Ngabuburit merupakan salah satu ragam tradisi yang sangat dinantikan masyarakat pada sore hari jelang berbuka puasa.
Oleh
DEBORA LAKSMI INDRASWARI
·4 menit baca
Ramadhan merupakan bulan suci umat Muslim untuk menjalankan ibadah puasa selama kurang lebih sebulan. Selain identik dengan aktivitas keagamaan, Ramadhan juga lekat dengan sejumlah tradisi budaya masyarakat yang salah satunya terkait dengan kegiatan berbuka puasa. Ngabuburit merupakan salah satu ragam tradisi yang sangat dinantikan masyarakat pada sore hari jelang berbuka.
Tradisi khas bulan puasa tersebut saat ini menjadi budaya yang jamak diketahui atau dilakukan masyarakat secara luas. Memang, ibadah berpuasa hanya dijalankan oleh umat Muslim, tetapi kebiasaan ngabuburit menunggu waktu berbuka puasa itu kini juga diikuti masyarakat lainnya.
Istilah ngabuburit berasal dari bahasa Sunda, yaitu burit yang berarti ”sore”. Jadi, ngabuburit kurang lebih menggambarkan momen kegiatan di sore hari di bulan Ramadhan. Berbagai tradisi khas turun-temurun dilakukan oleh masyarakat untuk mengisi waktu sembari menunggu waktu berbuka puasa. Di Bandung pada masa kolonial, ngabuburit di isi dengan berbagai kegiatan. Menurut buku Ramadhan di Priangan (Tempo Doeloe) dalam Kompas (1/10/2007), warga Bandung mengisi sore hari di bulan Ramadhan dengan mandi, menangkap ikan, dan memancing belut di Sungai Cikapundung. Ada pula yang menonton sepak bola di Lapangan Javastraat (Jalan Jawa), bermain di taman Jubileum Park (Taman Sari), Insulinde Park (Taman Lalu Lintas), dan Molukken Park (Taman Maluku). Tidak hanya itu, warga juga menunggu waktu buka puasa dengan naik perahu di beberapa situ yang ada di Bandung.
Kemeriahan ngabuburit di Bandung kala itu tidak jauh berbeda dengan saat ini meski kegiatan yang dilakukan lebih kekinian dan modern. Banyak taman-taman dan tempat hiburan publik menjadi tujuan warga ”Kota Kembang” itu untuk ngabuburit. Salah satunya Alun-alun Bandung yang selalu ramai dikunjungi warga untuk bermain bersama keluarga ataupun sekadar duduk santai menanti waktu azan maghrib. Tak luput pula mereka mencari jajanan takjil yang dijual di sekitar alun-alun untuk berbuka puasa.
Tradisi ngabuburit lainnya yang juga sangat meriah dapat dijumpai di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Kegiatan bermain meriam bambu yang sudah dilakukan sejak dahulu kala masih kerap dilakukan saat ngabuburit. Biasanya anak-anak dan juga orang dewasa meledakkan meriam dari bambu yang sudah diisi dengan senyawa kimia peledak di area persawahan yang lapang. Kegiatan ini dilakukan sekaligus untuk melestarikan permainan tradisional agar tidak kalah dari gim modern.
Selain kegiatan permainan dan hiburan, masyarakat Indonesia juga mengisi waktu luang menuju berbuka puasa dengan kegiatan religi. Di Lamongan, Jawa Timur, masyarakat biasa melakukan tradisi Kumbohan. Kumbohan berasal dari kata kumbu yang berarti ”mengumpulkan”. Sesuai dengan arti katanya, masyarakat Lamongan biasanya berkumpul bersama untuk membaca Al-Quran, berzikir, dan berdoa bersama. Setelah itu, mereka juga berbagi makanan dan minuman untuk berbuka puasa bersama-sama.
