logo Kompas.id
SastraAnak Bajang Mengayun Bulan...
Iklan

Anak Bajang Mengayun Bulan (Bagian 30)

Aku sedih karena aku bersalah, mengapa aku mau mengandungnya, bila aku tak mau memeliharanya. Kesalahan itu takkan termaafkan.

Oleh
Sindhunata
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/lzMt3oi0GeWT6iBb9ffP7a5gGJQ=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F10%2FIlustrasi-Anak-Bajang-6_1634305070.jpg

Sumantri terdiam. Dan melepaskan mulutnya dari buah dada ibunya. Dewi Sokawati menganggap, anaknya mengerti dan menerima semua yang telah dikatakannya. Ia tersenyum puas. Anaknya pun diangkat, dan dipersembahkannya kepada bulan. Seakan ia meminta bulan untuk menjadi saksi, bahwa anaknya akan memegang janji. Dan kesunyian malam serasa ikut bernyanyi, tak mungkinlah dua anaknya akan terpisahkan lagi. Sejenak setelah itu, bulan tinggal separuh, dan mega putih menyelimutinya. Apakah ini tanda bulan tak bersedia menjadi saksi? Dewi Sokawati tak peduli. Awan yang menyelimuti bulan bergantungan dengan untaian bunga mangli. Satu persatu bunga-bunga itu jatuh ke bumi. Di bumi, jadilah bunga-bunga itu campaka putih. Dewi Sokawati memetikinya, dan merasa, ia seperti memetiki kesedihannya lagi.

Ikuti Cerita Bersambung di Rubrik Sastra

Editor:
marcellushernowo
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000