logo Kompas.id
SastraPermen
Iklan

Permen

Aku menghela napas panjang, sebenarnya masih banyak kisah warga kampung yang bisa kuceritakan. Aku banyak mencermati warga kompleks, mengorek informasi hingga ke ruang paling tersembunyi, dan mengetahui aib mereka.

Oleh
Puspa Seruni
· 8 menit baca
-
CAHYO HERYUNANTO

-

Ada lima permen kujajarkan di atas meja, dua permen rasa cherry, satu permen rasa mint, satu rasa anggur, dan satu lagi rasa jahe. Di sebelahnya masih ada tiga permen pelega tenggorokan yang diberikan oleh Pak RT kemarin sore. Di kumpulan lainnya lagi, ada dua biji permen susu yang kudapatkan dari warung Bu Yayuk sebagai kembalian uang belanja. Pemberian permen-permen itu membuatku jengkel, bukan karena Bu Yayuk mengganti uang recehan dengan permen, tetapi karena ucapan Pak RT dan ibu-ibu kompleks yang menganggap aku perlu mengemut permen itu ke mana-mana. Apalagi saat mengingat wajah para pemberi permen yang menatapku dengan pandangan meringis sekaligus cemas.

Dalam satu bulan terakhir, pemberian permen memang kerap kali kuterima dari orang-orang yang kutemui. Awalnya, aku merasa itu adalah sebuah bentuk perhatian dan keramahan saat aku berkunjung ke rumah para tetangga. Pemberian permen itu semakin membuatku betah duduk mengobrol di teras mereka, tetapi saat Pak RT mulai ikut-ikut memberikannya juga—apalagi disertai pandangannya yang menatapku dengan takut-takut—aku mulai menaruh curiga. Jangan-jangan, mereka menyelipkan sesuatu, mungkin racun atau jampi-jampi untuk menjatuhkanku. Bisa jadi, kan? Meski di depanku mereka bersikap baik dan ramah, aku selalu tidak bisa mempercayai tetangga dan Pak RT sepenuhnya.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000