Simulasi Litbang ”Kompas”: Hampir Separuh DPRD Jakarta Diramaikan Wajah Baru
Dari 106 kursi di DPRD Jakarta, hampir separuh berpeluang diramaikan wajah-wajah baru meski masih didominasi petahana.
Simulasi perolehan kursi yang dilakukan Litbang Kompas dengan merujuk pada penetapan hasil pemilu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta oleh Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta per 9 Maret 2024 menyebutkan, hampir separuh atau 44,3 persen dari 106 kursi yang disediakan akan diisi oleh para legislator pendatang baru.
Nama-nama baru yang berpotensi besar menduduki kursi di DPRD Jakarta ini terutama disumbang oleh partai politik yang mengalami kenaikan jumlah kursi pada Pemilu 2024 ini.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Dua partai politik yang mengalami kenaikan jumlah kursi dan sekaligus penyumbang terbesar sosok-sosok baru tersebut adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Golkar.
Pada Pemilu 2024 ini, PKB mengalami kenaikan dua kali lipat dari jumlah kursinya di DPRD Jakarta periode 2019-2024. Pada periode 2024-2029, hasil simulasi Litbang Kompas mencatatkan PKB akan meraih total 10 kursi.
Dari 10 kursi yang diraih tersebut, PKB menyumbang tujuh (70 persen) nama pendatang baru yang akan menduduki kursi DPRD Jakarta lima tahun ke depan. Hanya ada tiga nama anggota legislatif petahana dari PKB yang bertahan.
Kemudian, Partai Golkar juga tercatat paling banyak menyumbang anggota legislatif pendatang baru. Hasil simulasi Litbang Kompas mencatatkan, pada Pemilu 2024 ini, Golkar meraih 10 kursi atau mengalami kenaikan 66,7 persen dibandingkan periode sebelumnya. Sama halnya dengan PKB, dari total kursi yang diraih tersebut, tujuh kursi (70 persen) diisi wajah baru.
Selain PKB dan Golkar, Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga tercatat berpotensi menyumbang wajah-wajah baru dalam komposisi kursi legislatif untuk DPRD Jakarta periode 2024-2029. Kedua partai politik ini juga tercatat sebagai partai yang mengalami kenaikan jumlah kursi pada Pemilu 2024 ini.
Secara persentase dari caleg yang terpilih, Nasdem juga banyak menyumbang wajah baru yang terpilih menjadi anggota legislatif di DPRD Jakarta. Dari 11 kursi yang diraih Nasdem, tujuh di antaranya atau 63,6 persen adalah legislator pendatang baru. Jumlah kursi yang diraih Nasdem tersebut tercatat juga mengalami kenaikan 57,1 persen dibandingkan jumlah kursinya pada pemilu sebelumnya.
Sementara itu, PKS meraih 18 kursi pada Pemilu 2024 ini dan tercatat sebagai peraih kursi terbanyak di DPRD Jakarta dengan kenaikan 12,5 persen dibandingkan pemilu sebelumnya. Dari 18 kursi tersebut, delapan di antaranya atau setara 44,4 persen dari semua kursi yang diraih PKS diisi para pendatang baru.
Baca juga: Simulasi Kursi DPRD Jakarta, Meneropong Kontestasi Gubernur
Dua artis berpeluang lolos DPRD Jakarta
Dari deretan nama caleg, baik petahana maupun pendatang baru, yang menarik adalah dua sosok nama pesohor atau artis yang berpeluang lolos masuk menduduki kursi di DPRD Jakarta.
Dua nama tersebut sama-sama dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan menariknya sama-sama tenar di panggung hiburan sebagai penyanyi anak pada eranya.
Salah satunya adalah Agustina Hermanto atau dikenal dengan nama Tina Toon yang pernah meramaikan panggung hiburan nasional sebagai penyanyi anak yang tenar dengan lagu berjudul ”Bolo-Bolo” pada tahun 1999.
Tina Toon berhasil mengumpulkan 36.173 suara di dapil Jakarta II dan menduduki urutan kedua di dapil tersebut. Tina merupakan anggota legislatif petahana yang sudah merasakan dinamika politik di legislatif Jakarta, yakni sejak Pemilu 2019.
Suara yang diraih Tina Toon ini juga mengungguli caleg petahana lain meskipun Tina hanya berada di nomor urut 3. Selain Tina, petahana lain yang berpeluang besar lolos ke DPRD Jakarta dari dapil Jakarta II adalah Jhonny Simanjuntak, tetapi perolehan suaranya masih di bawah Tina.
