan semua upayanya menahan gempuran. Bersama rekannya, Victor Lindelof, keduanya bertahan mati-matian menghalau serangan.
Saat wasit meniupkan peluit akhir dengan skor 0-0, Granqvist tidak kuasa membendung air matanya. Sang kapten dilanda perasaan bangga sekaligus haru yang mengguncang. Sebuah pencapaian yang diperjuangkan dengan sepenuh tenaga. Dia berhasil membawa tim dan negaranya lolos ke Piala Dunia 2018 setelah dua kali berturut-turut gagal di babak kualifikasi. Swedia terakhir ikut Piala Dunia pada 2006 silam.
Lolosnya Swedia juga membikin Granqvist mencicipi Piala Dunia pertama kali dalam hidupnya. Ajang yang kemungkinan besar dialami hanya sekali oleh Granqvist di umurnya tahun ini 33 tahun.
“Ini adalah kesempatan besar bagi pria tua seperti kami untuk bermain di Piala Dunia,” ucapnya. “Jadi ada banyak emosi yang tidak tertahankan. Apalagi, kami bukan hanya bisa menjejakkan kaki di Piala Dunia, tetapi kami mengalahkan salah satu negara sepak bola terbesar di dunia.”
Atas semua konsistensi, sumbangsih, dan penampilannya yang gemilang, Granqvist dianugerahi Guldbollenn, atau pemain terbaik Swedia di 2017. Prestasinya itu meruntuhkan dominasi mega bintang Swedia Zlatan Ibrahimovic yang memegang piala tersebut selama satu dekade berturut-turut.
Penghargaan itu seperti menjadi pelecut semangat Granqvist untuk tampil jauh lebih baik di Piala Dunia Rusia. Hingga babak penyisihan grup Piala Dunia berakhir, dia berhasil membawa tim dan negaranya memuncaki klasemen Grup F. Tim Blagult atau biru kuning itu berhasil mengumpulkan enam poin, menang selisih gol dengan Meksiko yang juga lolos ke fase 16 besar dengan poin sama.
"Granen i granen"
Granen adalah kata dalam Bahasa Swedia yang berarti pohon Natal. Publik Swedia menjuluki Granqvist sebagai Granen. Mungkin karena dia berdiri kokoh seperti pohon Natal, dan kehadirannya membawa pencerahan bagi Swedia.
Dengan tinggi 1,92 meter, dia mempertahankan daerah pertahanan dengan sliding tackle, melakukan blok dengan bagian tubuh, menyundul bola sepakan lawan, atau berdiri menghalau tendangan lawan. Tujuannya hanya ingin menjaga agar bola serangan lawan tidak masuk ke gawang.
Dengan raihan sebagai pemain terbaik Swedia 2017, dan berhasil membawa negaranya melaju ke putaran final Piala Dunia 2018, popularitasnya melejit. Rakyat Swedia menyukainya.
Menjelang Natal tahun lalu, toko-toko di Swedia menjual replika dirinya yang bisa ditempel ke pohon Natal. Dengan begitu, dia sering disebut “Granen i granen”. Dia semakin terkenal. Dia bahkan ditawari untuk berperan di sebuah serial televisi swasta.
Orang-orang semakin mencintainya karena dia seperti antitesis Zlatan Ibrahimovic. Granqvist menyukai kerja sama tim dari pada menonjolkan individualitas. Dia juga membawa Swedia menjadi tim yang hebat, bukan menjadi kumpulan beberapa pemain hebat. The Independent menyebut Granqvist sebagai sosok yang lebih condong sebagai pejuang daripada pemain sepak bola, dan yang selalu berjuang dalam pertandingan.
Padahal, Granqvist telah bermain bersama tim nasional Swedia U-21 sejak 2006 lalu. Hanya saja, kualifikasi Piala Dunia, dan pengaruh pensiunnya Ibrahimovic, membuat dia seperti terlahir kembali.
Granqvist yang dibesarkan di Paarp, wilayah selatan Swedia, memulai karier sepak bola profesionalnya di Helsinborgs IF pada 2004 di usia 20 tahun. Tiga tahun merumput, dia terbang ke Inggris dan bergabung bersama Wigan Athletic.
Dia tidak kerasan di Inggris, dan setahun setelahnya berpindah ke Groningen selama empat tahun. Genoa lalu menjadi pilihannya, sebelum memutuskan mengikat kontrak bersama tim Rusia, Krasnodar pada 2013.
Tahun 2018 adalah tahun kelima sekaligus tahun terakhirnya bersama Krasnodar. Dia telah memutuskan untuk kembali ke tim pertamanya, Helsingborgs. Tawaran 7 juta poundsterling ditolaknya.
Kini, Granqvist, si Granen, berusaha fokus membela negaranya, berjuang agar bisa meraih hasil terbaik di Piala Dunia 2018. Ia mesti melewatkan momen kelahiran anaknya demi memimpin rekan-rekannya berjuang di atas lapangan hijau. (REUTERS/GUARDIAN)
Andreas Granqvist
Lahir: Paarp, Swedia, 16 April 1985
Posisi: Bek tengah Timnas Swedia
Prestasi: Guldbollen, atau pemain terbaik Swedia 2017