Novel Detektif Gaya Agatha Christie di Tangan Rezawardhana
Oleh
DODY WISNU PRIBADI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Setelah terakhir era penulis novel detektif S Mara GD pada dekade 1980-an, tahu-tahu kini muncul novel cerita detektif baru karya penulis muda Rezawardhana (30) di Surabaya. Judulnya Pemburu Halimun terbitan Indi Dukut Publishing, Surabaya. Novel setebal 300 halaman ini mengingatkan pembaca senior pada kejayaan novel detektif, yang pernah dirajai penulis, Agatha Christie.
Penggemar cerita detektif Indonesia pernah mengenal seri detektif cilik Imung yang membantu kerja pamannya, polisi reserse kriminal, Kapten Situmeang, sebagai cerita serial di majalah Hai era 1980-an. Lalu, seri novel terbitan Gramedia karya S Mara GD akhir 1980-an, yang dikenal khas karena peristiwa pembunuhannya terjadi di tempat-tempat wisata di Jawa Timur.
Rezawardhana menilai, di Surabaya, Minggu (29/7/2018), genre cerita detektif kriminal ini sudah lama tidak disentuh, dan saatnya kini pembaca usia milenial dikenalkan kembali.
Pemburu Halimun berkisah tentang pertemanan seorang dosen, Hilbram Handaru (30), dengan perempuan sebaya, Devina Maharani, perempuan hobi fotografi yang bekerja memiliki dan mengurus sebuah kafe kopi, Luminos. Hilbram, dosen muda yang pernah membantu polisi mengungkapkan kasus pembunuhan berantai dua tahun lalu, datang ke kantor polisi atas permintaan seorang teman yang tidak terima adik perempuannya dituduh sebagai pembunuh.
Namun, tak lama setelah kedatangan Hilbram, sebuah kasus pembunuhan baru terjadi pada hari yang sama.
Pemburu Halimun ber-setting tempat di Surabaya dengan latar tahun 2013, kata Rezawardhana. Reza mengaku memilih genre kriminal lantaran banyak di antara pembaca cerita novel di Indonesia berpikir bahwa ”hanya” cerita romans-religi yang dianggap bagus.
Padahal, tidak harus menjadi penulis novel demikian untuk bisa menyajikan sebuah karya apik. Reza ingin mengingatkan para penyuka novel bahwa dunia novel itu memiliki banyak genre, cobalah untuk menyelami cerita yang berbeda.
Dalam mengerjakan Pemburu Halimun, Reza melakukan riset ke tempat-tempat yang ada di Surabaya, termasuk bagaimana polisi menangani kasus-kasus kriminal selama ini.
Alasan Reza lainnya, ia antusias pada cerita-cerita kriminal. Menurut dia, alasan seseorang melakukan tindakan kriminal adalah sesuatu yang amat menarik dipelajari daripada hasil dari tindakan kriminal itu sendiri.
Meski kini menjadi pengajar di sebuah sekolah penulisan di Sidoarjo, Rezawardhana, yang alumnus Universitas Airlangga, tinggal di Surabaya dan lahir di Kebumen, Jawa Tengah. Pemburu Halimun novel pertamanya. Sebelumnya, dia sudah memenangi dua kompetisi penulisan cerita pendek.