SURABAYA, KOMPAS — Sampai dengan Jumat (6/4/2018) pukul 22.00 WIB, tim terpadu belum dapat mengevakuasi masinis KA Sancaka 86 yang terjepit dalam lokomotif akibat kecelakaan dengan truk trailer dan mobil di Kilometer 215 antara Stasiun Kedungbanteng dan Stasiun Walikukun di Ngawi, Jawa Timur.
Kepala Kepolisian Resor Ngawi Ajun Komisaris Besar Pranatal Hutajulu yang dihubungi dari Surabaya pada Jumat malam mengungkapkan, akibat peristiwa luar biasa hebat, sebutan lain untuk kecelakaan kereta api, dua orang tewas dan satu luka berat. Yang tewas adalah masinis dan pekerja proyek rel ganda. Asisten masinis luka berat. ”Kami belum mendapatkan identitas para korban karena masih dalam penanganan,” ujarnya.
Kecelakaan itu terjadi pada pukul 18.25 atau sepuluh menit dari jadwal KA Sancaka relasi Stasiun Yogyakarta-Stasiun Surabaya Gubeng masuk Stasiun Paron di Ngawi. KA Sancaka menabrak truk trailer lalu mengantam Toyota Avanza di dekatnya. Akibatnya, lokomotif CC 2018349 SDT terguling. Kereta pembangkit dan dua kereta penumpang anjlok.
Supriyanto dari Humas PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 7 Madiun yang dihubungi terpisah mengatakan, penanganan kecelakaan KA Sancaka itu mengakibatkan gangguan pada perjalanan KA dari Surabaya-Malang lewat jalur selatan, yakni Solo-Yogyakarta. Perjalanan menuju Solo-Yogyakarta diputar lewat jalur utara.
”Gajayana, Bangunkarta, Bima, Turangga, balik kanan lewat Surabaya dan jalur utara. Mutiara Selatan yang masih di Surabaya juga memutar lewat utara,” ujar Supriyanto. KA lainnya, yakni Jayakarta, Malabar, Majapahit, dan Matarmaja, nantinya terpaksa juga melalui jalur utara apabila penanganan kecelakaan belum selesai.
Gatut Setiyatmoko dari Humas KAI Daop 8 Surabaya menambahkan, penumpang yang ingin membatalkan perjalanan KA akibat kecelakaan KA Sancaka itu mendapat pengembalian harga tiket 100 persen.
Adapun dampak dari kecelakaan itu, lebih dari 100 penumpang KA Sancaka dievakuasi ke tepian Jalan Tol Ngawi-Kertosono. Mereka kemudian diangkut menuju Stasiun Madiun atau Terminal Madiun untuk melanjutkan perjalanan tujuan Surabaya. Polri dan KAI mengerahkan tiga bus dan satu truk untuk membantu penumpang KA Sancaka melanjutkan perjalanan dari jalan tol itu ke stasiun dan terminal terdekat.
”Sebab kecelakaan akan diselidiki setelah penanganan kecelakaan ini selesai,” kata Pranatal.
Informasi yang dihimpun Kompas di Surabaya, KA Sancaka itu terdiri dari lokomotif, pembangkit, kereta restorasi, lima kereta eksekutif, dan empat kereta ekonomi. Kereta menabrak truk trailer yang sebelumnya menurunkan muatan berupa bantalan beton untuk proyek rel ganda dan penggantian bantalan di lokasi di antara persawahan kampung itu.
Sebelum kecelakaan terjadi, pukul 17.40, pekerjaan penurunan muatan truk trailer telah melaksanakan tugasnya dan pekerjaan dinyatakan selesai. Namun, truk trailer yang sudah tanpa muatan itu tiba-tiba bergerak dan melintasi rel tanpa pengawalan tim proyek KAI. Manajer proyek di lokasi coba mengejar trailer memakai mobil Toyota Avanza bernomor polisi L 1356 BH tetapi gagal. Pukul 18.25, KA Sancaka terlebih dahulu menghantam truk trailer yang melintang di rel dan mobil di dekatnya.
Menurut Pranatal, tim penyidik belum mengetahui identitas sopir dan kernet truk trailer dimaksud. Kedua orang itu belum bisa diketahui keberadaannya karena di lokasi banyak orang dari KAI, warga, penumpang, dan tim.