Fifie Rahardja Menjadikan Sampah Sebagai Jembatan Sejahtera
Ramai bantaran Sungai Citarum di Desa Rancamanyar, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (2/6/2018), membuat Fifie Rahardja (53) tersenyum bahagia. Kali ini, harapannya kembali membumi di tempat itu. Sampah tak lagi sekedar masa lalu pembawa derita tetapi masa depan sejahtera.
Pagi itu, banyak warga datang membawa sampah berbagai jenis, mulai dari plastik, hingga ban sepeda motor. Lewat beberapa tenda yang sudah disediakan, mereka menukarkan sampah itu dengan voucher beragam nilai, mulai dari Rp 500 hingga Rp 20.000. Voucher itu dijadikan alat pembayaran beragam bahan pokok hingga baju dan celana baru untuk bekal Lebaran.
Acara bertajuk "Bazar Barokah" ini diinisiasi Bank Sampah Berseri (BSB) Rancamanyar. BSB Rancamanyar adalah bagian dari BSB induk yang berdiri sejak empat tahun lalu.
Fifie adalah tokoh utama di balik berdirinya BSB. Dari hanya segelintir anggota, BSB tumbuh subur. Anggotanya mencapai 7.000 orang yang terbagi dalam 235 kelompok.
Keterlibatan banyak orang, membuat banyak sampah bisa dikumpulkan, rata-rata 20-30 ton per bulan. Sebagian sampahnya diambil warga dari sampah yang dibuang sembarangan dan memicu banjir di Bantaran Citarum. Dengan harga sampah Rp 1.000-Rp 40.000 per kilogram, tabungan BSB tahun ini mencapai Rp 200 juta
Fifie mengatakan, BSB hadir dari keprihatinannya melihat banyak genangan sampah di Citarum. Mudah memicu banjir, kehidupan warga di sekitarnya ikut terganggu. Banjir membuat banyak dari antara korban banjir tak bekerja. Sekolah yang ikut terendam air menyebabkan anak-anak tidak sekolah. "Bila sampah bisa dikumpulkan dan dijual, penderitaan warga menjadi lebih ringan," katanya.
Sampah itu bisa bernilai ekonomi dan menjadi alat tukar, sekaligus juga memberdayakan masyarakat agar dapat mandiri
Dia tak main-main saat menyiapkan semuanya. Fifie mengirimkan tim khusus untuk belajar cara pengelolaan bank sampah di Malang, Jawa Timur, selama enam hari. Setelah siap dengan segala aspek penunjangnya, ia mantap mendirikan bank sampah pada 27 September 2014.
"Lewat bank sampah ini kami ingin membuka wawasan masyarakat bahwa sampah itu bisa bernilai ekonomi dan menjadi alat tukar, sekaligus juga memberdayakan masyarakat agar dapat mandiri,” ucap Fifie.
Tidak sekedar membeli sampah yang dikumpulkan, Fifie punya cara unik menarik minat warga. Dia menggagas mal kaki lima. Salah satu konsepnya menyediakan beragam pakaian yang bisa dibeli dengan voucher tabungan sampah. ”Tidak hanya anggota BSB yang bisa membeli baju-baju ini. Masyarakat lain juga bisa membelinya,” katanya.
Fifie meyakinkan, baju yang ia sediakan bukan pakaian bekas. Semuanya adalah barang baru yang ia ambil dari pabriknya. Latar belakang sebagai pengusaha memudahkannya mendapat barang berkualitas dari rekannya pemilik pabriknya garmen dan tekstil.
Hal itu membuat harga pakaian dijual relatif murah dibandingkan harga toko, antara Rp 10.000-Rp 75.000 per helai. Nomimal itu jauh lebih murah ketimbang harga di toko untuk jenis barang yang sama, antara Rp 100.000- Rp 200.000 per helai. "Dengan harga murah, saya berharap warga bisa menjualnya lagi untuk mendapat keuntungan lebih besar. Sampah bisa ikut membantu penghasilan mereka," ujar dia.
Handayani (48), warga Desa Rancamanyar, yang juga salah seorang ketua kelompok binaan BSB mengungkapkan, kegiatan mal kaki lima itu sangat membantu ekonomi anggota. Dari sampah, warga mulai meniti karier jadi wirausahawan.