Kemudian, mantan penyanyi cilik lain dari era tahun 1980-an adalah Chica Kuswoyo yang pada Pemilu 2024 ini maju melalui PDI-P di dapil Jakarta VII. Debut Chica ini berhasil merebut simpati pemilih dengan raihan dukungan 15.578 suara dan menjadikannya peraih suara terbanyak dari daftar caleg PDI-P di dapil ini.
Popularitas Chica terbukti ampuh merebut perhatian pemilih meskipun berada di urutan caleg nomor 3. Chica mengungguli caleg petahana Simon AM Sitorus yang berada di nomor urut 2 dan suaranya masih di bawah perolehan suara Chica.
Baca juga: PKS Berpeluang Unggul di Jakarta
Pimpinan DPRD Jakarta dipegang PKS
Isu petahana dan pendatang baru bisa saja juga menjadi pertimbangan ketika partai politik memutuskan siapa kadernya yang berhasil menduduki kursi di DPRD Jakarta dan kemudian dipercaya menjadi pimpinan dewan.
Jika merujuk Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, pimpinan lembaga legislatif akan diduduki oleh mereka yang meraih suara terbanyak atau pemenang pemilu.
Dalam Pasal 327 Ayat (1) UU tersebut disebutkan bahwa pimpinan DPRD provinsi terdiri atas satu ketua dan empat wakil ketua untuk DPRD provinsi yang beranggotakan 85-100 orang.
DPRD Jakarta masuk dalam kategori ini karena jumlah kursinya mencapai 106 kursi. Dalam pasal yang sama juga disebutkan bahwa pimpinan yang dimaksud berasal dari partai politik berdasarkan urutan perolehan kursi terbanyak di DPRD provinsi.
Jika merujuk simulasi yang dilakukan Litbang Kompas, PKS mendapatkan kursi terbanyak, 18 kursi. Dengan demikian, PKS berpeluang besar menduduki kursi Ketua DPRD Jakarta untuk periode 2024-2029.
Selanjutnya, empat partai politik dengan perolehan kursi terbanyak setelah PKS adalah PDI-P (15 kursi), Gerindra (14 kursi), Nasdem (11 kursi), dan Golkar (10 kursi). Empat partai politik ini berpeluang menduduki kursi wakil ketua DPRD.
Peraih 10 kursi sebenarnya tidak hanya Golkar, tetapi juga PKB dan PAN. Namun, berdasarkan aturan dalam UU No 17/2014 di atas, jika ada perolehan kursi yang sama, maka dilihat dari perolehan suara yang diraih partai politik peraih kursi yang sama tersebut.
Jika mengacu penetapan KPU Jakarta pada 9 Maret 2024, Partai Golkar meraih suara lebih besar dibandingkan PKB dan PAN meskipun sama-sama meraih 10 kursi di DPRD Jakarta.
Dari peluang menduduki kursi pimpinan DPRD inilah, kemudian di partai politik masing-masing akan ditentukan siapa yang akan mewakili partai politik untuk menduduki posisi tersebut. Apakah mereka yang petahana ataukah pendatang baru yang menduduki kursi tersebut. Jika mengacu rekam jejak selama ini, keduanya sama-sama berpeluang.
Dalam catatan Litbang Kompas, Ketua DPRD Jakarta saat ini, Prasetyo Edi Marsudi, sudah dua periode berada di lembaga legislatif provinsi tersebut. Pada periode pertamanya (2014-2019), ia berhasil terpilih dan sekaligus dipercaya sebagai Ketua DPRD Jakarta.
Kemudian, pada Pemilu 2019, Prasetyo kembali terpilih dan dipercaya memimpin sebagai Ketua DPRD Jakarta untuk periode keduanya (2019-2024). Pada Pemilu 2024 ini, Prasetyo tidak lagi mencalonkan diri di DPRD Jakarta, tetapi di tingkat DPR.
Jika merujuk pengalaman ini, siapa wakil rakyat yang terpilih dan masuk di DPRD Jakarta periode 2024-2029 sama-sama berpeluang mewakili partai politiknya untuk menduduki kursi pimpinan. Baik mereka yang sudah berpengalaman di lembaga legislatif sebagai petahana maupun sang pendatang baru yang hampir separuh jumlahnya akan meramaikan komposisi DPRD Jakarta lima tahun ke depan. (LITBANG KOMPAS)