Tidak hanya di Lamongan, kegiatan keagamaan yang sudah menjadi tradisi juga dilakukan warga di Kecamatan Binuang, Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Warga di sana biasa berzikir menggunakan tasbih raksasa berusia 400 tahun yang merupakan peninggalan tokoh penyebar Islam, Syekh Abdul Kadir dari Kerajaan Binuang. Tasbih tersebut memiliki 3.300 biji yang dirangkai sepanjang 38 meter.
Ngabuburit daring
Seiring dengan perkembangan teknologi, tradisi ngabuburit juga bertransformasi. Kegiatan mengunjungi alun-alun atau taman-taman kota, mencari jajanan takjil, hingga berkumpul bersama kerabat memang masih kerap dilakukan. Hanya saja, kini teknologi internet juga menyediakan lebih banyak pilihan kegiatan untuk menunggu waktu berbuka puasa secara daring.
Saat televisi menjadi media untuk menyiarkan hiburan utama bagi masyarakat Indonesia, tontonan jelang berbuka puasa sangat semarak. Bagi penonton setia televisi, acara-acara itu menemani mereka selama ngabuburit. Hingga saat ini pun, acara itu masih mewarnai berbagai saluran televisi di Indonesia. Namun, acara tontonan saat ngabuburit ini tidak hanya terbatas di layar televisi, kini acara hiburan ngabuburit juga merambah ke media berbasis internet, seperti Youtube ataupun aplikasi video on demand. Saluran Youtube saat ini juga diisi oleh siaran langsung acara-acara talkshow, humor, ataupun gim oleh sejumlah pesohor Nusantara.
Tidak heran jika banyak masyarakat memilih untuk menghabiskan waktu jelang berbuka puasa dengan menonton televisi dan tontonan di media berbasis internet. Menurut survei yang dilakukan Telkom Indonesia pada Ramadhan 2023, kegiatan itu menjadi aktivitas kedua yang paling banyak dilakukan responden saat ngabuburit setelah menyiapkan makanan berbuka puasa. Setidaknya ada 36 persen responden yang biasa menonton televisi atau tontonan berbasis internet di rumah.
Fenomena itu sejalan dengan hasil survei Snapchart yang menyatakan bahwa waktu sore hari merupakan puncak keramaian aktivitas daring selama Ramadhan. Sebanyak 23 responden biasanya aktif mengakses media sosial, e-commerce, serta situs internet lainnya pada sore hari pukul 16.00-18.00.
Ada sejumlah faktor yang mendorong tingginya aktivitas online masyarakat jelang sore hari itu. Salah satunya adalah masifnya penawaran-penawaran spesial dari toko daring atau situs belanja e-commerce. Ngabuburit dibidik menjadi momen untuk meraup keuntungan dari pengguna internet yang menghabiskan waktunya dengan berbelanja di situs atau platform daring. Oleh karena itu, berbagai program diskon spesial, flash sale, hingga program gratisan diluncurkan dengan tagline ngabuburit untuk menarik perhatian pengguna internet.
Salah satu contohnya terlihat dari tingginya penonton live shopping di platform belanja daring Tokopedia Play. Selama Ramadhan hingga Lebaran 2023 tahun lalu, ngabuburit menjadi waktu paling banyak digunakan masyarakat untuk mengakses kanal streaming Tokopedia Play. Tidak hanya berbelanja barang, masyarakat juga banyak memanfaatkan platform pemesanan makanan secara daring saat ngabuburit. Menurut data Grab, 39 persen konsumen telah berencana untuk memesan makanan buka puasa mulai dari pukul 12.00-17.00.
Beragam aktivitas daring tersebut menambah kemeriahan ngabuburit selama Ramadhan. Meskipun aktivitas daring sedikit bergeser dari tradisi ngabuburit sebelumnya, esensinya tetap sama, yakni menunggu waktu berbuka puasa dengan mengisi sejumlah kegiatan. Dalam zaman yang semakin modern, aktivitas daring ini menjadi alternatif pilihan kegiatan tanpa mengurangi makna semaraknya ngabuburit yang telah berlangsung selama ini. (LITBANG KOMPAS)