logo Kompas.id
SastraManusia Kelelawar
Iklan

Manusia Kelelawar

Setelah berpindah-pindah dari satu kampung ke kampung yang lain, sampailah Kiran di sebuah kawasan yang sebagian besar warganya punya tanaman berbuah di pekarangan rumah mereka.

Oleh
DAMHURI MUHAMMAD
· 8 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/rlKlDIvOxEimeisVeF2rURQvOUU=/1024x1242/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F11%2F12%2F5355237c-98a6-4cba-b951-02bc1d49a351_jpg.jpg

Bila orang-orang yang datang untuk berguru ke rimba Cempaya menginginkan kesaktian semacam kebal senjata atau tahan bacok, ia tiba hanya dengan keinginan remeh belaka. Tak terobsesi menjadi centeng pasar, penguasa terminal, apalagi pemimpin gerombolan preman berdasi. Lantaran satu keperluan mendesak, ia ingin punya ketangguhan dalam membendung kantuk. Ia ingin kebal dari serangan kantuk, baik yang datang di siang bolong maupun yang tiba di ujung malam.

”Kau bisa mampus bila menolak tidur!” cemooh Asar Munawar, murid yang sudah berbilang bulan menghuni rimba Cempaya demi cita-cita menjadi begundal kebal di kota yang jauh.

Editor:
MOHAMMAD HILMI FAIQ
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000