"Bulan Mei lalu, kelompok saya belanja pakaian dan celana di BSB hingga Rp 10 juta. Semuanya lantas dijual lagi. Dari setiap helai, keuntungannya Rp 5.000-Rp 10.000 per helai. Kami dapat penghasilan tambahan sembari melihat sungai yang semakin bersih,” katanya.
Citarum Harum
Komandan Sektor 7 Satuan Tugas Citarum Harum Kolonel Purwadi mengatakan, keberadaan BSB turut membantu mengubah paradigma masyarakat tidak lagi membuang sampah ke sungai.
Citarum Harum adalah program pemulihan Sungai Citarum yang dicanangkan pemerintah sejak tahun tahun lalu. Bekerja di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Kemaritiman, Citarum Harum diharapkan bisa membuat Citarum bebas sampah tujuh tahun ke depan. "Keberadaan BSB sangat positif karena selain membantu mengubah paradigma masyarakat soal sampah, juga turut mengurangi sampah ke sungai. BSB turut mendukung program Citarum Harum,” ujar Purwadi.
Tidak hanya itu, melalui BSB, Fifie juga berhasil menjajaki kerja sama pendidikan dengan dua perguruan tinggi di Bandung. Salah satu komponen biaya kuliah di sana bisa dibayar menggunakan uang hasil mengumpulkan sampah. Rencananya, program ini dimulai ajaran baru tahun ini.
Keberadaan BSB membantu mengubah paradigma masyarakat soal sampah, juga turut mengurangi sampah ke sungai.
"Tahun ini juga kami, BSB tengah menjalin kerjasama dengan klinik kesehatan di Kecamatan Ciparay dan Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Biaya preminya tengah dimatangkan, sekitar Rp 20.000 per bulan. Uangnya bisa dari hasil penjualan sampah,” kata Fifie.
Siang itu, suasana Bazar Barokah semakin ramai. Banyak warga yang datang membawa sampah dan pulang menenteng beragam jenis sembako hingga pakaian baru. Senyum mereka serupa dengan raut bahagia Fifie melihat keceriaan itu. "Senyum warga membuat saya tidak ingin berhenti mendampingi warga menapaki banyak hal positif dengan mengumpulkan sampah,” katanya.
Bersama suaminya, ia tengah mengagas pembangunan 1.000 rumah murah bagi buruh. Lahan yang sudah disiapkan mencapai seluas 10 hektar di Desa Bumiwangi, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung. "Desainnya sedang dibuat, diharapkan awal tahun 2019 sudah dapat diluncurkan,” katanya.
Fifie menyakinkan, rumah di lahan yang bebas banjir itu tidak akan berharga mahal. Bertipe 32, harganya ditargetkan sekitar Rp 100 jutaan dengan cicilan Rp 1 juta per bulan selama 10 – 15 tahun.
Lagi-lagi sampah jadi salah satu komponen penunjangnya. Buruh bisa menambah uang cicilan rumah lewat penjualan sampah ke BSB. Harapannya, selain tetap menjaga lingkungan yang bersih, sampah bisa tetap ikut membantu mereka sejahtera. "Selain lewat sampah, saya juga sedang mengupayakan biaya uang muka dengan dana pertanggungjawaban sosial beberapa perusahaan. Rekan-rekan buruh harus punya tempat tinggal yang lebih layak," kata dia.
Lewat kerja mulia Fifie dan ribuan anggota BSB, sampah kini tak lagi dipandang sebelah mata pengundang bencana. Sejahtera kini tengah ditapaki bagi mereka yang mau berusaha.
Fifie Rahardja
Lahir : Bandung, 19 Juli 1964
Pendidikan : SMA Kristen Yahya Bandung ( 1984)
Pengalaman:
-Memfasilitasi pelatihan Body Space Medicine, metode pengobatan dari China, bagi 50 orang difabel se-Jawa Barat (2008).
Penghargaan :
1. The Best Enterpreneur dari Ny. Mufidah Jusuf Kalla ( 2008)
2. Sabilulungan Award dari Kabupaten Bandung untuk Bank Sampah Bersinar dalam kategori Kesehatan dan Lingkungan Hidup (2017)
3. Penghargaan "All About Women" (2017)