Mudik gratis menjadi salah satu solusi tatkala biaya transportasi meningkat dan arus lalu lintas kendaraan kian padat.
Oleh
DEBORA LAKSMI INDRASWARI
·4 menit baca
Banyak cara dilakukan untuk dapat pulang ke kampung halaman saat Lebaran. Mudik gratis menjadi salah satu yang diandalkan masyarakat tatkala harga angkutan Lebaran meningkat dan arus lalu lintas kendaraan kian padat. Di sisi lain, mudik gratis menjadi cara pemerintah untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan pemudik.
Mudik gratis menjadi salah satu program yang dinantikan masyarakat ketika mendekati bulan Ramadhan. Sebab, program ini membantu mengurangi pengeluaran biaya Lebaran bagi kelompok masyarakat bawah. Mereka hanya perlu mendaftar, dan setelah lolos menjadi penerima manfaat program mudik gratis, mereka tinggal berangkat sesuai dengan moda transportasi yang dipilih.
Tidak heran, info seputar mudik gratis menjadi yang paling dicari masyarakat ketika mendekati Ramadhan. Data dari Google Trends pada sebulan terakhir menyebutkan pencarian informasi dengan kata kunci ”mudik” berkaitan banyak dengan mudik gratis. Kata kunci yang paling banyak dicari pengguna Google di Indonesia adalah ”mudik gratis”, ”mudik 2024”, dan ”mudik gratis 2024”. Jika dilihat lebih detail, pencarian tentang mudik gratis berafiliasi dengan sejumlah nama perusahaan, seperti PLN, Pegadaian, Bulog, Pelindo, dan Pertamina.
Beberapa perusahaan tersebut memang menyediakan program mudik gratis untuk Lebaran. PLN, misalnya, menyediakan 7.500 tiket mudik untuk keberangkatan dari Jakarta, Medan, dan Makassar. Pelindo juga menyediakan jumlah tiket mudik gratis sama dengan rute keberangkatan dari Jakarta, Medan, Surabaya, dan Makassar.
Tingginya antusiasme masyarakat untuk mencari informasi mudik gratis itu berhubungan erat dengan penilaian positif dari sejumlah pengalaman masyarakat yang berkesempatan mengikuti mudik gratis sebelumnya. Program yang ada sejak 1990-an ini membantu ratusan, bahkan jutaan, pemudik untuk dapat pulang kampung saat Lebaran secara gratis.
Berdasarkan arsip Kompas, program mudik gratis diawali oleh perusahaan jamu dan farmasi asal Semarang, Sido Muncul, pada tahun 1991. Program ini diinisiasi Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat untuk membantu bakul dan penjual jamu di Jabodetabek untuk mudik ke sejumlah daerah. Hingga tahun 2019, Sido Muncul telah memberangkatkan 360.400 orang ke kampung halaman pada Lebaran.
Mudik gratis demi keselamatan pemudik
Jika pada masa lalu mudik gratis diselenggarakan lebih untuk membantu masyarakat kembali ke kampung halamannya, saat ini mudik gratis bertujuan lebih dari itu. Kementerian Perhubungan menyebutkan program mudik gratis juga diselenggarakan untuk mengurangi penggunaan motor untuk perjalanan mudik. Masyarakat yang ingin pulang kampung dapat memilih berbagai pilihan moda transportasi yang lebih aman dan nyaman dalam program mudik gratis.
Pemerintah pusat melalui Kemenhub pun meluncurkan program mudik gratis dengan kuota penumpang dan kendaraan lebih besar dibanding program mudik gratis lainnya. Pada Lebaran tahun ini, program mudik gratis Kemenhub memfasilitasi 85.694 penumpang dan 17.880 sepeda motor yang diangkut. Jumlah itu dapat bertambah lagi seiring dengan rencana penambahan kuota pada gelombang kedua.
