logo Kompas.id
SastraKayu Milik Hutan
Iklan

Kayu Milik Hutan

Lima hari semenjak kejadian itu, Maisra kembali tenang. Namun, kondisi Aning semakin memburuk. Kulitnya kian pucat, seperti kulit Agung kala itu.

Oleh
INTAN SORAYA
· 10 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/o4HJN6KVNMeEsWO_ZCjT5XRKHFU=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F09%2F29%2Ffcfe1017-bd34-469a-82f2-d87076cb0edd_jpg.jpg

Suara jangkrik dan binatang malam lainnya mulai terdengar. Aning mengerjapkan matanya, mencoba fokus, tapi yang ia lihat hanya kegelapan. Apa mati lampu, ya? pikirnya. Seingat Aning, kasur di kamarnya begitu empuk. Namun, kenapa kasur yang ia tiduri saat itu seperti tumpukan kayu yang disusun rapi. Baunya juga benar-benar seperti bau kayu. Seingat Aning juga, kamarnya selalu terang. Apa jangan-jangan ia tertidur di gudang itu lagi? Bukankah setiap malam ia tidur bersama Agung, adiknya? Kenapa ia merasa sedang berada di satu ruangan kosong yang gelap?

”Ibu!” teriakan Aning menggema. Gadis sepuluh tahun itu menangis sesenggukan, apalagi saat ia mendengar ada pergerakan orang yang mencakar-cakar kayu di sekitarnya. Aning panik, tapi tak mengurangi teriakan kencang yang keluar dari mulutnya. Ia berharap ibu atau bapaknya datang menjemput. Setelah Aning berteriak beberapa kali, seseorang membuka pintu dari arah barat sambil membawa senter yang menyilaukan mata Aning dan membuat tangisnya reda.

Editor:
DWI AS SETIANINGSIH
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000