Transportasi Umum Berinovasi, Banyak Pemudik Jatuh Hati
Transportasi umum menjadi pilihan banyak pemudik lebaran, berbeda dengan jumlah kendaraan via tol yang justru berkurang.
Moda transportasi umum menjadi pilihan banyak pemudik Lebaran tahun ini. Secara umum, mudik dengan kendaraan pribadi masih mendominasi, tetapi pamor angkutan umum menaik. Jika dibandingkan Lebaran tahun lalu, angkanya mengalami peningkatan cukup signifikan. Jumlah kendaraan pribadi melalui jalan tol justru menurun.
Kompas membandingkan data pergerakan pemudik Lebaran tahun 2024 dari H-7 hingga H-2 atau dari 3 hingga 8 April 2024 dengan periode yang sama di Lebaran 2023. Data yang digunakan berasal dari laman SIASATI atau Sistem Informasi Angkutan dan Sarana Transportasi Indonesia yang dikelola Kementerian Perhubungan RI.
Melalui data tersebut, pergerakan pemudik secara nasional dapat diamati menurut moda transportasinya. Kompas membatasi data keberangkatan penumpang transportasi umum hanya kereta api, bus, dan pesawat. Sementara data pergerakan pemudik dengan kendaraan pribadi menggunakan data kendaraan yang melalui jalan tol.
Dibandingkan tahun 2023, pemudik Lebaran tahun ini cenderung lebih banyak memilih moda transportasi umum. Hingga H-2 Lebaran 2024, total keberangkatan menggunakan transportasi umum mencapai 3,86 juta penumpang. Angka ini meningkat 11,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 3,46 juta penumpang.
Dari sejumlah pilihan moda transportasi umum itu, keberangkatan penumpang menggunakan moda kereta api mengalami peningkatan paling tinggi yaitu 14,3 persen. Setelah itu disusul bus antar kota antar provinsi (AKAP) sebesar 13,9 persen, dan terakhir pesawat terbang 8,1 persen.
Kondisi ini justru terbalik dengan jumlah kendaraan melalui jalan tol yang mengalami penurunan cukup banyak. Hingga H-2 Lebaran 2024, total kendaraan via tol sudah sebanyak 1,4 juta unit. Angka ini menurun hingga 26 persen dibandingkan Lebaran tahun lalu yang pada periode yang sama dapat mencapai 1,9 juta unit kendaraan.
Pola ini juga terjadi di Jakarta dan sekitarnya. Peningkatan pemudik menggunakan transportasi umum di periode yang sama meningkat 6,7 persen. Mereka berangkat dari Stasiun Gambir, Stasiun Pasar Senen, Terminal Pulo Gebang, Bandara Soekarno Hatta, dan Bandara Halim Perdanakusuma. Sementara itu kendaraan yang keluar Jakarta via jalan tol menurun 16,7 persen.
Sesuai prediksi
Maraknya pemudik yang lebih memilih moda transportasi umum sejatinya sesuai dengan prediksi sejumlah pengamat. Salah satunya Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno yang juga menilai pola itu sesuai dengan prediksinya.
“Keinginan masyarakat lebih cenderung menggunakan angkutan umum itu bagus. Dan itu harus dijaga terus oleh pemerintah mempertahankan sistem positifnya angkutan umum yang sudah menarik,” jelasnya.
Semakin baiknya angkutan umum seperti kereta ataupun bus tidak lepas dari hadirnya jalan tol yang menghubungkan antar kota. Bus AKAP yang dahulu hanya berangkat malam hari, kini juga ada yang berangkat pagi hari. Selain itu ada juga inovasi kelas bus baru mulai dari bus tingkat atau double decker hingga bus sleeper.
Penumpang yang biasa bepergian keluar kota naik pesawat dan ingin mengambil jadwal terbang di malam hari yang semakin jarang, kini ada alternatif baru. Mereka dapat naik kereta atau bus malam dengan kelas paling tinggi serasa naik pesawat dengan waktu tempuh yang tidak terlalu lama.
Di lapangan, antusias penumpang terhadap inovasi moda transportasi umum juga disambut cukup baik. Iqbal (26) petugas agen Perusahaan Otobus (PO) Sinar Jaya cabang Lebak Bulus di Jakarta Selatan membenarkan hal itu. “Bus angkatan pagi dari sini juga rame, banyak yang naik,” jelasnya.
Selama mudik lebaran ini, Iqbal menjelaskan bahkan kelas tertinggi yaitu suite class atau sleeper sudah ludes dipesan sejak beberapa hari yang lalu. Penumpang yang membeli tiket di agen untuk hari yang sama biasanya tinggal tersisa kelas di bawahnya seperti executive atau patas AC.
Kenyamanan
Bagi sebagian pemudik, kenyamanan moda transportasi menjadi pertimbangan utama. Hal ini juga yang dipikirkan Andri (29) warga Cipulir, Kebayoran Lama ketika memutuskan menggunakan bus untuk mudik ke Prembun, Kebumen, Jawa Tengah bersama ibunya.
“Penginnya naik suite class, tapi enggak ada jurusan ke Prembun. Padahal jika ada mau naik kelas itu, karena harganya tidak jauh berbeda dengan kelas lainnya,” ujar Andri.
Saat diwawancarai Kompas, Andri dan ibunya sudah siap berangkat sembari menunggu bus kelas executive datang mengantarkan ke Prembun. Ia mendapatkan tiket kelas executive tersebut seharga Rp 460 ribu per orang. Sementara tiket suite class seharga Rp 670 ribu. Keduanya merupakan harga tuslah selama periode mudik lebaran.
Andri sebenarnya memiliki mobil pribadi, namun tidak ia pergunakan untuk mudik. Menurutnya kini untuk perjalanan jauh lebih nyaman menggunakan transportasi umum baik bus atau kereta api. Ia biasanya menggunakan mobil untuk pergi ke kempung halaman ayahnya di Kuningan, Jawa Barat yang jaraknya relatif lebih dekat.
Kenyamanan juga menjadi pertimbangan Wahyu (38) warga Petukangan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Di momen yang sama, Wahyu, istri, dan seorang anaknya sedang menunggu bus kelas suite class family yang hendak mengantar mereka menuju Temanggung, Jawa Tengah.
“Kami naik suite class itu. Dua kursi nyambung untuk bertiga bareng istri dan anak. Nyoba. Yang penting nyaman,” kata Wahyu.
Kelas suite class family ini juga merupakan inovasi baru. Bangkunya mirip dengan kelas sleeper, namun tidak individual, melainkan di salah satu sisinya terdiri dari dua bangku yang berdampingan. Meski demikian, bangkunya juga dapat direbahkan hingga 150 derajat.
Bagi Wahyu yang rutin tiap tahun mudik jelang lebaran, kelas suite class ini menjadi pengalaman baru baginya dan keluarga kecilnya. Di samping itu, ia tetap mempertimbangkan kenyamanan yang didapat dari kelas bus yang ia beli seharga Rp 570 ribu per orang.