logo Kompas.id
SastraTungku di Tubuh Ibu
Iklan

Tungku di Tubuh Ibu

Kau menyebut nama anakmu yang sebulan lalu memboyongku tinggal di samping rumahmu. Di matamu yang bulat telur itu, seperti ada kilap api yang meliuk-liuk. Api itu berwarna ungu kemerah-merahan.

Oleh
Prima Yuanita
· 7 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/DXaV9sDEDKLvcQc1OmIeZotUpC0=/1024x1448/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F03%2F02%2F34380607-fc26-48e0-ab5a-28a37b24fed1_jpg.jpg

Kau bilang tungku dapur itu setiap hari harus mengepul. Jika tak mengepul, maka rumah kita ibarat sebuah kuburan. Dan jika belum mau menjadi penghuni kuburan, maka kita harus memasak. Memasak apa saja asal bisa menciptakan asap dan aroma yang sedap.

Padahal aku tak bisa memasak dan tak suka memasak. Tapi demi melenyapkan kemuraman wajah yang kerap kau perlihatkan itu—sebelum dan selepas kerja, bahkan di saat tubuhku letih, lemah, dan tak bertenaga—kusempatkan untuk menyalakan kompor di dapur.

Editor:
MARIA SUSY BERINDRA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000