Penetapan Hari Penyiaran Nasional Menunggu Keputusan Presiden
Oleh
Videlis Jemali
·2 menit baca
PALU, KOMPAS — Puncak Hari Penyiaran Nasional ke-85 tahun ini diselenggarakan di Palu, Sulawesi Tengah, pada Minggu (1/4). Perayaan tahun ini diharapkan membawa ”berkah” tersendiri dengan penetapan secara resmi Hari Penyiaran Nasional oleh Presiden Joko Widodo.
Wakil Ketua Panitia Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) ke-85, yang juga Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sulteng Hary Aziz, berharap Presiden menerbitkan keputusan presiden (keppres) terkait penetapan Harsiarnas. ”Meskipun tinggal empat hari lagi, kami tetap optimistis Presiden Joko Widodo meneken keppres itu,” ujarnya di Palu, Rabu (28/3).
Hary mengaku, sejumlah pihak sudah membubuhkan tanda tangan. Mereka antara lain Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto serta Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
Selama ini Harsiarnas dirayakan sebagai bentuk syukur atas berkembangnya dunia penyiaran di Indonesia. Namun, momen itu belum ditetapkan secara resmi melalui keppres sebagaimana hari nasional umumnya.
Harsiarnas tahun ini dirangkaikan dengan beragam kegiatan. Panitia di antaranya menyiapkan festival media dan jalan sehat literasi media yang diikuti 3.000 siswa. Ada pula penyelenggaraan literasi di tempat-tempat ibadah, diskusi atau bedah buku penyiaran, serta pergelaran budaya.
”Dengan beragam kegiatan tersebut, kami ingin banyak elemen masyarakat terlibat aktif dalam perayaan Harsiarnas,” kata Hary.
Tema Harsiarnas kali ini adalah Menjaga Keutuhan NKRI melalui Dunia Penyiaran yang Sehat dan Berkualitas. Dari tema besar itu, panitia lokal mengangkat subtema Dari Palu untuk Indonesia Bicara Baik.
Pada Senin (2/4) juga akan dilaksanakan rapat kerja nasional. Sejumlah pejabat dijadwalkan menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut, antara lain Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.