JAKARTA, KOMPAS — Komunitas Hydro Warrior In Indonesia merayakan ulang tahun ke-2 di Pendopo Kebun Binatang Ragunan, Jakarta, Sabtu (8/9/2018). Acara ini mengajak orangtua agar tidak malu terhadap kondisi anaknya yang menderita hidrosefalus (hydrocephalus).
Perayaan ulang tahun ke-2 Komunitas Hydro Warrior In Indonesia ini dihadiri lebih kurang 300 peserta yang terdiri atas anak penderita hidrosefalus (HD) beserta orangtuanya.
Ketua Pelaksana Komunitas Hydro Warrior In Indonesia Rosianah mengatakan, acara ini tidak hanya sekadar perayaan ulang tahun dan mengumpulkan anggota yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun, ada pesan penting yang ingin disampaikan untuk orangtua dan masyarakat, yaitu menepis anggapan buruk terhadap anak penderita HD.
”Orangtua tidak perlu malu terhadap kondisi anaknya yang menderita hidrosefalus dan mau membuka diri ke publik,” ujar Rosianah.
Ia mengatakan, jika orangtua tidak mau bersosialisasi atas kondisi anaknya, hal itu justru akan menghambat perkembangan buah hatinya.
Rosianah tidak menyangkal bahwa anak penderita HD sering dianggap negatif dan dijauhi publik. Pandangan negatif dari masyarakat semakin membuat orangtua enggan untuk mengajak buah hatinya jalan-jalan.
Ia menegaskan, anak penderita HD juga sama dengan anak-anak lain yang mempunyai hak untuk berkehidupan sosial.
Anggota Komunitas Hydro Warrior In Indonesia, Karmila, menambahkan, anak penderita HD tidak sepantasnya dipandang negatif di kehidupan sosial.
Oleh karena itu, perayaan ulang tahun di Ragunan bukan tanpa alasan. Pemilihan taman hiburan keluarga yang ramai dikunjungi ini agar ada kesadaran orangtua untuk berbagi dan membuka diri kepada publik.
”Kami juga ingin memberikan kesadaran untuk masyarakat lainnya, tidak ada yang salah dengan orangtua yang memiliki anak penderita HD,” ucapnya.
Karmila yang memiliki anak penderita HD bernama Adellia (8) menceritakan pengalamannya. Ketika berhadapan dengan publik, ia pernah dipandang sinis karena anaknya berbeda dari anak lain.
Namun, Karmila tidak mau kalah pada situasi sosial yang masih berpandangan negatif terhadap orangtua yang memiliki anak penderita HD. Ia berjuang agar anaknya bisa tumbuh dan berkembang di kehidupan sosial.
Adellia saat ini duduk di kelas III sekolah dasar. Melalui perawatan dan terapi, ia tumbuh layaknya anak-anak lain.
Karmila berharap, orangtua tidak malu dan mau membuka diri meski pandangan negatif pasti akan muncul.
”Dengan keterbukaan ini, publik menjadi peduli pada anak penderita HD serta saya harap pandangan negatif tidak lagi ada karena itu malah memperburuk keadaan,” kata Karmila.
Hidrosefalus terjadi karena penumpukan cairan di dalam otak, akibatnya terjadi peningkatan tekanan pada otak. Hidrosefalus menyebabkan kondisi fisik pada kepala menjadi besar dan mata terlihat sangat kecil. (AGUIDO ADRI)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.