Total lebih dari 85.000 penumpang itu akan dibagi pada sejumlah moda transportasi yang disediakan tiga direktorat jenderal di Kemenhub. Ditjen Perhubungan Darat menyediakan kuota penumpang 30.088 orang dengan menggunakan transportasi bus. Ditjen Perkeretaapian dan Ditjen Perhubungan Laut menyediakan program ini untuk 29.200 orang dan 27.400 orang.
Besarnya kuota program mudik gratis itu mengikuti animo pemudik yang terus meningkat setiap tahunnya. Tahun ini diperkirakan jumlah pemudik mencapai 193,6 juta orang atau sekitar 69 persen dari total penduduk Indonesia. Perkiraan itu jauh lebih besar dibandingkan jumlah pemudik tahun lalu yang sekitar 134 juta orang.
Estimasi pemudik sebanyak itu akan terakomodasi dengan sejumlah moda transportasi menuju ke daerah tujuan. Hanya saja, dari proyeksi tersebut tampak sejumlah pelaku pemudik yang cukup berisiko saat melakukan perjalanan. Indikasinya terlihat dari jumlah pemudik yang berencana menggunakan motor pribadi masih cukup banyak. Menurut Survei Potensi Pergerakan Angkutan Lebaran 2024, sebanyak 16,07 persen responden atau sekitar 31,12 juta orang akan menggunakan motor pribadinya dalam mudik tahun ini.
Penggunaan motor pribadi untuk perjalanan jauh mudik tidak disarankan karena berisiko melelahkan sehingga rawan kecelakaan. Kondisi ini terbukti dari angka kecelakaan yang tinggi setiap periode Lebaran. Berdasarkan Evaluasi Lebaran 2023 tercatat ada 5.894 kasus kecelakaan selama periode mudik. Dari sejumlah kasus kecelakaan tersebut tercatat 726 korban jiwa. Sementara menurut data kasus kecelakaan selama operasi Ketupat Lebaran 2023 pada periode H-5 hingga H+4 Lebaran, mayoritas kejadian kecelakaan 76,87 persen melibatkan sepeda motor.
Mudik lebih lancar
Situasi itu tentunya berbeda dengan era 90-an hingga awal 2000-an, yakni jumlah sepeda motor tidak sebanyak saat ini. Dahulu, ketika kepemilikan kendaraan bermotor pribadi masih terbatas jumlahnya dan juga infrastruktur yang tidak sebaik saat ini, para pemudik mengandalkan transportasi umum untuk pulang kampung. Opsi untuk mendaftarkan diri pada program mudik gratis saat itu juga lebih karena terbatasnya sarana transportasi yang ada.
Namun, sekarang saat situasi lalu lintas kian padat, urgensi program mudik gratis menjadi lebih tinggi demi membantu kelancaran transportasi dan juga keamanan para pemudik saat melakukan perjalanan. Masyarakat bisa melakukan perjalanan dengan lebih aman dan nyaman menggunakan moda transportasi yang disediakan secara gratis.
Sekalipun mereka menggunakan motor, kendaraannya itu dibawa dengan menggunakan alat pengangkut skala besar, seperti truk, kereta api, dan juga kapal laut, untuk diantarkan sampai kota besar tujuan para pemudik. Para pemudik tinggal mengambil kendaraannya itu di lokasi penampungan kendaraan dan melanjutkan perjalanan ke kampung halamannya yang relatif sudah dekat. Dengan demikian, perjalanan para pemudik menjadi lebih aman, nyaman, dan tidak melelahkan.
Sejumlah kesiapan sangat dibutuhkan guna menjamin kelancaran dan keselamatan perjalanan mudik masyarakat Indonesia tahun ini. Kesiapan sarana dan prasarana transportasi, rekayasa lalu lintas di sejumlah simpul kemacetan dan jalan tol, serta kesiapan para aparat dan petugas di lapangan. Selain itu, partisipasi para pemudik juga sangat penting untuk memastikan kesehatan diri serta keamanan kendaraan pribadi yang akan digunakan. Dengan siapnya para pelaku perjalanan dan juga dukungan kesiap-siagaan pemerintah, diharapkan momen perjalanan hari raya ini berjalan aman dan lancar. (LITBANG KOMPAS)